TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Minggu, 13 September 2015

JANJIMU SEPERTI FAJAR (story behind the song)

JANJIMU SEPERTI FAJAR (story behind the song)

Janjimu s perti fajar pagi hari... Yang tiada pernah terlambat bersinar... CintaMu s perti sungai yang mengalir... Dan kutahu betapa dalam kasihMu... Saya tinggal di Malang bersama dengan istri dan 2 anak saya yang perempuan 6 tahun dan yang laki-laki 4 tahun. Saya berpacaran dengan istri saya sejak duduk dibangku SMA. Pada masa kita masih pacaran hubungan kita ditentang oleh keluarga istri saya. Tetapi kita tetap berpacaran sampai akhirnya kita mendapat restu untuk menikah. Tanpa saya sadari ternyata saya menyimpau kepahitan dari akibat hubungan kami yang dulunya ditentang. Dan kepahitan itu saya simpan dan pupuk dan saya bawa dipernikahan sampai menyebabkan hubungan saya dengan istri menjadi kurang harmonis di tahun-tahun awal pernikahan kami. Kemudian masuklah pihak ketiga yang semakin memperkeruh keadaan rumah tangga kami. Rasa cinta terhadap istri sudah tidak ada lagi, yang ada adalah kebencian yang menumpuk. Saya selalu menyakiti hati istri saya, walaupun istri saya tidak membalas tetapi saya semakin menyakitinya. Saya tidak memperdulikan anak saya, yang dilakukan istri saya hanya berdoa dan berpuasa, bahkan saat ia mengandung anak kami yang ke 2, ia berpuasa untuk saya. Istri saya menutupi segala keadaan yang terjadi dalam rumah tangga kami dari keluarganya. Ia berpegang pada firman Tuhan di Amsal 21:1 : "jika hati raja-raja ada didalam genggaman tangan Tuhan, apalagi hati seorang Afen". Tetapi saya tetap tidak memperdulikannya sampai pada akhirnya saya menyuruh istri saya untuk pergi dan saya antarkan istri dan anak saya pulang ke rumah orang tua istri saya. Dan orang tua istri saya pun menerima mereka dan juga menghendaki perceraian. Saat itu istri saya berkata kepada saya, ini bukan akhir dari segalanya. Setelah saya meninggalkan istri dan anak saya, saya berpikir saya akan menjalani hidup saya yang baru. Tetapi pada suatu malam pada saat saya sendiri Tuhan mengingatkan saya pada anak saya yang pertama, saya tiba-tiba merasakan rindu dan kangen sekali pada anak saya itu. Waktu itu anak saya masih berusia 1,5 tahun. Hati saya hancur dan saya menangis. Saya berkata kepada Tuhan: "Tuhan apakah akhir dari hidupku akan seperti ini. Saya yang dari dulu (SMP) sudah melayani Tuhan sebagi pemain musik tetapi apakah rumah tanggaku akan berakhir dengan perceraian? Tiba-tiba Tuham memberikan melodi kepada saya lagu: "JanjiMu Seperti Fajar", dimana rencana saya lagu ini akan saya simpan untuk saya pribadi. Tetapi pada saat pendeta saya mau rekaman, pendeta saya kekurangan 1 lagu dan ia bertanya kepada saya, apa saya mempunyai lagu. Dan singkat cerita Tuhan memulihkan keluarga saya. Istri, dan anak-anak saya juga sudah kembali bersatu dengan saya. Bahkan anak ke 2 saya yang dulu saya tolak dan lahir secara premature tanpa saya dampingi juga lahir dalam keadaan normal dan sehat. Dan setelah keluarga kembali bersatu, saya juga baru mengetahui bahwa pada saat keluarga saya berantakan setiap hari istri saya menuliskan kata-kata iman di sebuah buku. Di dalam tulisannya tersebut istri saya mengatakan: "Suamiku Afen pasti dikembalikan Tuhan padaku, keadaan ini adalah baik bagiku, suamiku Afen adalah suami yang takut akan Tuhan, suamiku Afen adalah suami yang mengasihiku, semua ini mendatangkan kebaikan bagiku karena Tuhan pembelaku ada di pihakku" Dan sekarang saya benar-benar merasakan pemulihan yang Tuhan kerjakan di dalam hidupku, bahkan saya juga tidak menyangka bahwa lagu JanjiMu Seperti Fajar menjadi lagu terbaik Indonesian Gospel Music Award 2006, menjadi theme songs sebuah sinetron dengan judul yang sama, dan Tuhan memelihara hidup kami sekeluarga juga melalui lagu tersebut. Terima kasih Tuhan Yesus Memberkati. (from Afen Hardianto).