DIGARAMI
Keluaran 30:35 Dan hendaklah engkau membuatnya menjadi suatu DUPA (TL, NKJ, TB: ukupan, KJ: wangi-wangian), suatu perbuatan menurut keahlian ukang rempah-rempah, dicampur bersama-sama, (ASV: dibumbui dengan garam, NIV, NKJ: digarami), murni dan suci (TP).
Dibumbui dengan garam atau digarami, supaya tercampur lebih baik dan terbakar lebih sempurna (garam sendiri tidak ada baunya!)
Jadi rempah-rempah pedupaan ini perlu diberi garam.
(Persembahan-persembahan di Mezbah Korban Bakaran juga diberi garam, misalnya: Im 2:13a. Tetapi dalam korban-korban ini, pengertian "digarami"nya lain; itu berkaitan/ sesuai dengan korban-korban di Mezbah Korban Bakaran ini).
Apa artinya "digarami" ini?
Ini berarti mengalami ujian.
Markus 9:49 Karena setiap orang akan digarami dengan api.
1Petrus 4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan (api ujian) yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
Setiap orang yang beriman pasti akan mengalami ujian-ujian untuk latihan, pengolahan dan pertumbuhan imannya sehingga makin meningkat, makin indah dan makin mulia di hadapan Tuhan. Ujian ini justru berfaedah untuk orang-orang yang tumbuh dalam kesucian, seperti orang-orang yang berdoa di Mezbah Dupa ini. Makin disucikan Tuhan supaya makin lebat berbuah-buah bagi Tuhan (Yoh 15:2).
Mengapa rempah-rempah ini dicampur dengan garam?
Rempah-rempah itu:
1. Getah mur - kata-kata yang harum di hadapan Tuhan waktu ia menderita karena Kristus.
2. Lawang - kata-kata syukur.
3. Rasamala - kata-kata iman.
4. Kemenyan - doa dalam Roh dan Kebenaran.
Semua ini dicampur dengan garam.
Api ujian untuk apa?
Api ujian itu membuat doa orang-orang suci itu makin bermutu, bukan sekedar ucapan bibir belaka. Misalnya dalam doa bersama, si A dan si B sama-sama menyembah kepada Tuhan dengan kata-kata (rempah-rempah pedupaan) yang sama, tetapi nilainya di hadapan Tuhan tidak sama.
Si A berdoa dengan baik, tidak ada apa-apa, orang ini penuh dengan kata-kata penyembahan kepada Tuhan.
Si B sedang mengalami kesukaran dan banyak penderitaan, ia tidak bersalah, meskipun demikian ia terus berdoa dan menyembah Tuhan sengan sungguh-sungguh.
(Sepintas lalu doa si A dan si B sama, tetapi sebenarnya berbeda. Si B mengalami ujian, si A tidak. Doa si B itu sudah teruji, sebab si A belum).
Sebab itu kita melihat disini doa penyembahan si B itu lebih tinggi nilainya dari pada si A, sebab si A belum teruji.
Rempah-rempah pedupaan si B itu digarami dengan api, sebab si B dimasukkan di dalam ujian.
Di sini nampak jelas bagaimana garam (api ujian) ini membuat rempah-rempah ini terbakar lebih baik, lebih harum, lebih bermutu di hadapan Allah. Begitulah garam ini mengalami seluruh rempah-rempah pedupaan ini seingga pembakarannya dan bau yang keluar menjadi lebih harum!
Tentu kuasa dari pedupaan yang sedemikian ini juga lebih nyata dan lebih besar. Lihatlah bagaimana Paul dan Silas menyembah Tuhan dalam penjara Pilipi sambil digarami dengan api.
Kisah 16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.
Asap dupa penyembahan mereka naik kepada Tuhan dan hasilnya luar biasa!
Kuasa yang besar timbul dari penyembahan yang digarami dengan api ini, sehingga malam itu juga Paulus dan Silas lepas dari penjara, seluruh keluarga kepala penjara bertobat dan banyak orang-orang lain ikut bertobat!
Ini keindahannya kalau digarami dengan api. Sebab itu jangan kecil hati kalau ibadat kita digarami dengan api. Jangan bodoh dan buta.
Ini justru untuk meningkatkan mutu dan tingkat penyembahan kita.
Orang yang bodoh lalu bersungut-sungut, misalnya ia berkata "sudah hidup suci, malah mendapat kesukaran!" Orang seperti ini akan gagal dalam ujian, hidupnya menjadi pahit, idak ada pertolongan Tuhan dan imannya rusak. Orang bodoh binasa karena kebodohannya (Hos 4:6). Jangan bodoh seperti ini. Ini tertipu oleh setan sehingga bersungut-sungut.
Justru Tuhan izinkan api datang menyala-nyala di dalam hidup kita supaya kita makin murni dan makin meningkat di dalam doa penyembahan kita. Bukan hanya dengan bibir mulut kita menyembah Allah, tetapi dengan segenap hati kita menyembah Allah. Dan ini terbukti ketika api ujian itu menyala dalam hidup kita. Orang-orang yang mengerti justru bersukacita waktu digarami dengan api (Kis 5:41). Bahkan ada yang tidak mau lepas dari api, supaya pembakaran rempah-rempah pedupaannya makin sempurna (Ibr 11:35).
Jadi api ujian ini (kalau kita tahan) menyempurnakan doa penyembahan kita kepada Tuhan, sehingga makin meningkat dan makin bermutu.
Akhir dari segala ujian (api) ini ialah baptisan api.
Matius 3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasutNya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Semua orang yang masuk dalam kesempurnaan harus melewati baptisan api ini.
Golgota adalah baptisan api bagi Anak Manusia dan di sini Ia lulus. Ia setia sampai mati dan sempurnalah pekerjaanNya (Pil 2:8). Baptisan api ini seperti tirai yang pecah waktu Anak Manusia lulus (Mat 27:51).
Kalau sudah sampai saatnya, orang-orang suci yang terus tumbuh juga akan masuk baptisan api dan sesudah itu menjadi sempurna, langsung naik ke tahta Allah, sempurna seperti Kristus. (dalam rencana Allah juga ada baptisan api secara masaal (bersama-sama) yaitu di dalam masa pencucian Gereja (dalam bagian I dari minggu ke 70 Daniel, 1Pet 4:17) dan waktu itu akan ada banyak orang yang menjadi sempurna. Orang-orang yang masuk baptisan api ini, sekalipun mengalami sengsara seolah-olah akan mati, mulutnya penuh dengan doa dan kata-kata yang harum seperti Tuhan Yesus di atas kayu salib).
Sebaliknya orang yang sempurna dalam dosa, sekalipun ditolong atau dihukum luar biasa, tetap tidak mau bertobat, tetap bersungut-sungut dan menghojat Allah (Wah 9:20-21; Wah 16:9,11,21). Bersungut-sungut dan menghojat Allah itulah "dupa" bagi setan, persembahan setan.
Blessing Family Centre
0 komentar:
Posting Komentar