TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Selasa, 03 Juli 2012

PELITA YANG DIPADAMKAN

Fatsal XIII

PELITA YANG DIPADAMKAN

Keluaran 27:20-21 Haruslah kauperintahkan kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang murni untuk lampu (pelita), supaya orang dapat memasang lampu (pelita) agar tetap menyala. Di dalam Kemah Pertemuan di depan tabir (tirai) yang menutupi tabut hukum, haruslah Harun dan anak-anaknya mengaturnya (menyalakannya) dari petang sampai pagi di hadapan Tuhan. Itulah suatu ketetapan yang berlaku untuk selama-lamanya bagi orang Israel turun-temurun (lihat juga Imamat 24:2-3).

Pelita ini dinyalakan dari petang sampai pagi hari, sepanjang malam. Biasanya imam yang bertugas, masuk Ruangan Suci sehari dua kali, pagi dan petang. Pada waktu petang hari pelita tersebut dinyalakan oleh imam, supaya menyal terus sepanjang malam, dan pada pagi hari pelita itu dipadamkan. Setiap kali, imam masuk ke dalam Ruangan Suci, ia juga membakar dupa di atas Mezbah dupa.
Kita ini pelita-pelita Tuhan, dan kita harus menjadi pelita yang selalu menyala bagi Tuhan.

A. BILAKAH PELITA KITA DIPADAMKAN?

Jatah umur setiap orang tidaklah sama. Juga masa menyala semua orang tidak sama panjangnya.

1. Ada yang menyala sampai nafas terakhir.
Hamba-hamba Allah yang setia, akan tetap bersinar dan berbuah-buah sampai saat terakhir di atas bumi. Itu amat indah (Maz 92:15). Menyala sampai mati, sebab memang jatah waktunya sudah habis (kecuali bunuh diri, ini dosa rangkap 5, langsung masuk neraka!).
Orang yang sempurna sekalipun belum mati, ia berubah dalam sekejap, naik ke tahta Allah. Ia terus menyala buat Tuhan, tetapi sekarang dengan cara yang lain, yaitu dengan cara pelayanan orang sempurna, seperti pelayanan Tuhan Yesus sesudah kebangkitan (Kis 1:3).

2. Ada yang masih hidup, tetapi pelitanya sudah padam, ini biasanya karena dosa atau percintaannya. Sebab orang yang bersinar dengan tulus dan suci akan penuh dengan sukacita. Jalan dengan Allah itu amat indah. Orang seperti ini tidak ingin berhenti bersinar bagi Tuhan. Tetapi kalau orang itu sudah kena tipu setan, kena tipu daya dosa sehingga ia ingin berbuat dosa (sudah dosa!) atau ada percintaan dosa, maka ia ingin berhenti bersinar sebab ingin melazatkan daging. Celaka!
Wai, kalau ia tidak bertobat, pelitanya akan padam terus. Kalau sampai mati atau sampai Tuhan datang pelitanya tetap padam, maka ia akan ditolak ke luar dari Surga seperti 5 anak dara yang padam pelitanya (Mat 25:11-13).

3. "Pensiun?"
Ada orang yang merasa dirinya sudah cukup lama bersinar bagi Tuhan, mungkin sudah beberapa puluh tahun, lalu sekarang ingin pensiun. Bagaimana?
Hamba-hamba Allah tidak ada yang pensiun.
Sampai rambut putih, tetap bersinar, tetap berbuah-buah (Anak manusia sendiri juga tidak pensiun. Sesudah mati dan bangkit, terus melayani, bahkan sesudah kenaikan ke Surga, Ia terus melayani kita dari sebelah kanan Allah Bapa (Rom 8:34 1Yoh 2:1).
Jabatan-jabatan Gerejani boleh digantikan oleh orang-orang yang lebih muda, tetapi sebagai hamba Allah, ia tetap bersinar sampai nafas terakhir. Jangan tertipu alasan pensiun. Pensiun itu istilah dan cara-cara duniawi. Seorang hamba Allah sepatutnya bersinar terus pelitanya sampai mati.
Ingin pensiun (atau lebih terus terang: berhenti!) dari pelayanan adalah tanda-tanda rohani yang berbahaya sebab:

a. Orang yang cinta Tuhan tetap ingin hidup suci, taat dipimpin Roh, terus memperkenankan Tuhan dan ini berarti bersinar terus. Tidak mau bersinar lagi itu mungkin karena simpan dosa atau ada percintaan perkara-perkara duniawi.

Ada seorang yang menjabat sebagai tua-tua sidang sudah 35 tahun terus menerus. Ia merasa sudah cukup lalu mengundurkan diri. Tetapi sebetulnya ia berhenti itu karena ia kena ikatan Video dan makin lama menjadi makin duniawi. Ia kena tipu setan dan undur.

Jangan sampai tertipu oleh iblis sehingga mati dalam dosa lalu binasa untuk kekal.

b. Pensiun atau menganggur itu berbahaya.
Orang yang menganggur mudah dibujuk setan sehingga dosa dan keduniawian masuk dan pelitanya padam. Selagi tentaranya berperang mati-matian, Daud nganggur, berjalan-jalan di atas atap rumahnya dan setan menerpa hamba Allah yang baik ini tetapi nganggur. Daud kena, pelitanya padam, bahkan menjadi begitu gelap (2Sam 11:2). Jangan ingin atau merencanakan berlibur dari bersinar, itu amat berbahaya, apalagi memadamkannya sendiri, tetapi hiduplah bagi Tuhan dan mati itu untung (Pil 1:21).

B. APA YANG TERJADI WAKTU PELITA PADAM?

1. Padam pada waktu mati atau kedatangan Tuhan, itu sangat indah. Salib akan digantikan mahkota yang mulia dan kekal.

Roma 8:17-18 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

Untuk bersinar bagi Tuhan itu memerlukan banyak pengorbanan. Orang yang mau menjadi berkat (menjadi pelita yang bersinar) itu harus mau korban. Tanpa korban, tidak ada sinar yang keluar dari pelita kita. Semua pengorbanan karena Kristus (bukan karena ambisi, puji atau maksud-maksud tersembunyi lainnya), semuanya akan berubah menjadi kemuliaan yang abadi!

2Korintus 4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan yang kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

Bahkan kita sudah merasakan hal ini sejak di dunia.

1Petrus 4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh Kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

Kalau seorang menderita karena Kristus, itu sakit. Tetapi kalau ia mengambil keputusan bahwa ia mau menanggung derita itu untuk Kristus, maka Rohkudus mengurapinya dengan khusus, yaitu Roh kemuliaan diam di atasnya (lihat terj. KJV). Dan ini membuat orang itu merasakan sukacita yang indah di dalam hatinya.
Sebab itu orang-orang beriman yang mengerti hal itu, sama sekali tidak keberatan menderita sengsara dan "rugi" karena Kristus, bahkan bersukacita (Mat 5:9-11) dan melompat kegirangan (Luk 6:23).

Misalnya waktu Petrus dan Yohanes ditangkap dan dianiaya karena Kristus, mereka bersedia dan rela menderita karena Kristus. Sebab itu waktu mereka dipukul, mereka mau mengalami penderitaan itu, maka Roh kemuliaan turun ke atas mereka sehingga mereka bersukacita! Heran, orang-orang tidak mengerti mengapa mereka dapat bersukacita, padahal mereka dipermalukan dan dianiaya. Ini disebabkan karena oh kemuliaan turun ke atasnya sehingga mereka bersukacita.

Kisah 5:41 Rasul-rasul itu meninggalkan sidang mahkamah agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.

Juga pada waktu Paulus dan Silas ditangkap, dipermalukan, dianiaya dan dipasung seperti penjahat kelas berat, padahal mereka justru melakukan kehendak Allah. Tetapi mereka mau menderita karena Tuhan, sehingga mereka bersukacita, sebab Roh kemuliaan turun ke atasnya. Mereka menyanyi-nyanyi memuji nama Tuhan. Orang-orang yang melihatnya menjadi heran, tidak mengerti.

Kisah 16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.

Mengapa orang-orang ini bersukacita? Sebab Roh kemulian turun ke atasnya, sehingga mereka merasa sukacita, dan Rohkudus mencelikkan mata hatinya sehingga mereka dapat mengerti dengan jelas bahwa semua aniaya ini akan berubah menjadi kemuliaan yang abadi di dalam kerajaan Surga. Betapa indah!
Semua derita karena Kristus akan menjadi mahkota kemuliaan. Segala yang sudah kita buat bagi Tuhan itu akan mengikut menyertai kita sebagai pahala dan kemuliaan untuk kekal (Wah 14:13; 22:12).
Di surga sudah tidak ada salib lagi. Di Surga sudah tidak ada lagi orang yang menghina, menela, mencuri, merugikan, menyakiti hati, dsb.nya. Di Surga tidak ada sengsara Salib, hanya di dunia, sebab itu kita tidak dapat menambahi lagi ukuran kemuliaan kita di Sana.
Oleh karena itulah kita bersedia, rela dan bersukacita menderita karena Tuhan selagi hidup di dunia ini. Orang yang bersungut-sungut karena sengsara Kristus itu buta, tidak mengerti, bodoh dan tertipu oleh iblis. Salib Kristus itu sungguh-sungguh mulia untuk abadi.

2. Padam karena dipadamkan sendiri, ngeri, gelap sekali!

Kalu pelita dipadamkan sendiri, akan terjadi macam-macam celaka, yaitu:

a. Akan menjadi sangat gelap. Setan akan masuk dan dosa akan berkelimpahan.

Matius 6:23b Sebab itu, jikalau terang yang di dalam dirimu menjadi gelap alangkah besarnya gelap itu! (TL)

Ia berhenti bersinar sebab hatinya penuh dengan dosa dan percintaannya. Sebab itu sesudah padam pelitanya, ia akan melazatkan dagingnya, tumbuh dengan cepat dalam dosa-dosa dan kenajisannya sehingga bergelimpangan dengan dosa dan gelap sekali.
Ini seperti anak terhilang, berhenti bersinar dan pergi menuruti nafsunya, hidupnya jadi kotor sekali.

b. Hidup jadi sia-sia, tidak berarti.

Seperti Nuh, sesudah sukses yang sangat besar lalu kena tipu manisnya air anggur, sehingga ia mau melazatkan diri dalam anggur. Ia khusus menjadi peladang untuk menghasilkan air anggur (kesukaan duniawi). Akibatnya ia mabuk dan menjadi telanjang.

Kejadian 9:20-21 Arakian, maka Nuh mulai menjadi seorang peladang, ditanamnyalah pokok anggur satu kebun.
Maka diminum oleh Nuh air anggur itu, lalu iapun mabuklah, maka berbaringlah ia dengan telanjang di tengah-tengah kemahnya (TL).

Sebab itu hidup Nuh menjadi rusak. Sebetulnya ia dapat menjadi sempurna seperti Henokh, tetapi karena suka bahkan mabuk dalam anggur (= kesukaan duniawi), pelitanya padam dan hidupnya menjadi sia-sia.
Dalam 350 tahun sesudah air bah Nuh tidak mempunyai pengalaman apa-apa, apalagi yang indah-indah dengan Allah. Padahal tingkat hidup Nuh sudah begitu tinggi, begitu dekat dengan Allah.
Henokh dalam waktu 300 tahun saja sudah dapat menjadi sempurna. Sebetulnya kalau Nuh terus hidup dengan Allah, mungkin 100 tahun lagi ia sudah menjadi sempurna seperti henokh. Sayang Nuh tertipu oleh anggur sampai mabuk dan meninggalkan cara hidup berjalan dengan Allah.
Hidup Nuh menjadi sia-sia sebab ia mabuk anggur.

Jangan mengejar perkara-perkara dunia yang fana, sebab mau menuruti daging, mau main-main dalam dosa dan keduniawian. Orang seperti ini tidak lagi mau melayani Tuhan, tidak lagi mau pikul salib, pelitanya akan padam dan hidupnya menjadi sia-sia!
Jangan sampai tertipu oleh iblis! Orang yang mau mengicip-icip kesukaan daging, tidak mau bersinar lagi dan pelitanya menjadi padam.

Lukas 5:39 Maka tiada seorangpun yang minum air anggur lama, ingin akan air anggur yang baharu, karena katanya: "Yang lama itulah sedap rasanya" (TL).

c. Semua pahalanya lenyap dan binasa.

Kalau orang ini padam pelitanya, lalu undur dan murtad, maka bukan saja hidupnya menjadi sia-sia dan hina, tetapi juga semua yang sudah dilakukannya dahulu itu hilang dengan sia-sia dan ia binasa di dalam dosanya (kalau tidak bertobat).

Yehezkiel 33:13 Jikalau FirmanKu kepada orang yang banar, bahwa dengan sesungguhnya ia akan hidup, dan ditaruhnya harapnya pada kebenarannya, lalu dibuatnya mana yang tidak betul, maka segala kebenaran tiada akan diingat, melainkan iapun akan mati juga di dalam kejahatan yang dibuatnya (TL).

Betul-betul sia-sia.

Galatia 3:3-4 Adakah kamu sebegitu bodoh? Sedang kamu sudah mulai dengan Roh, sekarang kamu hendak menyudahkan atas peri duniawi? (TB: daging) Sia-siakah kamu menanggung hal yang sekian banyak itu? Jikalau sungguh, ia itu menjadi sia-sia (TL).

Orang yang masuk neraka tidak mempunyai pahala sama sekali. Sekalipun dahulu ia sudah menabung banyak pahala, itu semua lenyap dengan sia-sia. Sangat ngeri dan rugi kekal. Bertahan sampai keakhir, jangan sampai pelitanya padam, itu rugi, hilang semua pahalanya dan binasa.
Jangan berhenti bersinar, jangan dipadamkan sendiri. Bertahanlah sampai Tuhan sendiri yang memadamkan pelita kita (= dipanggil pulang).
Jangan seperti Elia yang minta mati (= minta dipadamkan) pelitanya. Coba kalau Tuhan mengabulkan doa Elia dan ia mati, ia rugi besar. Elia tidak akan mengalami perkara-perkara besar dengan Allah. Bahkan tidak akan mengalami menjadi sempurna. (Kadang-kadang Tuhan tidak mau mengabulkan doa kita seperti disini, sebab itu merugikan kita sendiri!).
Apalagi andaikata Elia putus asa dan bunuh diri, langsung masuk neraka kekal, betul-betul rugi besar dan kekal.

Bunuh diri itu melawan rencana dan kehendak Allah, melawan waktu Allah, merusakkan bait Allah, membunuh, tidak bertobat, dosa rangkap 5, langsung masuk neraka. Jangan tertipu oleh logika setan. Bagaimanapun juga orang bunuh diri akan masuk neraka (bacalah buku kecil tentang bunuh diri).
Jangan memadamkan pelita kita sendiri, sabar, dan harap kekuatan dari Tuhan.

C. SETIA BERSINAR SAMPAI KE AKHIR

Wahyu 2:10c Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Bagaimana kita dapat setia bersinar sampai akhir?

Selama kita lekat di dalam Kristus (Yoh 15:1-8) maka kita akan bersinar terus. Lekat dengan Kristus berarti daging mati, sehingga Roh kita hidup dengan Roh Kudus (Roma 8:13-14), tumbuh dalam kesucian, tekun dalam Firman Tuhan, doa, pelayanan dan persekutuan. Ini membuat hidup menjadi segar dan penuh sukacita senantiasa, ini menjadi kekuatan kita.

Nehemia 8:11c Sebab itu janganlah kamu berdukacita karena kesukaan yang daripada Tuhan itulah kekuatanmu! (TL).

Cari dan nikmatilah selalu air anggur baru dari Firman Tuhan dan Rohkudus, dalam persekutuan dan pelayanan pekerjaan Tuhan yang suci.
Tinggallah teus di dalam kesukaan Tuhan. Pasti tahan, pasti kuat bahkan dapat tumbuh makin tinggi, suci dan mulia.
Jadi orang yang mau diolah, sehingga dagingnya mati sama sekali, segala keinginan-keinginannya sudah dimatikan, akan mudah bersinar sampai akhir, bahkan dengan sukacita.
Tetapi kalau setiap kali datang percobaan ia masih mau menuruti daging, sehingga selalu jatuh bangun dalam keinginan daging, berat bagi orang ini bertahan terus sampai ke akhir, jangan ada percintaan dosa, itu menjadi celaka dan sebab kejatuhan.
Berdiri benar di hadapan Tuhan. Belajar berjalan dalam Roh seperti Henokh, terus menerus setiap saat setiap hari, maka kita akan kuat, bertahan, bahkan hidup menjadi makin berarti, makin lebat berbuah, makin mulia.
Jangan simpan dosa atau keinginan-keinginannya, itu kelemahan yang mematikan/ menjatuhkan banyak orang-orang beriman bahkan orang-orang rohani yang besar-besar.
Jangan merasa sudah cukup pikul Salib, dan mau berhenti, itu masuk jerat maut setan. Kalau belum mati, belum selesai pikul Salib! Jangan berhenti pikul Salib, jangan berhenti bersinar. Salib diganti mahkota bukan di dunia, tetapi di Surga (sekalipun penuaian segala pengorbanan kita sudah kita alami sebagian di dunia (Gal 6:9)) tetapi mahkota kemuliaan itu di Surga, bukan di bumi. Jangan mencari kemuliaan atau kepujian itu di dunia sekarang, nanti keliru, kita harus memegang Luk 17:10, kita ini hamba yang tak berguna, yang tak berlayak akan segala puji dan kemuliaan, semua itu milik Allah.
Seringkali orang-orang yang sudah "senior", tua, lama bersinar dan sukses, lalu merasa patut ditinggikan, dipuji lebih daripada yang lain. Ini berarti tidak lagi mau memikul salib, (menderita karena kebenaran), tidak mau rendah hati lagi, tidak mau direndahkan karena Kristus tetapi minta ditinggikan bahkan menuntut dipuji. Hati-hati, ini tanda kejatuhan tingkat lanjutan! Memang, orang-orang yang setia dan berbuah-buah itu patut diharagai, tetapi jangan dikultuskan, jangan disanjung dan dipuji, itu kebiasaan yang jahat Ams 27:14/ 29:5. Hanyalah Tuhan yang patut dipuji.
Beberapa orang rohani suka memakai cara-cara duniawi. Dengan menerima penghormatan yang berlebih-lebih, ini kepujian manusiawi, apalagi yang terus menerus, melekat atau dilekatkan kepada dirinya sendiri, ini berbahaya!

Roma 2:29b Maka kepujian orang itu bukannya daripada manusia melainkan daripada Allah (TL).

Orang-orang ini akan direndahkan oleh Tuhan (Mat 13:12). Meskipun Tuhan masih dapat memakai hamba-hambaNya yang suka puji ini, tetapi ini tidak betul, ini mendukakan Tuhan dan akhirnya kalau tidak bertobat, dapat padam pelitanya dan menjadi sangat gelap.

Memang sulit untuk berkenan pada Tuhan dan juga ingin menjadi orang besar, tenar dan populer di dunia.

Lukas 16:15b Karena apa yang nampak tinggi kepada manusia, itulah kebencian kepada Allah (TL).

Kepujian kita itu dari Tuhan, bukan dari manusia! Jangan menuntut hak kesenioran, bahkan menikmatinya. Patutlah Tuhan yang selalu disembah, ditinggikan, dipuji-puji dan dipermuliakan, dan kita ini makin berkurang-kurang!
(Daging sakit sekali kalau tidak dipuji-puji dan ditinggikan!). Tetapi selama kita hidup, kita tetap mau memikul salib, tetap bersinar untuk memuliakan nama Tuhan. Bersinarlah terus bagi Tuhan.

D. SAAT PEMADAMAN

1. Untuk anak-anak Allah.

Jatah waktunya habis. Ini sudah ditentukan (Pengkhot 3:2). Allah yang tahu segala perkara lebih dahulu, Dialah yang mengizinkan dan menentukan kematian itu. Inilah "fajar pagi" untuk orang itu, atau hari kedatangan Tuhan. Mati dan kedatangan Tuhan itu praktis nilainya sama untuk orang yang mati.
Allah menentukan kematian untuk anak-anakNya dengan cinta dan kemaha tahuanNya sebab itu saatnya pasti pada waktu yang paling menguntungkan anak-anakNya.

a. Kalau Allah melihat bahwa orang itu masih dapat berbuah dan terus meningkat, ia tidak akan "memetik" anakNya ini, pasti Tuhan akan menyelamatkan dan memberi hidup dan kuasaNya. Tuhan itu baik! Memang di Surga jauh lebih enak daripada di bumi (Pil 1:23), tetapi kesempatan untuk meningkat, mulia dan berbuah-buah itu hanya ada di dunia. BiasanyaTuhan memanggil pulang anak-anakNya pada saat puncak tertinggi.

b. Kalau Allah melihat bahwa anakNya ini akan merosot, tidak kuat bertahan atau akan jatuh, seringkali Tuhan angkat lebih dahulu. Masih ada lagi beberapa faktor lainnya yang diperhitungkan Allah untuk mengakhiri hidupnya, tetapi pasti hal ini dilakukan dengan cinta, di dalam kemaha-tahuanNya dan kemaha-kuasaNya. Sebab itu segala tindakan Allah pasti dilakukannya untuk menjadi keuntungan bagi anak-anakNya. Sebab itu kalau kita masih hidup, percayalah pada Allah bahwa kita pasti menang dan masih akan berbuat beberapa perkara yang indah dengan Tuhan. Jangan putus asa. Berjalanlah dengan Tuhan dan berbuatlah perkara-perkara yang besar dengan Tuhan (maz 60:14); Tuhan memberikan kita kehidupan ini untuk menang, untuk berbuah-buah dan untuk berbuat perkara-perkara besar dengan Allah.
Kadang-kadang kita dapat menemukan bukti-bukti bagaimana orang-orang beriman, lebih-lebih hamba-hambanya, yang dipanggil Tuhan sebelum kejatuhan atau kehancuran pelayanannya. Tuhan pasti akan berbuat yang terbaik bagi kita, sebab Ia cinta, maha tahu dan maha kuasa. Jangan syak akan tindakanNya. Misalnya:

Hizkia dipanggil pulang, sebelum berbuat banyak perkara-perkara yang bodoh, tetapi menolak (2Raj 20:1-2). Di sini jelas kelihatan bahwa dalam 15 tahun extra yang diminta Hizkia tidak ada perkara-perkara rohani yang indah yang dibuat Hizkia, hanyalah hal-hal jasmani (kolam dan saluran air). Justru Hizkia menjadi kutuk bagi orang Israel, sebab membuka diri bagi utusan-utusan Babil. Salah satu akibat kutuk itu ialah Daniel menjai tawanan dan sida-sida di Babil. Coba Hizkia mau "pulang", ia akan senang di Surga dan tidak menjadi laknat bagi Israel dan turunannya.
Tuhan ahu lebih dahulu semua yang akan terjadi, sebab itu jangan kita menolak dan menyesali hal-hal yang dibuat dan di tentukan oleh Tuhan. Kita perlu mengerti kehendak Tuhan dengan baik dan jelas, sebab itulah yang terbaik!

2. Ukuran untuk orang dunia itu lain!

Orang-orang yang tidak akan mau percaya/ selamat, Tuhan sudah tahu lebih dahulu dan bagi Tuhan, mereka tidak berarti, segala saat dapat disuruh pulang. Biasanya orang-orang ini limpah dengan segala dosa dan kejahatannya. Namun seringkali mereka dibiarkan saja oleh Tuhan (sekalipun mendatangkan bencana pada umatNya) untuk menjadi ujian, percobaan, latihan dan berkat bagi umatNya. Kadang-kadang orang-orang ini mempunyai hubungan keluarga, sehingga Tuhan tidak sembarangan mencabutnya, supaya jangan berakibat buruk (yang tidak diharapkan oleh Allah) bagi anak-anakNya (Mat 13:29).

E. KESIMPULAN :

Orang-orang suci sebagai Pelita Tuhan harus bersinar. Orang beriman yang tidak bersinar, tidak berbuah, akan dikerat (Yoh 15:2), inilah hidup yang sia-sia. Tetapi yang berbuah-buah, bersinar, akan makin dibersihkan dan dipelihara Allah. Pasti hidup seperti ini akan makin lama makin indah dan makin berarti.
Jangan ada dosa, keinginan atau percintaan dosa, mematikan roh, dan menguatkan daging, sehingga tidak mau korban, tidak mau pikul Salib melainkan melazatkan daging (=berhenti bersinar). Ini salah satu sebab terbesar mengapa orang-orang beriman memadamkan pelitanya sendiri.
Buanglah setiap dosa dan bersukacitalah selalu dalam Roh dan FirmanNya di dalam pelayanan pekerjaan Tuhan yang suci, maka kita akan tahan bersinar terus, bahkan dengan gairah dan sukacita.

Kalau sudah sampai waktunya, Tuhan yang akan memadamkan sendiri pelita kita, bukan kita sendiri! Kalau Tuhan yang memadamkan, itu yang paling indah.

Sabar menunggu kedatangan Tuhan, tetapi jangan dengan percintaan duniawi, melainkan dengan sukacita di dalam RohKudus.

Jangan berlibur atau berhenti bersinar. Sekalipun sudah lama bersinar dan tidak mempunyai jabatan dalam Gereja, tetap tetaplah bersinar, penuh RohKudus (penuh minyak persediaan) menjadi berkat bagi semua orang di sekitar kita.
Satu kali semua sengsara karena Kristus akan diganti dengan mahkota yang mulia dan abadi.


Blessing Family Centre

0 komentar:

Posting Komentar