TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Kamis, 31 Mei 2012

TUJUH BUAH PELITA

Fatsal V C

TUJUH BUAH PELITA

Ada tujuh Pelita diatas kakinya.
Mengapa Tuhan menetapkan tujuh Pelita?, mengapa tidak hanya satu atau sepuluh?
Ini adalah gambaran dari apa yang di dalam Surga, yaitu tujuh Pelita yang menyala di hadapan Allah.

Wahyu 4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor (TL.: pelita) menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah.

7 = sempurna
Allah itu sempurna.
Menjadi pelita, menjadi terang, menjadi berkat, ini menceritakan tentang pelayanan di dalam Roh dalam kesucian (emas) itu akan membuat kita tumbuh kepada kesempurnaan. Pelayanan yang tulus itu menyempurnakan!
Untuk mendapatkan hidup rohani yang tumbuh, itu tidak cukup hanya secara pasip dengan menjadi anggota yang setia dari Gereja yang baik yang penuh dengan doa dan pengajaran Firman Tuhan. Tetapi kita harus juga terjun dalam pelayanan pekerjaan Tuhan yang suci, baik di dalam Gereja (sekalipun hanya dalam pelayanan yang sangat kecil) dan di luar Gereja, memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan (masih banyak jiwa-jiwa yang belum kenal Tuhan dan tidak mengakui Allah).

Lukas 9:33 Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.

Jangan hanya tinggal "di gunung" memandang keindahan, kemuliaan Anak Allah, tetapi turunlah sebab di bawah menanti banyak pelayanan. Tuhan menumbuhkan/ menyempurnakan kita bukan di dalam pengasingan sendiri-sendiri dalam gua-gua pertapaan, tetapi Tuhan menyempurnakan kita justru di dalam praktek pelayanan.

MENGAPA DAN BAGAIMANA KITA DAPAT TUMBUH DI DALAM PELAYANAN YANG SUCI?

1. MEMBUANG SEGALA KELEMAHAN.

Di dalam pelayanan kita menghadapi banyak orang dengan berbagai-bagai reaksi. Untuk tindakan yang sama, ada yang memuji, ada yang mencela, ada yang menghina, ada yang mengeritik, ada yang marah, ada yang senang sekali dan sebagainya. Begitu banyak reaksi. Orang-orang mengatakan : "10 kepala, 10 pendapat!" tetapi jangan marah dengan macam-macam reaksi orang. Justru itu baik bagi kita. Itu seperti tempaan pada sepotong emas murni.
Makin banyak tempaan yang datang makin cepat ia diolah menjadi suatu pelita yang indah.
Ada 10 radio di etalase (lemari kaca) sebuah toko, sama-sama indahnya. Tetapi setelah dicoba, maka tidak semua baik, akhirnya hanya satu yang terbaik tanpa cacat.

Begitu juga kalau kita dicoba, dipraktekan dalam pelayanan, maka baru nampak kekurangan dan kelemahan-kelemahan apa yang masih ada pada kita. Pelayanan membuat kita dengan cepat dan jelas melihat kekurangan dan kelemahan-kelemahan kita sendiri. Misalnya tidak sabar, kata-kata kasar, sombong, egois dan sebagainya. Kalau masuk dalam pelayanan, lebih-lebih diantara orang banyak, maka kelemahan-kelemahan ini akan segera menjadi problem dan menimbulkan banyak kesukaran. Jelas sekali nampak kekurangan-kekurangan kita dalam pelayanan.
Kalau ia mau menyangkal diri, mau melepaskan kelemahan-kelemahan yang jelek ini, maka ia akan bebas. Ia pasti berhasil kalau ia sungguh-sungguh mau dan percaya. Kalau orang itu mau disucikan dari perkara-perkara yang rendah/ jelek ini, ia mau meninggalkan kelemahan/ kekurangan-kekurangannya, maka satu persatu dari kelemahan-kelemahan yang tertantang dalam pelayanan ini, dilepaskannya, sehingga ia makin dibersihkan dan makin disucikan, makin tumbuh dan makin indah dihadapan Tuhan.
Jadi dalam pelayanan kekurangan-kekurangan dan kelemahan seorang pelayan Tuhan menjadi makin nyata dan makin jelas, seolah-olah pelayanan itu menjadi kaca pembesar dari kelemahan-kelemahan si pelayan Tuhan.
Contoh misalnya :

Sedikit kekurangan dari mulut pelayan Tuhan sudah menjadi masalah dalam pelayanan, juga sifat-sifat lain yang jelek misalnya mudah tersinggung, iri, suka makan, tamak dan lain-lain.
Tetapi kalau setiap kali ia mau menyangkal dirinya dari segala kelemahan-kelemahannya itu, maka ia akan bebas dari segala kelemahan-kelemahannya dan menjadi bekas yang mulia.

2 Timotius 2:21 Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah (TL.: bejana) untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

Juga dalam pergaulan antar sesama pelayan Tuhan, dalam pelayanan bersama. Biasanya semua kekurangan-kekurangan dan kelemahan satu sama lain itu nampak dengan jelas kalau bergaul rapat dan lama. Kita harus menggunakan kesempatan ini untuk saling menasehati, saling menguatkan, saling menolong sehingga saling disucikan di dalam kasih dan darah Kristus (Mat 7:3; Kol 3:16; 1 Yoh 1:7). Perbaikilah dengan iman dalam terang firman Tuhan dan dengan kuasa Roh Kudus, sehingga dengan demikian semua pihak dapat disucikan dan dapat tumbuh ke arah kesempurnaan. Tetapi kalau orang itu berkeras hati menuruti dosa-dosa atau kelemahannya maka pelayanannya dinajiskan dengan dosa-dosa itu, pelayanannya menjadi lemah, kurang kuasa sebab Tuhan tidak berkenan bahkan pelayanannya itu dapat menarik hukuman Allah ke atas dirinya. Melayani pekerjaan Tuhan yang suci tidak boleh dengan dosa, tidak boleh dengan cara-cara yang najis, itu menarik hukuman Tuhan seperti pada Hofni dan Pinehas anak-anak Imam Eli, atau seperti Nadab dan Abihu anak-anak Imam Harun (Im 10:1-2)
Kalau ada kerinduan untuk tumbuh, maka pelayanan akan membuatnya makin cepat bertumbuh, sebab ia mau disucikan dan makin disucikan dalam pelayanan.
Kalau tidak mau bertobat dalam pelayanan, justru pelayanan akan menghancurkan orang itu, membinasakannya seperti Nadab Abihu dan sebagainya.
(Dalam halaman 253 tentang "Emas yang ditempa", diterangkan lagi mengenai Kelemahan Manusiawi ini).

2. MENANG DALAM PEPERANGAN

Pelayanan itu sebetulnya adalah peperangan melawan setan. Kita tidak hanya melayani orang-orang yang kita hadapi tetapi dengan kuasa Allah kita harus mengalahkan roh-roh setan yang mengikat, mempengaruhi, menipu dan menguasai orang-orang yang kita layani ini.

Efesus 6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, (= manusia),tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Setiap peperangan itu mempunyai kemungkinan menang (ini penuh sukacita dan jarahan) atau kalah (ini penuh celaka, kesedihan dan kerugian dijarah bahkan bisa mati rohani).
Negara yang sedang berperang itu maju dan tumbuh dalam perenjataan. Bahkan peperangan itu melatih negara itu menjadi mahir dalam segala senjata.
Begitu kalau kita bertekun dalam peperangan rohani ini, mau atau tidak mau kita harus mahir dengan senjata Allah, (selalu dekat dengan Tuhan) sebab kita tidak mau kalah! Sekaligus dengan ini rohani kita makin tumbuh dan terlatih serta makin dekat dengan Tuhan.
Sebab itu dalam "peperangan pelayanan" ini kita tidak boleh bermain-main/ sembarangan. Kita harus sungguh-sungguh menghadapinya dan sungguh-sungguh bersandar dan bergantung pada Tuhan. Tentu kita ingin menang, berhasil, merebut jarahan dari si setan. Sebab itu kita perlu banyak berharap pada Tuhan dalam doa, dalam firman Tuhan, dalam kerjasama tubuh Kristus, dalam memperkenankanNya. Ini membuat kita lebih banyak menyerap kuasa Allah dan firman Tuhan, dan akibatnya ini juga makin menyucikan diri kita sendiri sehingga kita makin tumbuh dan makin meningkat.
Tentu kalau kalah perang (karena simpan dosa dan lain-lain) maka keadaan makin pahit dan celaka! Keadaan bukannya tambah maju, tetapi cepat berubah menjadi undur atau bahkan bisa mati rohani.
Sebab itu layanilah pekerjaan Tuhan dengan tulus dan sungguh-sungguh, dengan sepenuhnya bersandar pada Tuhan saja, maka kita juga akan sekaligus bertumbuh di dalamnya.

3. MENINGKAT DALAM PELAYANAN

2 Timotius 2:20-21 adapun di dalam sebuah rumah yang besar bukannya perkakas (bejana) emas dan perak sahaja, melainkan kayu dan tanah juga; maka setengah kepada yang indah, dan setengah kepada yang hina. Sebab itu jikalau barang seorang bersuci diri dari pada yang hina itu, maka ia menjadi suatu berkas (bejana) kepada yang indah itu, yang sudah dikuduskan, berlayak dipa-kai oleh tuannya, dan sedia kepada tiap-tiap pekerjaan yang baik (TL).

Rumah yang besar = Pekerjaan Tuhan yang luas dan suci.
Perkakas (TB: perabot, KJ: bejana) = Hamba-hamba Allah.
Tanah, kayu, perak dan emas menunjukkan bermacam-macam tingkatan mutu dari hamba-hamba Allah.

Alat-alat tanah dan kayu tergolong mutu rendah, MUTU HALAMAN. Sebab di halaman kita melihat tiang-tiang dari kayu di atas tanah, (disamping itu ada tembaga dan sedikit perak juga). Inilah hamba-hamba Tuhan yang melayani dengan kekuatan sendiri, sangat terbatas, sebab itu seringkali jatuh bangun dalam dosa, lemah, putus asa dan tidak kuat. Ini mutu yang rendah, tetapi masih dibutuhkan dalam Gereja.
Alat-alat perak dan emas tergolong mutu yang mulia, mutu RUANGAN SUCI. Dalam ruangan suci semua dibuat dari emas atau disalut emas. Yang nampak semua serba emas dan perak. Ini menunjukkan kesucian ilahi dengan segala kuasa dan kemuliaanNya. Inilah hamba-hamba Tahan yang melayani di dalam kuasa dan petunjuk Roh (1 Kor 2:4). Bukan dengan kekuatan sendiri tetapi dengan karunia-karunia dan kuasa Roh di dalam kesucian, sehingga hasilnya indah, penuh kemenangan, sukacita, sejahtera dan kemuliaaan Tuhan nyata.

Demikianlah cara yang seharusnya dipakai hamba-hamba Tuhan dalam pelayanan, yaitu di dalam kesucian dan dengan hikmat dan kuasa Roh Kudus.
Secara hurufiah, bahan-bahan ini: tanah, kayu, perak, emas tidak dapat berubah tetap sebagaimana adanya. Tetapi heran, alat-alat tanah dapat menjadi alat kayu, alat kayu dapat menjadi alat perak, dan alat perak dapat menjadi alat emas!
Begitu pula dalam pelayanan, kalau alat-alat yang rendah mutunya mau menyucikan dirinya, maka ia dapat berubah menjadi semakin mulia.
Alat menunjukkan pelayanan. Kalau kita tahan bertekun di dalam pelayanan yang suci, tulus (tidak dengan dosa/ motif-motif dosa) dan dengan pengurapan Roh Kudus maka kita akan tumbuh makin meningkat, bahkan tumbuh lebih cepat kepada kesempurnaan.

4. BERTEKUN DALAM PELAYANAN, JANGAN PUTUS ASA.

Dalam angka 7 juga ada arti bertekun terus sampai sempurna, Misalnya :

2 Raja 5:10 Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir."

Naaman tekun mencelupkan dirinya sampai tujuh kali dalam sungai Yordan sampai segala daging yang bosok dan rusak karena kusta menjadi hilang lenyap, dan tubuhnya menjadi sehat sempurna.

1 Raja 18:43 Setelah itu ia berkata kepada bujangnya: "Naiklah ke atas, lihatlah ke arah laut." Bujang itu naik ke atas, ia melihat dan berkata: "Tidak ada apa-apa." Kata Elia: "Pergilah sekali lagi." Demikianlah sampai tujuh kali.

Elia bertekun berdoa terus sampai tujuh kali, sampai kemuliaan Tuhan nyata dengan heran.

Yosua 6:4 Dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala.

Orang-orang Israel harus bertekun berjalan keliling Yerikho selama 7 hari dan pada hari ke 7 mereka harus berjalan keliling 7 kali. Pada permulaannya, bahkan sampai terakhir belum terjadi apa-apa. Tetapi sesudah semua digenapkan, lalu orang-orang Israel bersorak-sorai kemenangan maka yerikho roboh sama sekali, hancur dan lenyap.

Imamat 16:14 Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaian di bagian muka, dan ke depan tutup pendamaian itu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.

Terus kena dipercik sampai 7 kali, maka akhirnya segala kenajisan manusiawi lenyap dan hadirat Allah dalam kemuliaanNya hadir kembali.
Ini kemenangan absolut dari dosa.
Sebab itu bertekunlah dalam pelayanan, jangan lekas putus asa.
Dalam pelayanan ada banyak kesukaran, banyak komentar-komentar yang melemahkan (disamping yang menguatkan). Daging betul-betul disalibkan setiap hari, tetapi jangan putus asa, jangan lari dari pelayanan seperti Yohanes Markus (Kisah 13:13; 15:38) tetapi tetap setia di dalam pelayanan yang benar (Kalau ada salah, kekeliruan atau dosa, langsung perbaiki), maka akhirnya dengan Tuhan kita akan menang dan melihat kemuliaan Tuhan yang heran dalam pelayanan yang tekun dan benar.

Jadi :
7 = angka kesempurnaan
7 pelita = menjadi sempurna didalam pelayanan.

Orang-orang yang melayani dengan tulus dan suci, makin lama makin disucikan dalam pelayanan sehingga akhirnya tumbuh menjadi sempurna.

Itu terjadi karena :

1. Membuang segala kelemahan.
2. Berusaha menang dalam peperangan.
3. Meningkat dalam pelayanan.
4. Bertekun dalam pelayanan, tidak putus asa.

Sebab itu belajarlah bersinar, dalam pelayanan, tetap hidup dalam kesucian, taat firman Tuhan, taat berjalan dalam Roh, terus tahan, tekun seperti 7 pelita, maka segala kekurangan-kekurangan, kelemahan-kelemahan daging yang tersembunyi itu semua dimatikan, digantikan kuasa dan karunia-karunia Roh sehingga kita dapat tumbuh terus kepada kesempurnaan Tuhan.


Blessing Family Centre

0 komentar:

Posting Komentar