Seseorang musafir yang selalu penuh keraguan tersesat di padang pasir.
Sinar matahari yang begitu panas telah memanggang tubuhnya. Keringat bercucuran, dan kini ia merasa sangat kehausan, tenggorokannya terasa sangat kering.
Dari kejauhan ia melihat sebuah oasis, namun ia tidak percaya bahwa itu benar-benar oasis, “Ah…. Itu pasti hanyalah tipuan mataku saja. Itu hanyalah fatamorgana. Yang jelas tidak ada apa-apa disana…!”.
Sang musafir terus berjalan, dan kini oasis itu nampak semakin nyata dan jelas.
Ia bahkan dapat melihat buah-buah korma yang ranum dan rerumputan segar hijau di sana. “Benar-benar keterlaluan tipuan mataku ini. Mungkin bayangan ini ada karena aku dalam keadaan lapar dan haus..” keluhnya dalam hati.
Ia terus berjalan dan bayangan itu tetap ada bahkan semakin jelas kelihatan. Ia bahkan mampu mendengar gemerecik air, dan mencium aromanya yang meneygarkan. Tetapi ia tidak menghiraukan semua itu. Bahkan karena merasa jengkel dan marah dengan bayangan yang semakin jelas terlihat dan terdengar nyata itu, ia membalikkan badannya dan berjalan menjauhi bayangan itu.
Tidak lama kemudian dua orang musafir lainnya menemukan orang itu tergeletak pingsan karena kehausan dan tidak berdaya. Salah seorang dari musafir itu berkata, “Saya tidak habis mengerti, mengapa ada orang yang sebodoh ini. Ia pingsan karena haus dan lapar, sedangkan didepan matanya ada sumber air yang siap diminum, dan buah-buah korma yang tinggal dipetik dan dimakan….”.
Temannya menjawab, “Mungkin dia adalah salah satu dari jutaan orang di dunia ini yang selalu penuh dengan keraguan…!!”
Saudaraku terkasih,
Salah satu penyebab mengapa kita tidak dapat menikmati berkat-berkat Tuhan yang sudah disediakanNya bagi kita, adalah karena keraguan kita akan janji-janji Allah dan kuasaNya yang begitu luar biasa.
Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang dua rumah yang dibangun di atas dasar yang berbeda. Perbedaannya jelas, yaitu dasar atau fondasinya.
Yang seorang membangun rumahnya di atas batu dan yang seorang lagi di atas pasir. Yang membangun di atas pasir hanya mampu bertahan ketika tidak ada hujan, banjir, dan angin. Tetapi ketika hujan, banjir dan angin datang, rubuhlah rumah itu.
Kekuatan dan teori-teori yang dibuat manusia bagaikan pasir yang mudah hanyut. Ketika percobaan dan godaan datang, orang yang berpegang pada kekuatannya sendiri akan mudah dipengaruhi dan hanyut oleh keraguan. Tidak ada pengharapan dan keyakinan yang teguh akan kuasa Tuhan.
Tetapi orang yang membangun imannya di atas dasar Firman Tuhan, dia-lah yang akan menikmati berkat-berkat Tuhan yang luar biasa dalam hidupnya. Dia akan tetap teguh berpegang pada Firman Tuhan, sekalipun pencobaan dan tantangan datang menerpa kehidupannya. Dia tetap percaya bahwa kuasa Tuhan sanggup mengubahkan dukanya menjadi sukacita dan bahagia yang tidak berkesudahan. Mengubah kutuk menjadi berkat berkelimpahan. Mengubah kekalahan menjadi kemenangan.
(Lukas 6: 46-49)
Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?
Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya--Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan--,
ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.
Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."
Why do you call Me, Lord, Lord, and do not] what I tell you? For everyone who comes to Me and listens to My words and does them, I will show you what he is like: He is like a man building a house, who dug and went down deep and laid a foundation upon the rock; and when a flood arose, the torrent broke against that house and could not shake or move it, because it had been securely built or founded on a rock. But he who merely hears and does not practice doing My words is like a man who built a house on the ground without a foundation, against which the torrent burst, and immediately it collapsed and fell, and the breaking and ruin of that house was great.
(Mazmur 26:1) Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu.
O Lord, for I have walked in my integrity; I have trusted in, leaned on, and relied on the Lord without wavering and I shall not slide.
-----------------------------------
LORD JESUS bless you and me, now and forever. Amen.
Renungan subuh Lisa Fransisca diambil dari Manna Sorgawi .
0 komentar:
Posting Komentar