Namun keadaan malah berbalik, Agus malah dibuat
penasaran oleh mereka yang sedang melakukan ibadah di gereja tersebut. Awalnya dengan takut-takut, Agus
mengintip dari depan pintu.
Dilihat disana ada anak-anak muda yang main band
dengan bagusnya. Rasa tertariknya makin menjadi-jadi, setelah beberapa bulan
hanya mengintip dari luar Agus akhirnya memberanikan
diri masuk ke gereja, dan duduk di bagian belakang untuk mengikuti ibadah
tersebut. Disanalah sebuah
perubahan besar dialami oleh Agus.
“Setelah berjalan kurang lebih 4 bulan, saya mulai
berani duduk di deket pintu.
Saya masih ingat sekali kotbah waktu itu, yaitu
tentang dosa. Jawaban atas
pertanyaan saya selama ini terjawab disitu. Saya mencari ilmu dan segala sesuatunya untuk selamat. Tapi selamat seperti apa, saya ngga
ngerti. Karena selamat yang
saya dapatkan selama ini hanya selamat di dunia.
Tetapi keselamatan itu
menuntut sesuatu dari saya.
Dulu saya juga pernah bertanya kepada guru-guru
saya, dan orang pintar namun tidak satupun yang bisa memberikan jawaban tentang keselamatan yang
pasti. Semua selalu mengatakan mudah-mudahan. Tetapi pendeta ini
dengan beraninya
mengatakan hanya Yesus yang bisa membuat kita
selamat. Dibawah kolong langit ini tidak ada satu
namapun yang dapat memberikan keselamatan selain nama Yesus. Disitu saya merasa aneh, kok yang lain tidak ada yang bisa
memberikan jawaban yang
meyakinkan tentang
keselamatan, tapi dia bisa mengatakan bahwa Yesus satu-satunya jawaban atas
keselamatan tersebut.”
Disitulah Agus mengalami seperti ada sebuah selubung yang menutupi mata hatinya seakan terangkat, dan ia
bisa dengan jelas melihat semua yang telah dilakukannya adalah salah.
“Setelah saya mendengar itu, saya seolah-olah
terbuka. Saya tahu apa yang telah saya lakukan salah.
Kalau saya mencari selamat,
saya pergi ke dukun, saya salah. Kalau saya mencari selamat, saya pergi ke gunung, saya salah.
Ternyata hanya melalui Yesus. Saat itu, dalam hati saya menyadari bahwa saya adalah orang yang paling berdosa. Saya merasa bahwa apa yang saya cari
selama ini, disini tempatnya.”
Proses pertobatanpun
dijalani oleh Agus, sekalipun hal tersebut bukanlah hal yang mudah baginya.
“Walaupun saya secara pribadi mau terima Yesus,
namun dalam diri saya seperti ada penolakan dari
hal lain yang saya ngga tahu. Bahkan saya sempat muntah darah.”
Namun hal tersebut tidak
menghentikannya, karena dia telah menemukan apa
yang selama ini dicarinya.
“Saya sukacita kenapa?
Karena saya telah
menemukan sebuah jaminan
keselamatan yang pasti, bukan mudah-mudahan lagi. Apa yang dulu saya anggap
berharga, yaitu kesaktian saya, sekarang tidak ada gunanya. Itu adalah kebodohan yang paling fatal
yang pernah saya lakukan.
Ternyata untuk mencari selamat dan bahagia itu
bukan dengan cara seperti
itu, tetapi hanya dengan cara menerima Yesus
sebagai Tuhan dan juru selamat. Hal itu adalah
kebahagiaan yang luar biasa sekali.”
(Kisah ini ditayangkan 8 Juli
2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian:
Agus Iswahyudi
0 komentar:
Posting Komentar