TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Selasa, 13 Juli 2010

Agus Curi Tali Pocong Demi Ilmu Kesaktian (1)

Berbagai ilmu kesaktian dan
jimat yang telah dimilikinya tidak juga membuat pria
muda yang bernama Agus
Iswahyudi ini mendapatkan
ketenangan batin. Hal itu membuat Agus makin beringas hingga nekat menggali kuburan seorang
wanita yang baru saja meninggal demi mendapatkan tali pocong-nya.
“Setelah saya mendapat informasi kalau di tetangga desa saya ada seorang
perempuan muda yang hamil tiga bulan dan baru saja meninggal dunia, lalu saya
langsung datangin. Saya ikut melayat, saya ikut memakamkan dan malamnya saya coba mengintai ternyata ada yang menjaganya.”
Setelah melakukan
pengintaian kuburan tersebut selama tiga hari,
akhirnya Agus membulatkan
tekadnya untuk melakukan
tindakan gilanya. Dengan mengendap-ngendap ditengah kegelapan malam,
Agus mendekati kuburan yang dijaga oleh tiga orang tersebut.
“Saya menunggu hingga situasi benar-benar tenang.
Saya lihat disitu ada tiga orang yang menjaga, yaitu suami wanita yang
meninggal, bapaknya dan
salah seorang kerabatnya.
Lalu saya membacakan
mantra untuk menyirep mereka. Setelah itu saya gali kuburannya.”
Agus menggali kuburan tersebut dengan dipenuhi
rasa takut luar biasa hingga
dirinya gemetar dan bercucuran keringat, namun
dirinya memberanikan diri
untuk mengambil tali pocong dari mayat tersebut.
“Waktu mengambil itu (tali pocong), tangan saya
sempat menyentuh si mayat.
Hal itu membuat saya gemetaran takut yang tidak
bisa diutarakan. Namun sekali lagi saya nekat karena saya ingin selamat, saya ingin kuat, saya ingin sakti, saya ingin mendapatkan sesuatu yang
lebih dan lebih lagi.”
Obesesi Agus kepada berbagai jimat dan ilmu
kesaktian ini bermula dari
kekaguman kepada ayahnya.
Ayahnya adalah seorang dalang, namun bukan hanya karena kepiawaian sang
ayah dalam memainkan
wayang yang membuatnya
kagum, namun juga karena
kesaktian yang dimiliki ayahnya yang membuatnya
dikenal sebagai seorang dukun atau paranormal.
“Waktu itu ada seorang ibu yang membawa anaknya datang kerumah karena
sakit demam. Bapak mengobati dengan secangkir
air putih yang diberi jampe-jampe dan menyuruh anak
tersebut meminumnya.
Disitulah saya tahu kalau bapak itu memiliki ilmu, bisa meramal, bisa ngobatin orang, dan jujur sebagai
seorang anak saya merasa
bangga, merasa takjub. Dari disitu juga saya ingin belajar ingin menjadi seperti bapak. ”
Sejak itu, Agus dengan taat belajar dari ayahnya berbagai ilmu kesaktian
sekalipun masih sangat kecil.
Dirinya mulai belajar puasa Senin – Kamis dan bertapa.
“Saya masih ingat waktu saya masih kelas 3 SD, bapak saya mulai
mengajarkan saya untuk puasa Senin dan Kamis dan
semedi.”
Tidak berhenti hanya belajar
dari sang ayah, Agus juga belajar kepada beberapa
orang pintar dan juga tidak segan untuk ketempat-
tempat keramat untuk bersemedi dan berburu jimat.
Tetapi semua yang telah
didapatnya tidak juga membuat Agus puas, malah
sebaliknya, batinnya merasa
tersiksa.
“Saya merasa tidak puas dengan apa yang saya
dapat. Saya ingin mencari dan mencari terus. Hingga saya memiliki sekitar 29
jimat. Selain itu saya mulai terikat. Terikatnya yaitu
karena jimat tersebut memerlukan perawatan, seperti memberi makanan dengan berbagai sesajen,
dan membersihkannya. Hal itulah yang menyita hampir
setengah dari waktu saya.
Jadi selain saya merasa senang, saya juga merasa
tersiksa dan merasa tidak
bisa lepas. Hidup saya seperti dikejar-kejar
sesuatu yang saya sendiri tidak mengerti.”
Setelah dirinya merasa cukup hebat dengan
berbekal berbagai jimat dan ilmu kesaktian, Agus
bertandang ke Jakarta.
Salah satu tempat favoritnya untuk nongkrong-nya adalah di depan sebuah gereja,
namun dibalik semua itu ada
sebuah rencana jahat yang telah dipersiapkan Agus.
“Tujuan saya nongkrong itu untuk mencari teman-teman orang situ, dan yang kedua serta tujuan utamanya
adalah untuk menggaet cewek-cewek yang baru
pulang dari gereja itu. Untuk di pelet, untuk dijadikan
kekasih, untuk dijadiin pacar.”

0 komentar:

Posting Komentar