"Anak-anakku, hal2 ini
kutuliskan kepadamu,
supaya kamu jangan
berbuat dosa, namun
jika seorang berbuat
dosa, kita mempunyai
seorang pengantara
pada Bapa, yaitu
Yesus Kristus, yang
adil" (1 Yoh.2:1)
Kita dianjurkan untuk
tidak berbuat dosa.
Dan jika kita jatuh
kedalam dosa, maka
itu adalah kegagalan
secara rohani. Namun
itu tidak menjadi
suatu keputusan yang
tidak dapat diubah
atau diperbaiki. Rasul
Yohanes mengatakan
bahwa : "kita
mempunyai seorang
pengantara pada
Bapa, yaitu Yesus
Kristus yang adil."
Maksudnya Dia,
Tuhan kita Yesus
Kristus dalam
mengampuni dan
menyucikan segala
dosa dan pelanggaran
kita.
Kekeliruan, kesalahan
dan dosa yang kita
lakukan setelah kita
mengenal Tuhan,
merupakan tanda
bahwa kita masih
kanak-kanak belum
dewasa sebagai
seorang Kristen.
Seorang bayi tidak
henti2nya berbuat
kekeliruan, tetapi
orang tuanya tidak
merasa putus asa
dengan dia. Mereka
sadar bahwa
kebanyakan dari
kelakuannya itu akan
hilang sementara dia
bertumbuh menjadi
dewasa.
Sebagai seorang
murid Yesus Kristus
yang sejati, kita harus
percaya bahwa
semakin lama kita
hidup sebagai
seorang Kristen, maka
semakin banyak kita
akan memuaskanNya.
Ketika Tuhan memulai
suatu pekerjaan,
maka hasilnya
haruslah
memuaskanNya.
Dikatakan Alkitab
bahwa apapun yang
diciptakan Tuhan
maka dilihatNya
bahwa semuanya itu
baik (Kej.1:10). Semua
yang diciptakanNya
memberi kepuasan
kepadaNya.
Saat Tuhan
memandang
pekerjaan AnakNya
Yesus Kristus dikayu
salib di Golgota, Ia
merasa puas. Tuhan
kita Yesus Kristus
mengatakan: "Sudah
selesai, kedalam
tanganMu Aku
serahkan rohKu,"
merupakan nyanyian
merdu ditelingaNya.
Begitu juga dengan
kita. Tuhan akan
merasa puas dengan
pekerjaan yang Ia
lakukan didalam diri
anak2NYa. Terutama
didalam mereka yang
bertumbuh terus
secara rohani.
Hal ini tidak berarti
bahwa keadaan
rohani kita pada suatu
saat tertentu adalah
kondisi moral yang
sempurna. Melainkan
Tuhan sebagai
"tukang periuk" yg
membentuk kita ibarat
bejana dari tanah liat,
merasa puas dengan
kemajuan rohani kita.
Ini juga berarti bahwa
kita tidak
memperbandingkan
diri kita dengan
orang2 lain.
Memperbandingkan
berarti kita berada
pada titik yang sama,
pada tingkat yang
sama.
Tidak pernah ada dua
anak Tuhan yang
berada pada titik atau
tingkat yang sama.
Karena itu, kita tidak
perlu
membandingkan diri
kita dengan siapapun
termasuk tokoh2
yang ada dalam
Alkitab dan yang ada
sekarang disekitar kita.
Tuhan Yesus Kristus
sajalah satu2nya
teladan kita. Dan ke
arah Dialah kita
bertumbuh dan
menjadi dewasa
secara rohani (Ef.4:15).
Kita yang harus
bertanya kepadaNya:
"Apakah Ia merasa
puas dengan
kemajuan dan
pertumbuhan rohani
kita ?" Jika Ia merasa
puas, maka segalanya
"adalah baik,"
walaupun ketidak
sempurnaan masih
mewarnai langkah
hidup kita. Hal dasar
yang dicari Tuhan
dalam hidup kita
adalah bukannya
berapa banyak
kelemahan yang kita
miliki, tetapi apakah
kita memiliki sifat
seperti tanah liat yang
dapat dibentukNya.
Jika kita tidak lagi
dapat dibentuk, ibarat
tanah liat didalam
tangan penjunan,
maka itu adalah
kegagalan secara
rohani.
Haleluyah.......!!!
God bless......
0 komentar:
Posting Komentar