Manusia memiliki kehendak bebas. Manusia dapat memilih apa yang ingin dia lakukan sesuai dengan kehendaknya, tanpa paksaan. Memilih untuk berbuat baik atau jahat, memilih untuk bertobat atau tetap dalam dosa, memilih untuk menurut perintah Allah atau menolaknya. Dalam hal mengasihi manusia dan mengasihi Allah, manusia memiliki kehendak bebas. Allah tidak pernah memaksa kita untuk mengasihi-NYA.
1 Yohanes 4: 18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barang siapa takut ia tidak sempurna di dalam kasih.
Jika kita dipaksa untuk mengasihi Allah maka dalam mengasihi kita merasa tertekan. Seperti sepasang suami istri, jika salah satu merasa terpaksa dalam mengasihi pasangannya, maka hatinya akan tersiksa dan tertekan. Tetapi jika dengan kerelaan hati, maka ia akan mengasihi dan mencintai dengan perasaan bahagia. Rela melakukan dan memberikan apa saja untuk pasangan yang dikasihinya.
Kristus tidak ingin mempelai-NYA, memiliki perasaan tertekan dalam mengasihi DIA. Jika mempelai-Nya terpaksa, maka cintanya tidak akan murni, dan mempelainya akan melakukannya dengan penuh ketakutan dan tekanan.
Melakukan firman Tuhan, jika dengan hati yang benar-benar mengasihi Tuhan, akan terasa ringan tidak akan terpaksa dan sulit. Tetapi jika karena alasan ketakutan, maka melakukannya dengan terpaksa.
1 Yohanes 4: 19 kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Kasih Allah pada kita sangat tulus, Ia rela mengorbankan nyawaNYA bagi kita yang sangat dikasihiNYA. Kasih-NYA tidak memaksa, kasihnya penuh kedamaian, kelembutan. Sekarang tinggal bagaimana respon kita terhadap kasih-NYA.
Mengasihi Allah dengan kasih yang tulus, berarti mengasihi sesama manusia. Sebab Allah mengasihi kita semua, dan apa yang kita lakukan kepada sesama manusia dengan hati tulus, berarti kita melakukannya untuk DIA.
1 Yohanes 4: 20 Jikalau seorang berkata : “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barang siapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
Mengasihi sesama manusia yang berada dekat kita adalah bukti nyata kita mengasihi Allah. Sebab Allah hadir dalam kehidupan sesama kita. Ketika sesama kita membutuhkan uluran tangan kita, di situ Allah hadir. “KETIKA AKU LAPAR, KAMU MEMBRI AKU MAKAN, KETIKA AKU TELANJANG KAMU MEMBERI AKU PAKAIAN, KETIKA AKU SEDIH, KAMU MENGHIBUR AKU, KETIKA AKU KESEPIAN KAMU ADA MENEMANIKU, KETIKA AKU BERBAHAGIA, KAMU TURUT TERTAWA BERSAMA, KETIKA AKU BERDUKA, KAMU TURUT MENANGIS BERSAMAKU, KETIKA AKU..... “.
Kapan ? Yaitu ketika kita melakukan semua itu kepada sesama kita dengan hati dan kasih yang tulus. BUKTI KITA MENGINGAT, MERINDUKAN DAN MENGASIHI ALLAH DENGAN CINTA YANG TULUS TANPA PAKSAAN, TANPA RASA KETAKUTAN, TANPA RASA TEKANAN. ITULAH KASIH SEJATI. (ml)
TUHAN MEMBERKATI.
0 komentar:
Posting Komentar