MENGASIHI SEPERTI DIRI SENDIRI ! ( Matius 22:34-40 )
Yas 24VIII07
Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka (35) dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
(36) "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" (37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.(38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. (39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (40) Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Didalam bacaan ini ada 2 hukum yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah :
Mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia namun di dalam kedua hukum ini masih terdapat hukum kasih yang lain yang agak terselip dan jarang diperhatikan
Hukum kasih ini muncul setelah YESUS berkata :” Kasihilah sesama manusia” kemudian dilanjutkan dengan kata-kata “ Seperti dirimu sendiri “ kita tentu tidak dapat mengasihi sesama kita manusia jika kita tidak tahu bagaimana caranya mengasihi diri sendiri, demikian juga firman Tuhan mengatakan bahwa kita tidak dapat mengasihi Allah yang tidak terlihat, jika kita belum dapat mengasihi sesama kita yang terlihat, jadi mengasihi Allah dan sesama dimulai dengan mengasihi diri sendiri, jikalau kita mampu mengasihi diri kita sendiri berarti kita memiliki kecakapan untuk mengasihi Allah, dan sesama.
Bagaimana mengasihi diri sendiri ? Ada 4 hal yang harus kita ketahui yaitu :
1. Kasih yang tidak egois tetapi produktif :
Kasih bukanlah benda tetapi kata kerja dua kata KA-SIH yang digunakan di dalam hukum kasih ini adalah “Agapeteis “ yaitu suatu kata kerja yang aktif kasih yang produktif adalah kasih yang aktif dan dinyatakan melalui tindakan perbuatan, prilaku kita, sehingga menghasilkan hal-hal yang baik dan berguna serta membangun diri kita sendiri.
2. Menerima diri sendiri :
Agar kasih kepada diri sendiri terus-menerus menjadi kasih yang produktif maka kita harus mampu untuk menerima diri sendiri seseorang yang tidak mampu menerima dirinya sendiri sebagaimana adanya adalah orang yang membenci dirinya ini mungkin disebabkan karena cacat fisik, penampilan kurang menarik, keadaan sosial ekonomi yang serba kurang, gagal mencapai cita-cita dll. Jika hal itu terjadi maka kita akan sulit untuk menerapkan kasih yang produktif baik kepada Allah maupun sesama.
3. Mengasihi diri sendiri secara jasmani dan rohani :
Ketika Yesus berkata bahwa kita harus mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri Dia mengakui bahwa wajar bagi kita mengurus kebutuhan manusiawi kita, akan makanan kita, tempat tinggal kita, kebebasan dari penyakit dan kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya.
Hal yang sama wajarnya adalah mengurus kebutuhan rohani kita seperti berdoa, merenungkan dan belajar firman Tuhan, untuk melayaninya, jika kita tidak memenuhi kebutuhan ini berarti kita membenci diri kita sendiri.
4. Menyangkal diri :
Prinsip Kasih kepada diri sendiri harus pula dengan secara serentak diikuti dengan sikap yang mampu menyangkal diri, sebab tanpa sikap itu, kita akan terus mengembangkan sikap mengasihi diri sendiri, yaitu; manja, egois, dan mau enaknya saja, penyangkalan diri adalah sikap diri sendiri untuk melawan hal-hal yang merugikan kita.
Yesus berkata “ Setiap orang yang mau mengikuti AKU ia harus menyangkal dirinya memikul salibnya dan mengikuti Aku” ( Matius 16:24b )
Mustahil seseorang dapat mengasihi Allah dan sesama jika ia tidak mengasihi dirinya sendiri.
Amein
TUHAN YESUS MEMBERKATI
0 komentar:
Posting Komentar