Jangan membalas

1 Petrus 3:9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.


Susah sekali untuk menjadi pelaku firman dari ayat di atas. Jujur saja, siapa yang bisa berdiam diri pada saat dicaci maki atau di fitnah. Emosi akan terpancing untuk balas memaki, atau kita akan marah ketika tahu kita di fitnah dan berusaha untuk menjatuhkan kembali orang yang memfitnah, atau kita akan sibuk untuk membersihkan nama baik kita sambil kita merasa dendam. Jika seseorang berlaku tidak adil dengan kita, maka kita juga akan merasa sedih, marah dan bagi sebagian orang mungkin akan membuat perhitungan dan membalasnya.

Saya pernah mengalami semua kejadian tersebut di atas. Dan secara manusiawi saya pun akan melakukan seperti apa yang saya contohkan. Tetapi saat emosi saya sedang bergejolak, saya teringat akan ayat tersebut, dan saya berdoa mohon kekuatan dan kemampuan dari Tuhan untuk saya menjadi seorang pelaku firman. Dan ajaib, Tuhan memang memberikan kesanggupan tersebut. Dan beberapa waktu kemudian, saat Tuhan sudah menyembuhkan luka hati saya, orang yang bersikap buruk pada saya tersebut, menghubungi saya kembali (saya dan dia memang dahulunya berteman). Kini pertemanan kami tidak terganggu. Tuhan memberkati kami. Sebab saya mendoakan dia, mengampuni, dan memohon Tuhan memberkati, dan berkat itu pun otomatis menjadi bagian dari hidup saya.

Biarlah kesaksian saya dapat menguatkan dan menjawab pergumulan sahabat semua, yang saat ini mengalami kondisi seperti saya waktu itu.

TUHAN MENCINTAI KITA SEMUA.