Pembacaan 1Raja-Raja 21:1-8
Selamat pagi sahabat semua, judul renungan kita hari ini memang sangat unik, JANGAN MENYALAHGUNAKAN POSISI. Sebab banyak dari kita memiliki sebuah posisi dalam lingkungan yang membuat kita punya peluang melakukan apa saja sesuai kehendak kita. Hari ini kita mau belajar tentang kisah raja Ahab dan istrinya yang bernama Izebel.
1. Ahab seorang raja yang berkuasa, dia dapat melakukan apa saja yang dia inginkan pada waktu itu. Seperti dalam kisah ini. Ahab menginginkan tanah pusaka milik Nabot. Tanah yang terletak di samping istana Ahab. Bukan karena Ahab tidak memiliki kebun anggur, tetapi hanya karena didasari nafsu ingin memiliki milik orang lain. Dan Ahab merasa mempunyai kuasa atas semua orang dan atas semua tanah di negeri itu. Sehingga, ketika Nabot menolak permintaan raja Ahab. Raja merasa tersinggung dan marah. Karena nafsu ingin memiliki, raja menjanjikan beberapa kebun anggurnya yang lebih baik atau ia akan membayar kebun anggur Nabot. (1 Raja-Raja 21: 1-2)
2. Nabot. Seorang yang setia kepada Tuhan. Apapun tawaran dari seorang raja Ahab tidak dapat menggoyahkan pendiriannya. Sebab tanah pusaka milik nenek moyang tidak boleh berpindah tangan. Dan Nabot tahu betul apa konsekwensinya ketika ia menolak permintaan seorang raja.
3. Izebel. Istri raja Ahab yang sangat mengasihi suaminya. Sesungguhnya Izebel sangat mengasihi suaminya, sehingga walaupun ia tahu bahwa suaminya melakukan sesuatu yang tidak benar, ia tetap mendukung. Ia melakukan cara yang licik untuk memfitnah dan membunuh Nabot.
Saudaraku yang terkasih dalam Kristus. Posisi yang kita miliki seringkali kita salah gunakan, kita merasa seperti Ahab. Memiliki kuasa dengan hanya mengeluarkan sebuah perintah, namun perintah yang kita keluarkan ternyata hanya untuk kepentingan diri sendiri. Sering kita merasa kita punya sebuah pengaruh yang besar untuk lingkungan, namun kita menyalahgunakan pengaruh kita tersebut. Marilah kita mulai sekarang bijak dalam menggunakan posisi kita. Agar dengan posisi kita kita dapat memuliakan nama Allah, dan banyak orang merasa terberkati dengan adanya kita di dekat mereka. Jangan jadikan posisi kita menjadi bencana buat orang lain.
Sebagai seorang istri, mengasihi suami memang sangat perlu, sebab ia adalah pasangan kita yang sudah dipersatukan Tuhan. Namun jadilah istri yang bijak, jangan kita membiarkan suami melakukan sebuah pelanggaran bahkan kita turut mendukungnya, dengan alasan agar suami kita bahagia. Tetapi tahukah saudara, jika kita lakukan itu, maka sebenarnya kita seedang menggiring pasangan hidup kita pada sebuah kebinasaan. Jika kita memang mengasihi pasangan hidup kita, janganlah kita kompromi dengan pelanggaran yang dilakukan. Tetapi, berilah sebuah masukanpadanya dengan menggunakan kelembutan kita sebagai seorang istri. Posisi seorang istri yang menjadi pendamping dan penasehat suami harus kita gunakan dengan bijak. Agar dalam kita nama Tuhan diprmuliakan.
Nabot seorang yang setia kepada Tuhan, apapun yang terjadi, ia berani mengambil konsekwensinya. Asalkan ia tidak melanggar firman Tuhan. Apakah saudara dan saya berani bersikap seperti Nabot?? berani menolak tawaran yang sangat menggiurkan hanya untuk mempertahankan iman kita pada Tuhan.
Berani menanggung resiko hanya karena kita setia pada Tuhan.
Mari selidiki hati dan diri kita, dan mulai sekarang kita ambil komitmen dan melakukan apa yang Tuhan mau kita lakukan sebagai murid dan sebagi anak-NYA, demi membawa kemuliaan nama TUHAN.
Kiranya renungan hari ini dapat menguatkan kita semua (ml)
TUHAN SELALU MENYERTAI LANGKAH SETIAP ORANG YANG MAU BERGANTUNG KEPADA-NYA.
0 komentar:
Posting Komentar