Waktu Edward masih amat kecil, ayahnya sudah memberikan telephone di rumahnya. Telephone masa tempo laluawal, warnanya hitam, di tempelkan di dinding, dan kalau mau menghubungi operator, itu harus memutar sebuah putaran dan minta disambungkan dengan nomor telephone operator, dan sang operator akan menghubungkan secara manual. Dalam waktu singkat, Edward menemukan bahwa , kalau putaran diputar , sebuah suara yang ramah, manis, akan berkata, “disini Operator ” Dan bagi si edward si operator ini maha tahu. Ia tahu semua nomor telephone orang lain. Ia tahu nomor telephone restaurant, rumah sakit, bahkan nomor telephone toko kue di ujung kota. Itu membuat si Edward makin menyukai telephone itu.
Pengalaman pertama Edward dengan sang operator terjadi waktu tidak ada seorangpun di rumah dan jempol kiri saya terjepit pintu. Ia berputar-putar kesakitan dan memasukkan jempolnya ke dalam mulut seketika ia ingat dengan operator! !!
Segera Edward putar nomor yang ada di telephone tersebut dan menanti suaranya.
” Di sini operator…” jawab operatror tersebut
” Jempol saya kejepit pintu…” kata edward sambil menangis, karena tidakada yang mendengarkan saat dia di rumah.
” Apakah ibumu ada di rumah?” tanyanya operator
” Tidak ada orang” balas edward
” Apakah jempolmu berdarah?” balas operator
” Tidak, cuma warnanya merah, dan sakiiit sekali” erang edward
” Bisakah kamu membuka lemari es?” tanya operator.
” Bisa, jika naik di bangku” sahut edward.
” Ambillah sepotong ice dan tempelkan pada jempolmu….” saran operator. Edward melakukan apa yang di katakan oleh operataor, dan hasilnya itu sungguh menenangkan dirinya. Sejak saat itu edward percaya penuh dengan operator dan selalu menelephone operator kalau ia perlu sesuatu. Bahkan waktu ia tidak bisa menjawab pertanyaan ilmu bumi, apa nama ibu kota sebuah negara, atau mengenai tentang matematika, ia selalu kepada operator. Pernah edward menanyakan bahwa tupai yang ia tangkap untuk dan akan dijadikan binatang peliharaan, ia bertanya, makannya apa? kacang atau buah. Semua dijawab dengan baik oleh sang operator.
Suatu hari, burung peliharaan edward mati. Lalu ia menelpon sang operator dan melaporkan berita duka cita itu kepada operator. Sang operator mendengarkan semua keluhan edward, kemudian sang operator mengutarakan kata kata penghiburan yang biasa diutarakan orang dewasa untuk anak kecil yang sedang sedih. Tapi karena Edrwad belum mengerti, ia bertanya, “Kenapa burung yang pintar menyanyi dan menimbulkan sukacita sekarang tergeletak tidak bergerak di kandangnya?”
Sang operator berkata dengan lembut: “Karena ia sekarang menyanyi di dunia lain….”
Ternyata Kata-kata itu sungguh bisa menenangkan hati edward. Pernah suatu kali edward menelpone operator, dan ia menanyakan bagaimana mengeja 'kukuruyuk'. Sang operator membantu edward dengan penuh kesabaran. Kejadian ini berlangsung sampai 9 tahun, edward selalu saja bertanya kepada operator. Hingga suatu saat, keluarga edward kemudian pindah kekota lain. Edward sangat kehilangan dengan oepartor tersebut. Edward tumbuh jadi remaja, kemudian anak muda, dan kenangan masa kecil selalu saya nikmati. Betapa sabarnya wanita ini. Betapa penuh pengertian dan mau meladeni ia sewaktu kecil.
Beberapa tahun kemudian, saat jadi mahasiswa, edward study trip ke kota asal kecilnya. Setiba di kota kecilnya, ia langsung menelpon kantor telephone dan minta bagian operator.
“Di sini operator” Suara yang tidak asing bagi edward dari telephone itu. Begitu ramah yang ia dengar.
“Bisa ngga mengeja kata kukuruyuk” tanya edward untuk memastikan.
Hening sebentar. Kemudian ada pertanyaan: “Jempolmu yang kejepit pintu sudah sembuh kan?” balas operator.
Edward tertawa senang. “Itu Anda ya… Wah waktu berlalu begitu cepat ya.” balas edward. Dalam percakapan itu, edward menerangkan betapa ia berterima kasih untuk semua pembicaraan waktu masa lalunya. . Edward merasa begitu nyaman saat berbicara dengan sang operatot itu. “Saya juga sungguh menikmati pembicaraan denganmu. Mengapa lama sekali kamu tidak menelephone lagi. Saya selalu menunggu nunggu kau menelpon” kata sang operator dengan nada serius. Edward menceritakan, bahwa ia sekarangtelah berpindah di kota yang jauh. Edward bertanya apa lain kali boleh menelponnya lagi.
“Oh.. Tentu saja boleh, nama saya Saly” kata sang operator
Tiga bulan kemudian Edward balik ke kota asalnya. Ia langsungTelephone operator. Ternyata, ia mendengar suara yang sangat beda dan asing.
"boleh saya berbicara dengan operator yang namanya Saly?" mohon edward kepada suara di operator.
Suara itu bertanya “Apa Anda temannya?”
“Ya.. teman sangat lama.”balas edward.
“Maaf..,saya mau membritahu anda, Saly beberapa tahun terakhir ini, ia bekerja selama ini karena sering sakit sakitan, dan akhirnya dia meninggal lima minggu yang lalu….” jawab suara telephone operator.
mendengar penyataan operator yang baru itu jiwa edward merasa lemas. Sebelum saya ia meletakkan telephone, tiba tiba suara itu bertanya, “Maaf, apakah Anda bernama edward?”
“Ya” jawab edward
“Saly meninggalkan sebuah pesan buat Anda. Dia menulisnya di atas sepotong kertas, sebentar ya….” kata suara sang operator.
Ia kemudian membacakan pesan Saly kepada edward:
“Bilang pada edward, bahwa IA SEKARANG MENYANYI DI DUNIA LAIN… edward akan mengerti kata kata ini….”
Edward lalu meletakkan gagang telephone. Hatinya merasa hancur... perlahan-lahan ia bersandar dan terduduk, hingga ia tidak bisa menahan lagi, akhirnya ia menjerit dan menangis saat ia teringat akan operator yang baik hati itu. Edward menyadari apa yang Saly maksudkan.
“Selamat bernyanyi di dunia lain, Sally, sahabatku, operator telephone yang bagiku. Tidak ada duanya kau di dunia ini buat hidupku”, ucap edward dengan hati yang begitu sesak.
0 komentar:
Posting Komentar