TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Selasa, 23 Februari 2010

Rencana Tuhan sangat Indah

Pada kesempatan ini saya ingin berbagi tentang karya Tuhan Yesus dalam hidup saya yang terindah dan takkan pernah terkubur hingga kapan pun.

Tahun 2002 silam saya diperhadapkan dengan suatu pergumulan yang luar biasa. Ibu saya mengalami sakit keras selama kurang lebih 3 minggu. Ia terbaring lemah dan tidak berdaya. Makan dan minum semuanya harus disuapi oleh orang lain. Waktu itu saya berada di Jakarta dan melayani di sebuah gereja di Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat.

Suatu sore saya begitu gelisah dan memikirkan ibu saya. Saya tidak pernah tahu kalau ibu saya sudah diopname selama 3 minggu. Ketika saya menelpon keluarga, mereka menyampaikan bahwa ibu saya sedang mengalami sakit keras. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang ke tempat asal saya. Ketika saya menemui ibu saya, saya berusaha menahan air mata saya. Di dalam hati, saya berkata: "saya harus kuat." Ketika ibu saya mendengar bahwa saya telah ada di dalam ruangan di mana ia dirawat, ia segera bangun dengan wajah yang sangat ceria dan penuh bahagia. Hal ini membuat semua keluarga kaget bercampur senang, hal ini disebabkan karena sudah 3 minggu ibu saya tidak bisa bangun dari tempat tidurnya. Kehadiran saya bagaikan air sejuk yang mengalir di dalam tubuhnya. Ia ternyata sudah lama merindukan kehadiran saya di sisinya.

Waktu itu saya duduk di sampingnya dan mengajak dia berdoa. Ketika saya sedang berdoa, saya tidak dapat menahan air mata. Saya sangat sedih dan hancur. Namun puji Tuhan, selama saya berdoa bisa menahan kesedihan saya. Namun ketika saya selesai berdoa, saya tidak sanggup menahan air mata. Waktu itu saya meluapkan kerinduan saya yang dalam dan rasa cinta yang terpendam karena berpisah sekian lama demi panggilan studi untuk melayani TUHAN, dengan menangis sambil memeluk ibu saya. Kami semua akhirnya terlarut dalam sukacita dan kebahagian karena Tuhan menghadirkan saya di tengah-tengah keluarga saya dan secara khusus berjumpa dengan orang yang sangat saya cintai, yaitu ibu saya.

Hari berganti hari, ibu saya semakin pulih kesehatannya. Namun ada suatu hal yang membuat saya hancur... ibu saya menyampaikan sesuatu kepada saya ketika hanya kami berdua berada di dalam ruang perawatannya. Ia menyampaikan sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan seumur hidup saya. Ia memulai cerita sekaligus pengakuan dengan harapan saya dapat memberinya pengampunan... ia mulai menuturkan: "pada kesempatan ini mama ingin menyampaikan sesuatu yang bertahun-tahun mama pendam di dalam hati. Mama mohon maaf serta ampunan darimu karena ketika kamu sedang dalam kandungan mama, mama sudah menolakmu. Mama tidak menginginkan kelahiranmu. Mama berusaha untuk menggugurkanmu. Namun semuanya tidak menghasilkan apa-apa. Waktu kamu lahir, mama menyuruh orang lain untuk menyusuimu. Mama merasa berdosa dan mengalami tekanan batin selama bertahun-tahun. Tapi hari ini mama terbuka dan memohon pengampunan darimu. Mama telah memohon ampun dari Tuhan Yesus, namun hari ini mama berharap kamu mau mengampuni mama." Ketika ibu saya menyampaikan hal ini, saya hanya terdiam dan meneteskan air mata seraya berkata kepadanya, "mama sebagaimana Tuhan Yesus mengampuni mama, saya juga mengampuni mama." Saya hancur dan berkata di dalam hati Tuhan mengapa hal ini harus terjadi? Tuhan Yesus berkata dalam hati saya, justru apa yang saya alami merupakan suatu karya yang luar biasa yang Tuhan sedang buat di dalam hidup saya. Anak yang tidak diinginkan hidup justru dipilih Tuhan untuk diselamatkan dan dipakai-Nya secara khusus untuk melayani Dia. Saya mengalami perasaan hancur bercampur syukur atas apa yang sedang terjadi. Waktu berganti waktu ibu saya mengalami pemulihan yang luar biasa.

Saya pada akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jakarta untuk melayani Tuhan. Ia melepaskan saya dengan senyuman yang manis. Saya berkata, "Mama, kita akan bertemu Desember nanti untuk natal bersama. Bukankah kita sudah tidak natal bersama selama 8 tahun?" Namun ia berkata, "jangan janji nak, karena janji adalah hutang. Jika Tuhan berkenan hal itu pasti terlaksana." Akhirnya saya menyetujui apa yang ibu saya ucapkan. Saya berangkat ke Jakarta untuk kembali melayani di gereja yang Tuhan percayakan. Ketika saya tiba di Jakarta, ternyata Tuhan berbuat lain. Ibu saya telah dipanggil-Nya kempali ke pangkuan-Nya. saya mengalami perasaan yang hancur. Hancur dan sungguh-sungguh hancur... saya kecewa dengan Tuhan atas apa yang Ia buat di dalam hidup saya. Saya memutuskan untuk melupakan-Nya. Saya tidak mau berdoa lagi, saya tidak pernah ke gereja, saya keluar dari pelayanan. Selama 3 bulan saya tidak pernah mengingat Tuhan. Saya sangat sedih dan kecewa karena Tuhan tidak menjawab doa saya dan saya tidak bisa berjumpa dengan ibu saya yang terakhir kali dan melihat jenazahnya. Waktu terus bergulir. 3 bulan telah lewat dalam kehampaan dan kehancuran hati saya. Namun, di suatu pagi di hari minggu, Tuhan mulai menyapa saya. Di dalam hati saya terdengar suatu suara yang lembut dan manis berkata, "AKU mengasihimu, kembalilah anak-Ku!" Suara itu begitu kuat dan membuat saya tidak berdaya melawannya. Akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti ibadah sore di sebuah gereja di Jakarta Pusat. Ketika saya memasuki ruang ibadah, saat itu sedang ada pujian dan penyembahan di awal ibadah. Saya mengambil tempat duduk paling belakang. Saat itu saya tidak dapat mengeluarkan satu kata pun. Saya hanya bisa menangis dan menangis. Mulai dari awal ibadah berlangsung hingga selesai saya hanya menangis dan memohon belas kasihan-Nya untuk memperbaharui hidup saya. Ia memulihkan hidup saya...!!! Puji TUHAN YESUS. Saya dibangkitkan-Nya dan memulai babak baru bersama Tuhan. Mulai saat itu Tuhan berkarya di dalam hidup dan pelayanan saya.

Saya akhirnya melanjutkan kuliah S-2 di sebuah Institut Theologia di Jakarta. Setelah wisuda pada tahun 2007, Tuhan memimpin saya bergabung dengan sebuah perguruan tinggi theologia di Surabaya. Saya tidak pernah menyangka Tuhan membuat semuanya indah. Saya mendapat posisi yang sangat baik di lembaga itu. Selain mengajar saya juga diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mengambil S-2 di Surabaya dengan jurusan yang berbeda. Puji Tuhan, tahun 2009 ini saya akan mengakhiri kuliah S-2 saya yang kedua. Saya juga sedang mempersiapkan diri untuk mengambil program S-3 tahun depan. Semuanya itu hanyalah kemurahan Tuhan bagi saya. Saya sangat berbahagia karena Tuhan Yesus mau memakai saya untuk mengerjakan pekerjaan-Nya.

Akhirnya saya mau sampaikan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita tidak ada yang terjadi kebetulan. Semuanya telah direncanakan-Nya dari semula untuk menyatakan kemuliaan-Nya.

Ia berdaulat atas segala sesuatu yang diciptakan-Nya. Ia memulai dan mengerjakan di dalam kita rencana kemuliaan-Nya tanpa sedikit pun andil dari kita. SOLA GRATIA, SOLA FIDE, SOLA SCRIPTURA. Soli Deo Gloria.


(Sumber Kesaksian: Shammy )

0 komentar:

Posting Komentar