TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Kamis, 25 Februari 2010

Yesus Tabib yang Ajaib

Ada guru yang mengajar dengan melakukan eksperimen, agar murid-muridnya memahami bagaimana sebuah teori terbukti kebenarannya. Lalu bagaimana seorang guru Sekolah Minggu bisa juga membuktikan bahwa yang diajarkannya adalah hal yang sungguh benar?

Tema kelas kami bulan lalu adalah "Tuhan Penyembuhku". Esensinya, kami hendak menyampaikan pesan bahwa Allah adalah pengharapan utama pada waktu sakit. Bahwa Allah adalah Sang Penyembuh yang pemurah, Sumber kekuatan dalam menghadapi sakit apa pun, dan sang Tabib yang sanggup melakukan hal mustahil sekalipun. Di kelas kami, di kelompok usia bawah-tiga-tahun, kami menetapkan satu tema dengan satu kalimat kunci yang terus diulang selama satu bulan, supaya setiap tema yang diangkat melekat di benak anak-anak. Untuk bulan itu kami merangkai satu kalimat kunci yang mudah diingat, yakni: Tuhan Dokter yang Hebat!

Dalam minggu terakhir bulan itu, seorang guru mengalami ujian atas kebenaran firman ini. Secara tiba-tiba, suaminya mengalami kelumpuhan di seluruh anggota tubuhnya. Total. Tak bisa apa-apa. Alih-alih menggerakkan badan, menggerakkan tangan pun tak sanggup. Sosok yang selama ini selalu tampak bugar dan sehat, tak disangka-sangka menjadi tak berdaya dalam sekejap. Sang kepala keluarga, tumpuan penghidupan bagi istri dan ketiga anak yang masih kecil, secara mendadak serasa begitu lemah untuk dijadikan tumpuan. Kelumpuhan itu datang dengan sangat mengejutkan dan menjadi pukulan telak, khususnya bagi si istri. Tak urung kondisi mengenaskan tersebut menciutkan hatinya, yang hanya bisa menumpahkan kekuatiran dalam airmata dan permohonan doa.

Tentu tak disangkal banyak ketakutan melintas di hati si ibu muda kala mendampingi belahan hatinya. Ketakutan bahwa suami tercinta akan kehilangan kemampuannya; untuk merasa, untuk menggerakkan anggota tubuh, untuk mencari nafkah--untuk kembali normal. Kondisi yang tampak membuat siapa pun yang melihat menjadi ragu untuk mengharapkan pemulihan seperti sediakala. Bayangan harus menjadi pengganti tulang punggung keluarga, membuat beban di hati terasa begitu berat untuk ditanggung.

Hari Rabu malam kelumpuhan itu datang. Hari Kamis, tak ada tanda kemajuan sedikit pun. Jumat, sepertinya kondisi masih sama lemahnya, hingga sama sekali tak menerbitkan harapan. Saudara-saudara seiman telah berdatangan untuk mendoakan dan turut merasakan kejutan yang pahit itu. Airmata menjadi bahasa pertama dan utama yang menyerukan doa sang istri kepada Tuhan.

Namun Tuhan ternyata bukan Tuhan yang berutang. Justru Dia adalah Tuhan yang membuat kita menjadi orang berutang. Pun kala anak-anak-Nya masih syok dengan kejutan hidup yang diterima, Dia ada dan terus bekerja. Masih segar di ingatan sang istri, perbuatan-perbuatan ajaib yang pernah Tuhan lakukan di dunia--yang dalam minggu-minggu ini kami ajarkan bersama kepada anak-anak di kelas. Sebab itu setiap kali mata terbuka, tak kunjung berhenti ia memohon dan juga menguatkan, "Kuasa Tuhan sanggup menyembuhkan!", sebuah slogan yang tak jauh berbeda dengan yang kami ucapkan dengan penuh semangat di kelas.

Sabtu pagi. Tampaknya itulah waktunya Tuhan. Secara ajaib, Tuhan mematahkan segala diagnosa dokter yang kebingungan menebak penyakit apa yang mereka tangani kali ini, dan membatalkan segala rencana tindakan medis yang kedengarannya saja sudah menakutkan. Berangsur tapi pasti, satu per satu bagian tubuh yang selama beberapa hari seolah mati itu menjadi "hidup" kembali. Dan tidak setengah-setengah. Kesembuhan itu menjalar total! Dan pulih seperti sediakala! Bahkan di hari Minggunya, mereka berdua sudah datang berbakti di gereja.

Waktu kutanya rekanku itu--sang istri yang mengalami keajaiban sang Tabib Agung, ia hanya bisa mengakui kebesaran dan kemurahan Tuhan baginya. Bahwa ternyata di kelas Sekolah Minggu kami bukan hanya mengajarkan sesuatu yang hampa atau omong kosong, sebaliknya, kebenaran yang sungguh terbukti. Sungguh membanggakan Allah yang kita layani. Dia Allah yang hidup dan membuktikan kasih dan kuasa-Nya. Tak hanya di cerita Alkitab, tetapi juga di cerita hidup kita. Terakhir aku tegaskan pada temanku itu, "Jadi Tuhan benar-benar Dokter yang hebat ya?" Dan jawabnya begitu yakin,"Itu sungguh benar!"

Yesus, Engkau sungguh kebanggaanku. Bukti kebesaran-Mu masih terus berlaku bagi kami, hingga saat ini. Aku semakin bersemangat sekarang, karena kebenaran yang kuajarkan sungguh nyata dan terbukti. Yesus, Engkau tetap Allah yang ajaib. Aku bangga menjadi milik-Mu, dan hamba-Mu.


(Suber kesaksian : Agustina Wijayani)

0 komentar:

Posting Komentar