TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Rabu, 24 Februari 2010

Pengajaran luka batin

PENDAHULUAN
Pernahkah saudara dilukai oleh seseorang dalam hidupmu ... ?
Apakah Saudara pernah mengalami pelecehan sejak kecil..??
Atau saudara pernah di tinggalkan oleh orang yang anda kasihi?
Mungkin juga anda pernah mengalami penolakan..
Apa juga anda pernah di khianati dengan orang yang terdekat...
Semua itu sessunguhnya akan mendatangkan kenangan yang menyakitkan, dan menimbulkan luka hati. Akan tetapi, sebetulnya luka itu sendiri tidak akan menjadi persoalan asal kita menanganinya dengan tepat. Kalau tidak diatasi dengan tepat dan cepat, maka luka akan berkembang dan bertumbuh menjadi KEPAHITAN. Akhirnya, bukan luka, tetapi kepahitan itulah yang menghancurkan seseorang.

1. MENGENAL LUKA BATIN.
Beberapa gejala menunjukkan bahwa seseorang sedang luka batin:
a. Tidak peduli dengan orang lain. Orang yang "luka" hampir-hampir tidak mampu memperhatikan/ memperdulikan orang lain.
b. Amat peka dan mudah tersinggung (sensitif).
c. Memiliki sedikit kawan dan berusaha menguasai mereka.
d. Menghindari orang-orang baru.
e. Tidak tahu mengucap syukur/terimakasih.
f . Suka mengucapkan pujian yang berlebihan (kosong) atau sebaliknya kritik tajam.
g. Suka menyimpan kesalahan orang lain (tidak bisa/sukar memaafkan).
h. Keras kepala dan gampang merajuk (mutung/pundung).
i. Sukar saling menanggung beban atau menolong orang dengan hati yang tulus.
j . Mengalami perubahan sikap (suasana hati) yang ekstrim - sesaat sangat gembira dan penuh semangat, beberapa menit kemudian dapat menjadi murung dan lamban.

2. KEPAHITAN: Jebakan Iblis dan Benih Neraka!
Salah satu sifat buruk dari kepahitan adalah ... Ia tidak berhenti, bahkan terus menjadi parah. Dimulai dari luka yang kecil, membengkak dan bernanah menjadi sesuatu yang berbahaya. Sebab itu firman Tuhan berkata,"Jagalah supaya JANGAN ada SEORANGPUN menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan TUMBUH AKAR PAHIT yang menimbulkan KERUSUHAN dan mencemarkan banyak orang." (Ibrani 12:15). Jadi kepahitan tidak hanya merugikan diri orang yang bersangkutan, tetapi juga "menimbulkan kerusuhan" dan "mencemarkan banyak orang". Puncaknya MENCEMARKAN NAMA TUHAN! Banyak sebab yang bisa menimbulkan KEPAHIT AN, tapi sebab utamanya adalah "MENJAUHKAN DIRI DARI KASIH KARUNIA ALLAH".
Seringkali orang menyimpan kepahitan/dendam berpikir bahwa ia sedang menghan curkan pihak lain dengan sikapnya itu. Tetapi sebetulnya, selain pihak lain benar--benar hancur, terlebih dahulu dia sendiri "hancur di dalam". Tidak jarang pihak yang didendam tidur dengan enak, makan dengan lahap, tertawa riang gembira, sementara yang menyimpan kepahitan tidak tidur semalam suntuk makan tak enak, muka murung sepanjang hari. Menyimpan kepahitan sesungguhnya adalah suatu kebodoh an yang sangat besar. Tetapi kuasa kegelapan/iblis, membalik keadaan ini, seolah-olah memberikan rasa puas kepada orang yang pahit hati, padahal itu sesungguhnya tidak lebih daripada rasa puas yang semu, yang dapat merusak roh, jiwa dan tubuh, sehingga menimbulkan macam-macam penyakit yang nampak di luar. Itulah sebab nya Firman Tuhan berkata, "Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh" (Yakobus 5:16). Itulah sebabnya juga percuma mendoakan orang yang sakit kalau dia masih mempunyai kepahitan hati/ dendam yang tidak bersedia membereskannya. Dalam beberapa kasus mendoakan orang sakit Tuhan Yesus lebih dulu mengatakan "Dosamu sudah diampuni". Kapan dosa seseorang diampuni, yaitu apabila seseorang mau mengampuni, atau bersedia melepaskan sifat-sifat buruk dari pikiran, perasaan dan kemampuannya. Ini memung kinkan rohnya hidup dan berkomunikasi dengan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus.

3. DAMPAK DARI LUKA BATIN DAN KEPAHITAN
a. Luka batin yang terjadi berulang-ulang tanpa pemberesan (mengarsipkan kesalahan orang lain dalam jiwa: pikiran, perasaan dan kemauan).
b. Hati yang tertutup terhadap orang yang menyakiti, kemudian kepada semua orang.
c. Pemberontakan yang terbuka.
d. Mencari kawan senasib.
e. Hilangnya keseimbangan dalam jiwa (personalities split).
f. Bunuh diri atau membunuh.

4. PENGAMPUNAN: KUNCI BAGI KESEMBUHAN BATIN
Tidak mengampuni dosa/kesalahan yang diperbuat seseorang pada kita akan menimbulkan kepahitan dan kegetiran pada diri kita sendiri. Kepahitan adalah sesuatu hal yang sangat merusak. Kepahitan itu bersifat mendendam dan jika obyek dendam itu tidak dapat dibalas, maka ia akan melampiaskan kepada orang lain sebagai pengganti sasarannya, meskipun ini kita lakukan secara tidak sadar. Kepahitan melenyapkan kesegaran, tenaga, damai, kehangatan. Ia menciptakan kebencian dan praduga negatif. Kalau intensitas kepahitan tinggi, orang yang menyimpannya tidak dapat diajak hidup bersama. Kalau inten sitasnya rendah, tidak enak dekat-dekat orang tersebut. Kesembuhan dan transformasi didapatkan dengan menghadapinya melalui pengampunan (mengampuni).
Di dalam perumpamaan hamba yang tidak mempunyai belas kasihan (Matius 18:21--35), Yesus mengajar bahwa kita tidak akan diampuni oleh Allah dari hutang-hutang hidup kita, jika kita tidak mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita. Hal inilah yang menjadi salah satu penekanan utama dalam doa "Bapa Kami" (Matius 6:12, 14, 15). Prinsip ini seharusnya menyebabkan kita mengampuni orang lain segera setelah mereka melukai kita, melanggar hak-hak kita, atau bersalah pada kita. Suatu hal yang sangat perlu kita ketahui ialah bahwa mengampuni adalah tindakan kehendak kita (an act of will), mengampuni bukan suatu perbuatan akibat perasaan. Kehendak (will) harus mendahului perasaan (feel-ing) dalam mengampuni. Perasaan ingin mengampuni tidak perlu ada dulu. Jika seseorang menunggu perasaannya untuk datang dahulu sebelum dia dapat mengampuni, ia bagaikan orang yang meletakkan gerobak di depan lembunya. Ia harus membaliknya. Kita berkehendak untuk mengam puni dan melakukannya, kemudian dengan anugerah Allah, perasaan akan mengikut inya. Sebab itu pengampunan pada sesama adalah suatu perintah! Tidak perduli kita merasa ingin mengampuni atau tidak (bahkan biasanya tidak), kita harus mengam puni orang bahkan harus minta ampun pada Allah untuk dosa menyimpan kebencian dan kepahitan sekian lama. Memang dengan kekuatan sendiri kita tidak mungkin mengampuni, tetapi dengan anugerah Allah kita dapat. Segera setelah kita mengam puni, Allah mengubah kita. Ia menarik kembali "algojo-algojo"(Matius 18:34). Ia mengubah pendapat dan sikap kita. Ia mengambil kepahitan kita, keberatan hati, dan meletakkan damai dan kasih sebagai gantinya. Kita ditransformasi. Ketegangan kita jadi rileks, dan kita memandang dengan perspektif baru. Kebencian pada orang yang merugikan kita bisa saja sungguh-sungguh secara nyata diganti dengan kasih.

6. JALAN KELUAR DARI JEBAKAN KEPAHITAN
a. Daftarkan nama-nama orang yang melukai hati Saudara, lalu doakan mereka: mintakan ampun dan berkat (Roma 12:14 dan I Korintus 4:12). Jangan berkata, "Saya tak mampu" tetapi katakan: "Tuhan, saya MAU mengampuni" Daftarkan pula kelakuan Saudara yang melukai seseorang. Melihat kesalahan sendiri, akan sangat membantu kita mengampuni orang lain dan minta ampun. Tuhan cinta orang-orang yang jujur!
b. Serahkan semua penolakan dan luka hati kepada Yesus. Ia telah menderita karena luka--luka kita (I Petrus 2:24). Allah berjanji memberikan kesembuhan bagi luka-luka kita (Yeremia 30:17). Salah satu rahasia kelepasan dari kepahitan hati apabila kita menyadari dan meyakini bahwa Tuhan Yesus sendiri pernah mengalami luka hati dikhianati oleh Yudas (jangan lupaYesus bukan hanya Allah l00%,tapi juga manusia
100%). Ketika Dia, karena dosa kita, ditinggalkan Bapa sehingga Dia berseru "Eli, Eli, lama sabakhtani " (Matius 27:46). Tuhan Yesus bukan hanya berkuasa menolong, juga dapat merasakan apa yang kita rasakan, sebab Dia telah mengalaminya di Kalvari.
c. Terimalah kasih Allah bagi Saudara. Tidak ada penolakan di dalam Dia. Allah menerima kita sebagaimana kita ada.
d. Ampuni dan terimalah diri Saudara sendiri. Berhenti membenci diri sendiri untuk semua ketidaksempurnaan dan kesalahan Saudara. Bersukacitalah di dalam Allah.
e. Yang paling sukar, tapi hasilnya luar biasa ialah: adakan pemberesan dengan orang yang bersangkutan. Kalau empat langkah pertama sudah dilakukan dengan baik, langkah ke lima ini pasti akan bisa kita lakukan dengan baik.
Sedangkan untuk menyembuhkan memori/ingatan akibat perlakuan buruk yang dialarni pada masa kanak-kanak yang menyebabkan trauma hingga saat ini adalah sbb:
a. Ajak Yesus kembali bersama Saudara menuju saat peristiwa tersebut berlang sung. Kita bisa minta Roh Kudus mengingatkan peristiwa apa yang membuat kita terluka.
b. Biarkan kehadiran Allah memenuhi tempat itu dan terimalah kasih Allah dalam pengalaman tersebut. Lihat Allah di sana bersama Saudara dan melindungimu dari si Jahat dan orang yang melukaimu. Dalam imaginasi lihat apa yang Allah lakukan untuk menyatakan pertolongan dan kasihnya kepada kita. Kasih Allah lebih kuat dari rasa sakit kita (Yesaya 61: 1). Ijinkan kasih Allah mengisi memori Saudara, menca but "racun pahit" dari pengalaman buruk yang dialami dan menyembuhkan lukamu.
c. Jangan pikirkan lagi luka-luka masa lalu. Pikiran buruk yang "diputar ulang" oleh Iblis harus ditolak dalam nama Yesus (Yesaya 43:18). Setiap kali kenangan buruk itu timbul kembali katakan,"Terima kasih Yesus untuk kesembuhan luka itu !"

0 komentar:

Posting Komentar