TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Selasa, 23 Februari 2010

Semangkuk Bakmi

Suatu malam, Ana bertengkar dengan ibunya. "Kamu kalo nonton jangan dekat2 nanti matamu bisa rusak" kata mamanya kepada ana.
"ah mama,ini kan ga terlalu dekat" sahut ana.
"kamu kalo di bilangin ama orang tua suka menyahut ya" balas ibunya. "habis mama ganggu ana nonton sih"jawab ana dengan nada masih kesal.
"kalo kamu memang ga mau dengar kata mama jangan dekat2 dengan mama kalo gitu" pancing ibunya.
"ok..,kalo itu maunya mama,ana akan pergi" jawab ana. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tidak mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata, “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?”
“Ya, tapi.. aku tak punya uang”, jawab Ana dengan malu-malu.
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai.
“Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”. lanjut pemilik kedai
Tidak lama kemudian, si pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi.
Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang.
“Ada apa nona?”, tanya si pemilik kedai.
“Tidak apa-apa. Aku hanya terharu”, jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi. Tapi..ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, segera mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Dan kau.. seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri”, katanya kepada sang pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata, “Nona, mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”
Ana, terhenyak mendengar hal tsb.
“Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tersebut? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele,aku bertengkar dengannya”.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yang harus diucapkan kepada ibunya.
Begitu sampai di ambang pintu rumah,ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika ibunya bertemu dengan Ana,ia langsung berlari dan memeluk anaknya dengan perasaan cemas dan menyesal telah memarahi anaknya. Setelah melepaskan pelukannya,ibunya mulai berkata, “Ana, kemana saja kamu seharian ini. mama tadi berputar putar cari kamu sampai ke teman2mu tapi kamu tidak ada disana" sembari memandang anaknya ia melanjutkan, "mafkan mama ya kalo mm tadi berbicara terlalu kasar dengan kamu."
"cepat masuklah, mama telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang".
mendengar penuturan ibunya, makin tak kuasa ana membendung air matanya.
"maafkan ana ya ma, ana sangat sayang dengan mama"hanya itu yang keluar dari mulut ana,karena ia tidak bisa menahan lagi tanggisannya.

RENUNGAN:
Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita.
Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya ibu kita, kita seharus ingat dengan pengorbanan beliau kepada kita sejak kecil sampai sekarang ini. Bahkan untuk selama ini pun kita lupa belum memberi yang berarti buat ibu kita. Untuk itu, bagaimana pun kita tidak boleh melupakan jasa ibu kita.
Seringkali kita menganggap pengorbanan mereka merupakan suatu proses alami yang biasa saja. Tetapi kasih dan kepedulian ibu kita adalah hadiah paling berharga yang diberikan kepada kita sejak kita lahir. Pikirkanlah hal itu?
Apakah kita mau menghargai pengorbanan dari ibu kita?
Mari dengan kesempatan ini kita masih bisa memberikan ucapan yang paling membahagiakan ibu kita dalam masa hidup kita.

0 komentar:

Posting Komentar