TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Selasa, 05 Oktober 2010

Bag.2 TUHAN SUDAH PILIHKAN BUAT SAYA "Hidup Baru Dalam Kristus" -Tentu buat Anda Juga- Kesaksian: Hamran Ambrie

Lanjutan dr Bag.1
4. ALLAH TRITUNGGAL
MAHA ESA
Sebelum saya menerima
pertobatan dalam Yesus
Kristus memang masalah
doktrin Tritunggal ini
menjadi sandungan,
bahkan menjadi sandungan
banyak orang. Hal ini terjadi
hanya disebabkan salah
mengerti memahami ajaran
iman Kristiani ini. Ajaran
dan kebenarannya
pengertian "Allah
Tritunggal" itu telah saya
ketemukan, yang sama
sekali tidaklah memperkosa
makna Tauhid ke-Esa-an
Allah itu sendiri. Qs. Al
Maidah 73 yang
mengatakan:
"Sesungguhnya kafirlah
orang-orang yang
mengatakan bahwasanya
Allah yang ketiga, dari
tiga." (Teks aslinya: "Laqad
kafaral ladzina qaalu innal
laha syalisyu syalaasyht..."
Juga Qs. An Nissa 171c
mengatakan: "Janganlah
kamu katakan Allah itu
Tiga" (wa la taqulu
syalasyht). Ayat-ayat Quran
ini sering dikemukakan oleh
saudara-saudara kita yang
beragama Islam, termasuk
saya sendiri waktu dulu,
sebagai dalil untuk menolak
faham Tritunggal yang
dianut oleh iman orang-
orang Kristen. Ayat-ayat
Quran ini jelas menolak
faham Tritheisme (ke-Tiga
Allah-an) dan bukanlah
menolak faham Allah
Tritunggal (Trinitas), ajaran
imannya orang-orang
Kristen. Bagi orang Kristen
ayat Quran ini sangat
dihargai karena ajaran
Kristen juga menentang
setiap faham Polytheisme,
dalam mana termasuk
faham Tritheisme ini, yaitu
faham ke-tiga Allah-an.
Disamping itu, ajaran
Kristen juga menentang
faham-faham Atheisme
Pantheisme. Alkitab telah
menggariskan kepercayaan
kepada Allah itu demikian:
"Shema Israel! Dengarlah
olehmu hai Israel;
sesungguhnya Tuhan, Allah
kita. Tuhan itu Esa
adanya" (Ulangan 6:4).
Dalam Kitab Yesaya 45:5
dikatakan: "Akulah Tuhan
dan tidak ada yang lain.
Kecuali Aku tidak ada Allah."
Dalam Injil Yohanes 17:3
dikatakan: "Inilah hidup
yang kekal itu, yaitu bahwa
mereka mengenal Engkau
satu-satunya Allah yang
benar, dan mengenal Yesus
Kristus yang telah Engkau
utus." Tidak ada
kemungkinan barang
sedikitpun, bahwa
pengakuan Allah Tritunggal
itu berlawanan dengan ke-
Maha Esa-an Allah Yang
Maha Esa itu, bukanlah
berarti tiga Allah bersatu
dalam satu kesatuan,
sebagaimana sering
ditafsirkan orang.
Rumus Allah Tritunggal
sering dituliskan orang
dengan angka: 1 = 3, 3 = 1,
bermakna sebagai berikut:
1 = 3, yaitu SATU zat Allah,
di dalam TIGA Qudrat
Kuasa Allah, (Tiga Qudrat
Kuasa Allah itu, ialah: (1)
Mencipta, (2) Berfirman, dan
(3) Bertindak, (Menolong,
membimbing, memberi
taufik, dan hidayah).
Mencipta, dengan kata lain
disebut ''Bapa''. Berfirman,
dengan kata lain disebut
"Anak". Membimbing,
dengan kata lain disebut
"Rohulkudus".
3 = 1, yaitu TIGA oknum
Ilahi (Bapa, Anak dan
Rohulkudus), adalah SATU
wujud zat Allah Yang Maha
Esa dan Maha Kuasa.
Uraian lebih lanjut yang
dimaksudkan Allah
Tritunggal itu dapat
dijelaskan lagi sebagai
berikut:
(1) ALLAH alkhalik, dengan
kata lain disebut "Bapa"
adalah sebagai pencipta
semesta alam (sebanding
dengan kata sifat "Qadirun"
= "Berkuasa" dalam ajaran
Islam).
(2) FIRMAN, dengan Kata
lain disebut "Anak" yang
telah jadi jasad manusia
dalam kelahiran Yesus,
sebagai Firman yang hidup,
untuk menyampaikan
hukum-hukum Allah,
kehendak-kehendak Allah,
menyatakan janji-janji
Allah, dan lain-lain kepada
umat manusia, berbicara
dalam bahasa manusia
(Sebanding dengan sifat
"Muridun" = "Berkehendak"
dalam ajaran llmu Tauhid
Islam).
(3) ROH ALLAH, dengan
kata lain disebut
"Rohulkudus", yang
memberi Taufik dan
Hidayaht (pertolongan dan
bimbingan Roh Kebenaran)
kepada umat yang percaya
dan bertakwa kepadaNya
(Sebanding dengan sifat:
"Hawun" = "Hidup" dalam
ajaran Islam).
Ketiga unsur diatas ini
(Bapa, Anak/Firman dan
Rohulkudus) digambarkan
masing-masing sebagai
oknum (sebanding dengan
istilah "Sifat" dalam ajaran
Islam) adalah Esa dalam
wujud zat Allah, yang tidak
terpisahkan satu sama
lainnya, sama kuasanya,
sama kekalnya. Tidak ada
yang terdahulu atau
terkemudian diantara satu
dengan yang lain. Bapa,
Anak/Firman dan
Rohulkudus, dapat
diucapkan dalam sepatah
kata, yaitu: "ALLAH". Dalam
Alkitab berbahasa Arab
dikatakan: "Bismil Ulbi wal
ibni wal
Ruhulqudusi" (Dengan
nama Bapa dan Anak dan
Rohulkudus). Aba, Ibni,
Rohulkudusi = Allah. Dalam
bahasa Arab dapat dibaca
ringkas: "Bismillah". Kata
Bismillah ini mengandung
unsur ke-Tritunggal-an
iman Kristiani.
Dengan susunan kalimat
bentuk lain masih dapat
dijelaskan lagi sebagai
berikut:
1. ALLAH disebut "Bapa",
adalah dalam aktivitasNya
sebagai alkhalik, Pencipta
semesta alam, Maha Kuasa
(Qadirun = Berkuasa).
2. ALLAH itu juga, disebut
"Anak" atau dengan kata
lain disebut
"Firman" (Yohanes 1:14),
atau "Firman yang Hidup" (1
Yohanes 1:1), adalah dalam
aktivitasNya sebagai
pemberi amaran/perintah
menetapkan hukum,
menyatakan kehendak,
menyatakan janji-janji Allah
kepada umat manusia.
Anak atau Firman ini telah
menjadi daging dalam rupa
manusia, yaitu kelahirannya
Yesus Kristus (muridun =
berkehendak).
3. ALLAH yang itu juga,
bukan Allah yang lain lagi,
dikatakan "Rohulkudus"
atau Roh kebenaran, adalah
dalam aktivitasnya sebagai
pemberi Taufik dan
Hidayaht, memimpin
rohani orang-orang Kristen
membawa kepada
kebenaran, hidup yang
kekal (Hayyun = Hidup).
Sebab itu dengan
penyebutan "Allah Bapa"
atau "Allah Anak", ataupun
"Allah Rohulkudus", tidaklah
sama sekali menunjuk
kepada makna jumlah
banyaknya tiga Allah,
meskipun terjadi tiga kali
disebut nama Allah, namun
Allah itu adalah tetap hanya
Esa, tidak lebih. Penyebutan
yang berbeda hanyalah
sekedar menunjukkan
adanya perbedaan aktivitas,
yaitu: a. disebut "Bapa" atau
"Allah Bapa" adalah sebagai
alkhalik, Pencipta semesta
alam, yang Maha Kuasa
(Qadirun). b. disebut "Anak"
atau "Allah Anak" adalah
sebagai Firman yang hidup,
berbicara kepada manusia
dalam bahasa manusia
(Muridun). c. disebut
"Rohulkudus" adalah
sebagai pemberi Taufik dan
Hidayaht, pembimbing
rohani umat manusia yang
percaya, hidup dalam Roh
Kebenaran (Hayyun). Jadi
jelaslah kiranya, bahwa ke-
Maha-Esa-an Allah
Tritunggal di dalam iman
Kristen, sama sekali tidaklah
berarti memperkosa ajaran
Tauhid, dan tidaklah juga
diartikan sebagai satu
kesatuan yang terdiri dari
beberapa Allah atau
beberapa Tuhan, seperti
sering disalah tafsirkan
orang. Al Quran sama
sekali tidak menentang atau
menolak akan pengertian
Allah Tritunggal iman
Kristen ini. Yang ditolak oleh
Quran seperti yang disebut
dalam Qs. Al Maidah 73 itu,
ataupun Qs. An Nisaa 171,
adalah faham ke-Tiga
Allahan atau Tritheisme.
Ajaran Kristen pun menolak
faham Tritheisme atau ke-
Tiga Allahan ini. Sebab itu
yakinlah bahwa tidak ada
satu ayat pun dalam Quran
menentang "Allah
Tritunggal" iman Kristen ini.
5. KEMATIAN DAN
KEBANGKITAN YESUS
KRISTUS
Quran sura An Nisa 157
mengatakan:"dan karena
ucapan mereka:
Sesungguhnya kami telah
membunuh Almasih Isa
anak Maryam seorang
Rasul Allah, padahal mereka
tidak membunuhnya dan
tidak menyalibnya,
melainkan orang yang
diserupakan dengan dia.
Sesungguhnya orang-
orang yang berselisih
faham tentang
(pembunuhan) Isa itu
benar-benar dalam keragu-
raguan tentang yang
dibunuh itu."
Nats Quran ini,
dipergunakan pada
umumnya oleh para
mubaligh Islam termasuk
saya sendiri waktu dulu
dalam kedudukan saya
sebagai seorang mubaligh
Islam untuk menolak
kebenarannya Yesus Kristus
itu mati di kayu salib. Saya
waktu itu berpendapat,
bahwa tidak mungkin
seorang kekasih Allah yang
menjadi rasul-Nya itu, Allah
sendiri tidak memberikan
perlindungan barang sedikit
pun, malah membiarkan
Isa Almasih (Yesus Kristus)
itu mati diatas kayu salib.
Apapun pula seperti yang
dikatakan orang-orang
Kristen itu, bahwa Yesus itu
adalah Anak Allah, tidak
mungkin kalau Allah Bapa
tidak memberikan
perlindungan barang
sedikitpun. Setelah saya
meyakini bahwa Alkitab itu
ditunjang kebenarannya
oleh Al Quran sebagaimana
saya telah diilhami dengan
ayatnya Qs. Al Maidah 68
dan lain-lain itu, maka
masalah "Kematian Yesus di
kayu salib" ini perlu saya
tinjau kembali, diselidiki
secara jujur, baik dari apa
yang ditulis dalam Quran
itu, maupun apa yang
diwartakan dalam Alkitab.
Maka akhirnya dapatlah
saya menarik suatu
kesimpulan yang
meyakinkan sebagai berikut:
1. Menurut Quran tersebut,
ternyatalah bahwa
memang telah terjadi
peristiwa "seseorang telah
disalib dan mati", tetapi
tidak dipastikan siapa yang
mati itu. Quran menyangkal
bahwa yang mati itu adalah
Isa Almasih, atau Yesus
Kristus. Ada yang
mengatakan bahwa yang
disalib dan mati itu, adalah
Yahuza atau Yudas.
2. Menurut Quran itu juga
dikatakan bahwa ada
orang-orang memang
mengatakan dengan yakin,
bahwa sesungguhnya
mereka telah "membunuh
Yesus" itu. Sekarang saya
harus mencari keterangan
yang meyakinkan, siapakah
sebenarnya yang disalib
dan mati itu, Yesus atau
orang lain.
Untuk mendapatkan
keterangan ini, kita haruslah
mencari bukti suatu
dokumentasi sejarah yang
obyektif. Hal ini adalah
Alkitab, merupakan
dokumentasi yang terbuka
yang dapat menjadi bahan
informasi. Cerita mengenai
kematian Yesus di kayu
salib itu, terdapat dalam
empat Injil yang masing-
masing ditulis oleh Matius,
Markus, Lukas dan
Yohanes. Kesaksian dari 4
penulis Injil ini adalah
merupakan saksi mata,
dimana mereka melihat dan
mengalami sendiri. Kalau
kita berpijak kepada
ketentuan hukum bahwa
kesaksian 2 atau 3 orang
yang melihat sendiri dalam
sesuatu peristiwa, sudah
cukup bahwa sesuatunya
itu diteguhkan sebagai hal
yang benar secara hukum
(Ulangan 17:6-7). Sebab itu
kesaksian dari 4 penulis Injil
ini yang mereka masing-
masing melihat sendiri
tentang benarnya terjadi
peristiwa Yesus disalib dan
mati, adalah merupakan
kesaksian yang benar dan
syah serta meyakinkan
bahwakebenarannya dapat
dipercaya, dibandingkan
dengan kesaksian Al Quran
atau Muhammad yang
ditulis sesudah enam abad
kemudianyang hanya
merupakan dugaan-dugaan
yang tidak meyakinkan,
karena memang tidak
menyaksikan sendiri.
Kesaksian yang lain dapat
juga ditambahkan, bahwa
waktu Yesus dinyatakan
mati oleh kepala pasukan,
maka Yusuf Arimatea
datang kepada Pontius
Pilatus untuk meminta
mayat tersebut untuk
dikuburkan. Permintaan itu
dikabulkan (Markus
15:41-46). Seandainya yang
diturunkan dari salib itu
bukan Yesus, pastilah Yusuf
Arimatea menolaknya atau
memberikan keterangan
ketidak-benarannya itu.
Bukti lain lagi, adalah orang-
orang Yahudi meminta
kepada Pontius agar
kuburan Yesus dijaga.
Permintaan ini pun
dikabulkan. Seandainya
yang dikuburkan itu bukan
Yesus, tidaklah mungkin
orang-orang Yahudi itu
menjagai kuburanNya itu.
Hal ini terjadi, karena Yesus
pernah mengatakan bahwa
pada hari ketiga Ia akan
bangkit hidup kembali
diantara orang mati. Bukti
lain lagi, bahwa jika
sekiranya yang disalib itu
bukan Yesus, tidaklah
mungkin Ia dapat
mengeluarkan kata-kata
yang penuh kasih sebagai
aslinya tabiat Yesus,
misalnya: "Bapa ampunilah
mereka sebab mereka tidak
tahu apa yang mereka
perbuat", dan kalimat:
"Sudah Genap" (tetelestai).
Ini semua membuktikan
bahwa yang mati tersalib
itu tidaklah lain daripada
Yesus Kristus sendiri.
Dengan demikian, maka
sampailah saya kepada
kesimpulan yang
meyakinkan bahwa "yang
disalib dan mati" seperti
yang diwartakan dalam Qs.
An Nisaa 157, tidaklah
diragukan lagi, ialah Yesus-
sendiri, bukan orang lain,
bukan Jahuza, juga bukan
Yudas. Karena kesaksian
mata dari 4 penulis Injil itu
adalah cukup meyakinkan,
syah dan benar.
Kebangkitan Yesus diantara
orang mati.
Mengenai peristiwa
kebangkitan Yesus dari
kematian-Nya, Al Quran
tidak pernah menyangkal.
Menurut Quran,
Muhammad menerima
wahyu tentang ucapan
Yesus demikian:"Selamatlah
diriku ketika dilahirkan dan
ketika mati dan ketika
berbangkit kembali
hidup"(Qs. Maryam 33).
Teks
aslinya:"Wassalamu'ala
yauma walidtu wayauma
amutu wa yauma ub'asyu
hayya."Dengan kata
"ub'asyu hawa" (bangkit
hidup kembali) adalah
merupakan kehidupan yang
nyata sesudah mengalami
kematian (amutu) yang
nyata. Dengan nats ini
dapatlah meyakinkan saya,
bahwa Yesus memang
telah mengalami kematian
yang nyata, meskipun
kematiannya disangkal di
kayu salib dan bangkit
hidup kembali (ub'asyu
hawa). Yesus hidup kembali
pada hari ketiga diantara
orang mati secara nyata,
dengan kebangkitan badani
yang sudah dipermuliakan
(Filipi 3:21), yang dapat
dilihat dan dijamah.
Kematian Yesus sama sekali
tidak ada artinya, jika tidak
berkelanjutan
dengankebangkitan hidup
kembalidiantara orang mati.
Sekiranya Yesus yang
disalibkan itu mati dan terus
mati memang akan
merupakan satu pukulan
yang hebat bagi iman
Kristen, karena Tuhannya
telah mati. Dan pastilah
agama Kristen tidak akan
dapat berdiri teguh sampai
saat ini, karena memang
sudah tidak ada harapan.
Apa yang dapat diharapkan
bagi keselamatan para
pengikutnya di alam
sorgawi, kalau Yesus itu
mati dan terus mati, dan
sekarang pun ada
kuburannya? Untuk apa
iman orang Kristen ber-
Tuhan-kan orang mati?
Untuk apa orang Kristen
dibaptiskan atas nama
orang mati? Untuk apa
orang Kristen meminta
syafaat kepada orang mati?
Dan malah tidak masuk
akal, kalau sekarang orang-
orang Kristen, menjadikan
orang mati menjadi
juruselamatnya, sedangkan
si mati sendiri tidak selamat,
dia di dalam kubur.
Tetapi karena kasih Allah,
bahwa Yesus disalibkan
bukan mati untuk mati,
melainkan mati untuk hidup
kembali, dan memang
hidup selama-lamanya
kekal hingga pada
kesudahan alam.
Kebangkitan Yesus, hidup
kembali diantara orang
mati, bukanlah dalam
khayalan, tetapi memang
dalam kenyataan yang
dapat dilihat dan disaksikan
oleh banyak orang.
Kematian dan kebangkitan
Yesus adalah merupakan
inti dari kesaksian iman
Gereja sedunia. Kita
sekarang memiliki iman
yang penuh pengharapan.
Kita mempunyai
Juruselamat yang hidup
selama-lamanya hingga
pada kesudahan alam. Kita
memiliki iman yang
berdasarkan kasih. Kita
sudah menjadi waris
penerima janji-janji Allah
bersama-sama dengan
Kristus. Menderita bersama,
juga dipermuliakan
bersama-sama dengan Dia
(Roma 8:17).
Karena itu yakinlah, bahwa
kita sebagai pengikut Kristus
akan dibangkitkan dari
segala jenis kematian:
= Kita akan dibangkitkan
dari kematian kebahagiaan
rumah tangga.
= Kita akan dibangkitkan
dari kematian rezeki nafkah
hidup dari hari ke hari.
= Kita akan dibangkitkan
dari kematian hati yang
lemah dan rusuh.
= Kita akan dibangkitkan
dari kematian iman yang
sudah suam.
= Kita akan dibangkitkan
dari kematian kasih.
= Kita akan dibangkitkan
dari kematian segala rupa
hal ihwal yang mencekam
jiwa, dari segala kekuatiran,
dari segala penderitaan
hidup, segala penderitaan
sakit penyakit, dan lain-lain.
Makna Salib Kristus bagi
kita.
Rasul Petrus menuliskan
ilhamnya sebagai
berikut:"Sebab adalah kasih
karunia, jika seorang karena
sadar akan kehendak Allah
menanggung penderitaan
yang tidak harus ia
tanggung. Sebab dapatkah
disebut pujian, jika kamu
menderita pukul karena
kamu berbuat dosa? Tetapi
jika kamu berbuat baik dan
karena itu kamu harus
menderita, maka itu adalah
kasih karuniaAllah. Sebab
untuk itulah kamu
dipanggil, karena Kristus
pun telah menderita untuk
kamu, dan telah
meninggalkan teladan
bagimu, supaya kamu
mengikuti jejakNya. Ia tidak
berbuat dosa, dan tidak ada
tipu dalam mulutNya. Ketika
la dicaci-maki. Ia tidak
membalas dengan
mencaci-maki; ketika ia
menderita. Ia tidak
mengancam, tetapi Ia
menyerahkan kepada Dia
yang menghakimi dengan
adil. Ia sendiri telah
memikul dosa kita di dalam
tubuh-Nya di kayu salib,
supaya kita yang telah mati
terhadap dosa, hidup untuk
kebenaran. Oleh bilur-bilur-
Nya kamu telah sembuh.
Sebab dahulu kamu sesat
seperti domba, tetapi
sekarang kamu telah
kembali kepada gembala
pemelihara jiwamu" (1
Petrus 2:12-25).Salib yang
dihubungkan dengan
pribadi Yesus, adalah
merupakan puncak
kesengsaraan-Nya. Mati di
kayu salib, bukanlah hal
yang diidam-idamkan,
meskipun hal itu sesuai
dengan takdir rencana
Allah. Karena masalah
sengsara Yesus ini sudah
dinubuatkan dalam Kitab
Nabi Yesaya 53:1-12. Dan
Yesus sendiri telah
menginsyafi bahwa nubuat
itu akan tergenapi atas
pribadinya sebagai Hamba
Allah yang dimaksudkan
oleh nubuatan itu. Itulah
sebabnya Yesus
mengatakan di saat
menghadapi saat sengsara
ini, kepada seseorang yang
menyertai Yesus yang
bersikap untuk
mengadakan perlawanan,
Ia berkata:"Masukkan
pedang itu kembali kedalam
sarungnya, sebab barang
siapa menggunakan
pedang akan binasa oleh
pedang. Atau kau sangka
bahwa Aku tidak dapat
berseru kepada Bapaku
supaya Ia segera mengirim
lebih dari dua belas pasukan
malaikat membantu Aku?
Jika begitu, bagaimana akan
digenapi yang tertulis dalam
Kitab Suci, yang
mengatakan bahwa harus
terjadi demikian?" (Matius
26:52-54).Yesus dihukum
salib oleh Penguasa dan
Imam Yahudi, bukanlah
disebabkan Dia melakukan
sesuatu kejahatan yaitu
berbuat dosa melanggar
Hukum Taurat. Dia
dihukum oleh penguasa-
penguasa imam Yahudi
karena pengajaranNya
menyelamatkan umat
manusia dari kuasa dosa,
juga karena Ia
menyuguhkan (klaim) diri-
Nya Anak Allah, Mesias,
Tuhan Juruselamat. Dari
keterangan diatas maka
dapatlah disimpulkan
bahwa lambang salib,
adalah mengingatkan
kepada kita setiap penganut
Kristen, bahwa Yesus
menderita dan telah
menjadi korban mati
sengsara di kayu salib,
karena da'wah-Nya untuk
menyelamatkan kita semua
dari penguasa dosa, agar
kita mendapatkan hak hidup
yang kekal di alam sorgawi.
Yesus naik ke sorga (mikraj)
Kenaikan Yesus ke sorga
(mikraj) disaksikan oleh
kesebelas murid-muridNya
di luar kota dekat Betani
(Lukas 24:50).Mengenai
peristiwa kenaikan Yesus ke
sorga (mikraj) ini tidak ada
sanggahan Quran, malah
ditunjang dengan adanya
ayat Qs. Ali Imran 55 yang
antara lain mengatakan:"Idz
qalallahu ya 'Isa inni
mutawaffika wa
rafi'uka...''(Ingatlah ketika
Allah berfirman: Ya Isa
bahwasanya Aku
mewafatkan engkau, dan
mengangkat engkau
kepadaku...).
Dalam peristiwa kenaikan
Yesus ke sorga ini ada dua
masalah yang perlu kita
catat:
1. Amanat Yesus kepada
murid-muridNya, bahwa
juga kepada kita sekalian
yang menjadi pengikut-
pengikut Kristus dewasa ini,
yaitu:
a. Pergilah ke segenap
penjuru dunia ini, beritakan
Injil Keselamatan,
menjadikan semua orang
jadi murid Yesus;
b. Membaptiskan mereka
atas nama Allah Tritunggal:
Bapa dan Anak dan
Rohulkudus.
c. Mengajar mereka dengan
apa yang diajarkan Yesus
Kristus khususnya, dan
Alkitab pada umumnya.
2. Janji Yesus, akan
memberikan Kuasa
Rohulkudus kepada murid-
muridNya, yang juga
berarti kepada kita sekalian
yang menjadi murid-
muridNya atau pengikut-
pengikut Kristus dewasa ini,
untuk bersaksi bagi
kebenaran Yesus Anak
Allah, firman Yang Hidup,
dan menyertai kita sekalian
untuk selama-lamanya,
hingga pada kesudahan
alam.
Kedatangan Yesus untuk
kedua kalinya.
Kedatangan Yesus untuk
yang kedua kali menjadi
hakim yang adil,
menghakimi yang hidup
dan yang mati diberitakan
dalam Kisah para Rasul 1:11
dan Wahyu 20:11-15.
Kedatangan Yesus pada
akhir zaman ini untuk
menjadi hakim yang adil
itu, pun menjadi
kepercayaan bagi umat
Islam pada umumnya,
karena dalam beberapa
hadits Bukhari dan Muslim,
masalah ini ada diberitakan.
Antara lain dapat dicatat
sebagai berikut:
1. Hadits Bukhari dari Abu
Hurairah, Jilid ll, hal 256:
"Kaifa antum idzalabna
Manyama fikum wa
imaamukum min kum."
(Bagaimana halmu, apabila
Ibnu Maryam turun jadi
imam daripada kamu.)
2. Hadits dari Musnad
Imam Ahmad ibd. Hambal,
jilid 11 halaman 411:
"Yu syiku min 'asya
minkum an balqa 'Isa Ibna
Maryama imama mahdiya
wa hakama
'adlan"(Daripadamu akan
bertemu dengan Isa ibnu
Maryam sebagai imam
Mahdi dan Hakim yang
adil).
3. Nabi Muhammad sendiri
pernah bersumpah untuk
meyakinkan bahwa Isa
Almasih ibnu Maryam akan
datang kembali untuk
menjadi Hakim yang Adil.
Muhammad
berkata:"Wallaha liyunzilna
ibna Maryama hakuman
adlan"(Demi Allah,
sesungguhnya akan turun
(datang) putra Maryam
selaku hakim yang adil).
Lihat: Hadits Muslim jilid I -
Halaman 76.
Syarahan Hadits ini adalah
mengkhabarkan
kedatangannya Isa Almasih
untuk kedua kalinya kelak
(akhir zaman).
Perkataan''hakuman''(menjadi
hakim), mengisyaratkan
bahwa kedatangannya Isa
Almasih Yesus Kristus)
yang kedua kali itu, tidaklah
selaku Nabi membawa
risalah atau syariat agama,
dengan Quran ataupun
Alkitab (Taurat-Injil), yang
berlaku sekarang, tetapi
hanyalah ia turun menjadi
Hakim antara segala hakim-
hakim umat ini, dengan
kitab baru, yang dinamakan
"Kitab al-Hayat" (Wahyu
20:11-15). Nats dari Hadits
shahih Bukhari-Muslim
diatas dapat dibandingkan
dengan Alkitab, Roma 2:16
yang berbunyi
demikian:"Hal itu akan
nampak pada hari,
bilamana Allah sesuai
dengan Injil yang
kuberitakan, akan
menghakimi segala sesuatu
yang tersembunyi dalam
hati manusia oleh Kristus
Yesus" (Roma 2:16).
Karena itu tidak ada alasan
yang memberatkan bagi
saya untuk ragu-ragu
menerima Yesus sebagai
Tuhan dan Juruselamatku
pribadi, begitupun untuk
menantikan kedatangan
Yesus Kristus yang kedua
kali, sebagai Hakim yang
adil. Keselamatan menjadi
Pengikut Kristus, Quran
telah bersaksi sebagai
berikut:"Idz qala'llahu ya 'Isa
inni mutawaffika, wa raafi
uka ilayya wa
muthahhiiruka minal ladzina
kafaruu wa yaa 'ilul ladzinat
taba'uka fauqal ladzina
kafaruu ilaa yaumil
giaamaht..."(Ingatlah ketika
Allah berkata: "Ya Isa
bahwasanya Aku
mewafatkan engkau,
mengangkat engkau
kepadaKu, membersihkan
engkau daripada orang
kafir, dan menjadikan
orang-orang yang
mengikut engkau diatas
daripada mereka yang tidak
percaya hingga hari
kiamat."Jelas, bahwa Quran
tersebut bersaksi, bahwa
pengikut-pengikut Kristus
terjamin keselamatannya,
dalam hal ini adalah Hidup
Kekal di alam sorgawi,
sebagaimana di katakan
oleh Yesus sendiri:"Aku
berkata kepadamu:
Sesungguhnya barang
siapa mendengar
perkataanKu dan percaya
kepada Dia yang mengutus
Aku, ia mempunyai hidup
yang kekal dan tidak turut
dihukum sebab ia sudah
pindah dari dalam maut ke
dalam hidup" (Yohanes
5:24). Akulah jalan dan
kebenaran dan hidup, tidak
ada seorangpun yang
datang kepada Bapa, kalau
tidak melalui Aku" (Yohanes
14:6).
6. KEBENARAN ALKITAB
Sebagaimana diuraikan
pada awal kesaksian ini,
bahwa mula pertama yang
merangsang saya untuk
menyelidiki kebenaran
Alkitab (Bible) itu adalah
disebabkan oleh salah satu
ayat Quran, yaitusura Al
Maidah 68 yang
mengatakan bahwa Alkitab
(Taurat dan Injil itu) adalah
merupakan Kitab yang
benar bagi orang
yangberagamadalam
kebenaran menurut
kehendak Allah. Ada
beberapa ayat dalam Quran
yang sering dipergunakan
oleh para Mubaligh Islam
dan termasuk juga oleh
saya sendiri tempo dulu
dalam kedudukan saya
sebagai seorang mubaligh
Islam, yang ditafsirkan
sebagai bukti bahwa Alkitab
(Taurat dan Injil) itu telah
dipalsukan, dirubah disana-
sini oleh tangan kotor-jahil
manusia. Secara teliti
sekarang saya ingin
mengerti yang sebenarnya
makna ayat-ayat Quran
tersebut secara wajar,
sebagaimana juga halnya
saya ingin mengerti isi
Alkitab yang sewajarnya.
Dengan penuh rasa
kejujuran, saya coba
memeriksa kembali sampai
di mana kebenarannya
yang dimaksudkan oleh
ayat-ayat (nats) Quran itu.
Akhirnya dapatlah saya
memberikan suatu
kesimpulan sebagai berikut:
1. Qs. Al Baqarah 75.
"Apakah kamu masih
mengharapkan mereka
akan percaya kepadamu,
padahal segolongan dari
mereka mendengar firman
Allah, lalu mereka
merobahnya setelah
mereka memahaminya,
sedang mereka
mengetahui."
Pada umumnya orang-
orang Muslim mengatakan
tafsirannya bahwa yang
dimaksud "segolongan dari
mereka" (friqun minhum)
itu, adalah ahli-kitab
(Yahudi/Nasrani) yang telah
mengubah firman Allah itu,
dalam hal ini mereka artikan
merubah teks Taurat dan
Injil (Alkitab-Bible). Dalam
penyelidikan saya,
pengertiannya ayatQs. Al
Baqarah 75 ini tidaklah
demikian. Yang
dimaksudkan "segolongan
dari mereka" itu, ialah
orang-orang Islam itu
sendiri yang berasal dari
penganut agama Yahudi/
Nasrani, kemudian mereka
(segolongan ini) kembali
menolak Islam setelah
mereka mengetahui apa
sebenarnya ajaran
Muhammad itu. Oleh
Quran, mereka dituduh
merubah makna penafsiran
Quran itu sendiri, jadi
bukanlah Alkitab (Taurat/
Injil). Hal ini jelas dapat
difahami akan pengertian
ayat tersebut yang
mengatakan: "...apakah
kamu (maksudnya:
Muhammad), masih
mengharapkan mereka
akan percaya kepadamu".
"Kamu" atau "kepadamu"
disini, jelas dimaksudkan
adalah Muhammad. Tetapi
kemudian mereka (orang-
orang Yahudi/Nasrani) yang
tadinya sudah mengaku
percaya akan kenabian
Muhammad ini, mereka
menolak/keluar dari Islam,
lalu mereka dituduh
merubah pengertian
pendengaran ayat firman
Allah (dalam hal ini adalah
Quran itu sendiri) yang
selanjutnya juga mereka
dituduh orang-orang
bodoh, pembual, buta
huruf dan sebagainya. Yang
jelas, bahwa ayat Quran ini
sama sekali tidak ditujukan
kepada ahli kitab (Yahudi/
Nasrani) dan juga tidak
mengatakan Alkitab (Taurat-
Injil) itu yang telah dirubah-
rubah, melainkan malah
Quran itu sendiri.
2. Qs. Al Baqarah 106.
"Apa saja ayat yang kami
mansokh-kan (hapuskan)
atau Kami jadikan (manusia)
lupa kepadanya, Kami
datangkan yang lebih baik
daripadanya atau yang
sebanding dengannya..."
Perkataan "ayat'' yang
dimansokh-kan
(dihapuskan) dalam nats
Qs. Al Baqarah ini, juga
pada umumnya mereka
artikan "Alkitab/Taurat-Injil".
Tetapi dari beberapa buku
tafsir/terjemahan Quran
hampir sepakat
mengatakan bahwa makna
"ayat yang yang
dimansokh-kan/
dihapuskan" disini
pengertiannya adalah
bahwa ada beberapa ayat
Quran itu sendiri yang telah
di hapus hukumnya.
Bahkan menurut buku At
Tadjdid fil Islam
mengatakan bahwa
sedikitnya 5 sampai 500
ayat-ayat dalam Quran itu
telah mansokh. Ada juga
yang berpendapat bahwa
makna "ayat yang
dimansokh-kan" itu, adalah
mengenai kemukjizatan
Muhammad artinya bahwa
Muhammad sebagai nabi
dan rasul menerima wahyu
Allah sudah tidak mendapat
kuasa Allah bermukjizat
sebagaimana halnya para
nabi-nabi sebelumnya,
seperti Musa dan Isa
Almasih. Jadi jelaslah pula
bahwa maksud nats Qs. Al
Baqarah 106 inipun tidaklah
pula kena-mengena untuk
menjadi dalil menolak
kebenaran kehadirannya
Alkitab sebagai Kitab Ilahi
yang menjadi dasar
kebenaran bagi setiap orang
untuk beragama yang
benar.
3. Qs. Al Maidah 13.
"...karena mereka
melanggar janjinya, Kami
kutuki mereka, dan Kami
jadikan hati mereka keras
membatu. Mereka suka
merubah perkataan (firman)
Allah dari tempatnya dan
mereka (sengaja)
melupakan sebagian dari
apa yang mereka telah
diperingatkan dengannya,
dan kamu (Muhammad)
senantiasa akan melihat
kekhianatan dari mereka,
kecuali sedikit diantara
mereka yang tidak
berkhianat.''
Perkataan "mereka" dalam
Qs. Al Maidah 13 ini
biasanya mereka sengaja
tambahkan dalam tanda
kurung: (Ahli Kitab) atau
(Yahudi/Nasrani),
sedangkan makna kalimat:
"Mereka suka merubah
perkataan (firman) Allah dari
tempatnya...", mereka
artikan Alkitab atau Taurat/
Injil itu sudah ditukar-tukar
dan dihapuskan/dirubah
kebenarannya. Padahal
yang sebenarnya, ayat
inipun sama halnya dengan
Qs Al Baqarah 75 adalah
juga ditujukan kepada
orang-orang Islam pengikut
Muhammad sendiri dimana
hidupnya Muhammad itu
sendiri, yang tadinya
memang berasal dari
penganut agama Yahudi/
Nasrani, berbalik kembali
pada agamanya semula
(menolak Islam). Oleh
Quran, mereka dituduh
berkhianat merubah-rubah
firman Allah, dalam hal ini
adalah Quran itu sendiri.
Mereka menolak kebenaran
Islam, sesudah mereka
mengetahui ajaran
Muhammad yang
sebenarnya. Hal ini dapat
dibaca dari seluruh
hubungan ayat Quran ini
mulai ayat 7 sampai
dengan13. Jadi jelaslah pula,
bahwa ayat Qs. Al Maidah
13 ini pun tidaklah dapat
dijadikan dalil untuk
menolak kebenaran Alkitab.
Masih banyak nats-nats Al
Quran yang senada dengan
contoh di atas yang tadinya
diartikan sebagai menolak
kebenaran Alkitab itu. Saya
coba memahaminya secara
jujursehingga dapatlah saya
meyakini bahwa tidak ada
satu ayat pun dalam Quran
yang secara tegas
mengatakan bahwa Alkitab
(Taurat dan Injil) itu telah
dipalsukan, dirubah dan
lain-lain dari kebenaran
aslinya. Pada akhirnya
dapatlah saya
menyimpulkan, bahwa apa
yang Quran katakan dalam
surat Al Maidah 68, Al
Baqarah 62,As Sajadah 23,
dan lain-lain yang telah saya
kemukakan terdahulu
dalam kesaksian ini,
memang benar dan
meyakinkan bahwa Alkitab
(Taurat-Injil) itu adalah
merupakan kebenaran bagi
setiap orang yang mau
beragama dalam kebenaran
sesuai dengan kehendak
Allah.
Berlanjut ke Bag.3

0 komentar:

Posting Komentar