TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Kamis, 21 Oktober 2010

Mengikuti- MU adalah keputusan terbaik dalam hidupku....

Hidup yang kupilih
membuatku berarti, karna
Yesus Tuhan tempatku
percaya dan berharap......
kubuka mataku lihat
sekelilingku, ku harus
nyatakan kebesaran-Mu
yang membebaskan, karna
kuasa - MU, karna
kehebatan - MU, kudapat
lakukan perkara besar yang
Engkau Janjikan...
Percaya tidak, bahwa
sebenarnya tidak ada yang
namanya "terpaksa", tidak
ada juga yang namanya
"nasib buruk", tidak ada
sebutan "tidak beruntung",
tidak ada seharusnya
kalimat "inilah nasibku" -
TIDAK ADA! Yang ada
adalah (mungkin) kita
memilih untuk menjadi
"terpaksa", kita menyebut
diri kita mengalami "nasib
buruk", kita mengeluh
karena merasa diri "kurang
beruntung", dan barangkali
juga kita pasrah dengan
keadaan kita dan
menyebutnya "nasib".
Ada kisah nyata yang
sangat menarik ... puluhan
tahun silam. Tepatnya,
pada tgl 23 Juni 1940,
lahirlah bayi prematur yang
diberi nama Wilma
Rudolph, dengan berat
hanya 4.5 pon. Bayi ini
terlahir di keluarga kulit
hitam yang bukan saja
dipandang rendah oleh
lingkungan masyarakat
pada waktu itu - terutama
yang berkulit putih, tetapi
dia juga berasal dari
keluarga miskin - bahkan
bisa dibilang melarat, akibat
ekonomi yang sedang
memburuk (lihatlah ...
betapa "tidak
beruntungnya" si bayi
bukan?).
Setelah si bayi selamat dari
masa-masa kritis usia
kelahiran prematur, setiap
bulan dan tahun-tahun
berikutnya, si ibu harus
berjuang membantu
bayinya bertahan hidup dari
berbagai serangan sakit-
penyakit, mulai dari
campak, gondok,
jengkering, cacar air, paru,
dsb. Bahkan si ibu terpaksa
melarikan anaknya ke
dokter saat diketahuinya
bahwa kaki anaknya yang
sebelah kiri menjadi lemah
dan tidak keruan
bentuknya.
Di tengah kebingungan si
ibu ... dokter dengan
mantap menegaskan
bahwa si anak yang
"kurang beruntung" ini
harus menerima "nasib"nya
sebagai salah satu korban
penyakit POLIO yang
belum ada obatnya. Dokter
mengatakan bahwa anak ini
tidak akan bisa
disembuhkan, dan tidak
akan pernah bisa berjalan.
Si ibu, anehnya, tidak mau
begitu saja mau menerima
vonis dari dokter. Si ibu
MEMILIH dan
MEMUTUSKAN untuk
mencari jalan keluar bagi
masalah yang sedang
dihadapi oleh buah hatinya
yang mungil tsb. Si ibu
akhirnya menemukan
sebuah tempat, yaitu RS
Meharry, sebuah kampus
kedokteran untuk warga
kulit hitam di Fisk University
di Nsahville. Meskipun si ibu
harus menempuh jarak 50
mil untuk menuju RS tsb,
hal itu dijalaninya dengan
tekun, 2 kali seminggu,
selama 4 tahun ... masa-
masa sulit itu dijalaninya
dengan penuh ketekunan
dan pengharapan. Hingga
akhirnya si anak dapat
belajar berjalan dengan
bantuan alat penyanggah
kaki dari logam.
Tidak berhenti di sini ... si
ibu akhirnya juga belajar
bagaimana melanjutkan
terapi bagi anaknya di
rumah - dikerjakannya
terus dengan setia hingga
akhirnya, pada saat si anak
berusia 12 tahun, ... anak
ini, yang tadinya DIVONIS
cacat seumur hidup, tidak
bisa jalan, lumpuh,
sekarang BISA BERJALAN
NORMAL ... tanpa alat bantu
apa pun.
Rupanya, keuletan dan
kegigihan sang ibu,
menginspirasi si anak untuk
melanjutkan perjuangan
hidupnya.
Sekarang, giliran si anak
untuk MEMILIH dan
MENGAMBIL KEPUTUSAN
penting dalam
hidupnya.Kali ini, si anak
MEMILIH untuk menjadi
seorang atlit :-) .... luar biasa
bukan? dari seorang bayi
prematur, balita polio, anak
cacat, sekarang bercita-cita
menjadi atlit - benar-benar
"mustahil" menurut ukuran
manusia pada umumnya.
Tetapi itulah faktanya ...
bahwa sebenarnya hidup
ini adalah soal PILIHAN,
bukan "nasib".
Semasa remajanya, di
sekolah menengah, gadis
ini menjadi bintang pemain
basket, bahkan sempat
memecahkan rekor di
negara bagiannya. Lalu ia
ganti haluan dengan
menjadi seorang pelari. Di
usianya yang ke-16 gadis ini
sudah berhasil mengikuti
Olimpiade dan berhasil
meraih medali perunggu.
Itu belumseberapa .... Saat
Olimpiade di Roma, th
1960, gadis ini menjadi atlit
wanita Amerika pertama
yang memenangkan 3
medali emas sekaligus
(yaitu di lari 100m, 200m,
dan estafet 400m).
Bayangkan ... anak polio
jadi atlit pelari? ... menang
olimpiade lagi, mana
mungkin???
Kenyataannya, tidak ada
yang tidak mungkin.
Semua itu adalah hasil dari
PILIHAN HIDUP.
Tidak ada "nasib buruk",
tidak ada "terpaksa", tidak
ada sebutan "tidak
beruntung" ... yang ada
adalah, bagaimana kita
MEMILIH untuk bertindak
atas kejadian / keadaan
yang menimpa hidup kita.
Memang, kita tidak bisa
memilih apakah hal buruk
atau hal baik yang
menimpa hidup kita ...
tetapi, kita bisa MEMILIH dan
MENENTUKAN apa yang
akan kita perbuat atas hal
buruk atau hal baik yang
terjadi dalam kehidupan
kita.
Inilah saatnya kita belajar
untuk MEMILIH ...Adakah
kita MEMILIH untuk
"menyerah" terhadap
keadaan sekarang, ataukah
kita MEMILIH untuk
BERJUANG dan terus MAJU
dalam kehidupan ini.
Kisah gadis kecil di atas
membuktikan kebenaran
kalimat bijak yang sudah
sering kita dengar:Dimana
ada KEINGINAN di situ ada
JALAN
Apakah saat ini hidup kita
sedang "mandeg"? - itu
berarti kita sedang memilih
untuk jadi
"mandeg" :-)Apakah saat ini
hidup kita sedang
"tertekan"? - itu berarti kita
sedang memilih untuk
menjadi
"tertekan" :-)Apakah saat ini
hidup kita sedang
"kosong"? - itu berati kita
sendirilah yang memilih
untuk jadi "kosong" :-)
JANGAN dilanjutkan ...
PILIHLAH jalan lain !!!Pilihlah
untuk hidup yang terus
maju dan
berkembang.Pilihlah untuk
menjadi bebas, merdeka,
dan bersemangat.Pilihlah
untuk hidup yang bukan
saja penuh tapi juga
berkelimpahan.
Demikian juga dengan
kehidupan pelayanan
kita ...JANGAN mau
melayani dalam suasana
yang hambar, tawar, tanpa
semangat, terpaksa, dan
sejenisnya.PILIHLAH untuk
melayani dengan
semangat, sukacita, berapi-
api, berkobar,
berkelimpahan, dan
berkemenangan.
Ingat, segalanya dalam
hidup ini adalah soal
PILIHAN.Pilihan apa yang
akan kita ambil?
Kita tahu sekarang, bahwa
Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan
bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi
mereka yang terpanggil
sesuai dengan rencana
Allah. Roma 8:28
Nothing impossible with
GOD....
Tuhan akan selalu lakukan
bagian NYA yang TERBAIK
untuk kita yang percaya....
Jesus bless U all...

0 komentar:

Posting Komentar