TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Jumat, 01 Oktober 2010

RAHASIA SALIB Oleh :HAMRAN AMBRIE (II) (Perdebatan dgn A.Hasan Tao)

6. Bukti keenam.
Seandainya yang disalib
dan mati itu bukan Isa (as),
tidaklah mungkin murid-
murid Isa (as) berani
berkotbah ditengah-tengah
bangsa Yahudi, sebagai
kesaksian bahwa yang
disalib dan mati dikayu salib
itu adalah Isa (as) dan telah
bangkit (hidup kembali),
dengan rersiko yang sangat
besar, yaitu akan dihukum
mati oleh penguasa-
penguasa Yahudi.
Dalam Khotbahnya Petus
telah menyatakan:
" Hai orang-orang Israel,
dengarkanlah perkataan ini:
Yang aku maksudkan ialah
Isa (as) dari Nazaret,
seorang yang telah
ditentukan Allah dan yang
dinyatakan kepadamu
dengan kekuatan-kekuatan
dan mukjizat-mukjizat dan
tanda-tanda yang dilakukan
oleh Allah dengan perantara
Dia ditengah-tengah kamu.
Dia yang diserahkan Allah
menurut maksud dan
rencanaNya, telah kamu
salibkan dan kamu bunuh
oleh tangan bangsa-bangsa
durhaka. Tetapi Allah
membangkitkan Dia dengan
melepaskan dia dari
sengsara maut, karena tidak
mungkin Ia tetap berada
dalam kuasa maut itu. " (Kis.
2:22-24)
Ini adalah khotbah Petrus
disertai oleh 10 rasul-rasul
lainnya -para Hawariyun
Sayidina Isa, di Yerusalem
('Baitulmaqdis'), pusatnya
penguasa imam-imam
Yahudi. Dalam khotbahnya
di Serambi Salomo, sekali
lagi Salomo mengatakan:
" Hai orang Israel, mengapa
kamu heran tentang
kejadian itu dan mengapa
kamu menatap kami
seolah-olah kami membuat
orang ini berjalan karena
kuasa atau kesalehan kami
sendiri? Allah Abraham,
Ishak dan Yakub, Allah
nenek moyang kita telah
memuliakan Hamba-Nya,
yaitu Isa (as) yang kamu
serahkan dan tolak di depan
Pilatus, walaupun Pilatus
berpendapat, bahwa Ia
harus dilepaskan. Tetapi
kamu telah menolak Yang
Kudus dan Benar, serta
menghendaki seorang
pembunuh sebagai
hadiahmu. Demikianlah Ia,
Pemimpin kepada hidup,
telah kamu bunuh, tetapi
Allah telah membangkitkan
Dia dari antara orang mati;
dan tentang hal itu kami
adalah saksi. " (Kis. 3:12-15)
Dari sekian banyak adanya
bukti-bukti yang
menyakinkan ini maka
tanpa ragu kita dapat
memastikan bahwa "orang
yang disalibkan dan mati itu
adalah Isa (as )", bukan
orang lain, bukan Yudas
atau Yahuza. Sedangkan
Yudas tidaklah mati disalib,
melainkan ia mati karena
bunuh diri. (Kis.1 :18)
Sebab itu dapat saya
simpulkan dengan yakin,
bahwa keterangan
penyangkalan Quran s. an
Nisa 157-158, sama sekali
tidak ada kekuatan untuk
diterima kebenarannya,
bahwa yang disalib dan
mati itu bukan SayidinaIsa
(as).
Teori sangkalan Ahmadiyah
Teori penyangkalan
Ahmadiyah berbeda
dengan penyangkalan
Quran, meskipun golongan
Ahmadiyah mengakui kitab
Quran itu adalah juga Kitab
Suci-nya golongan
Ahmadiyah. Golongan
Ahmadiyah membenarkan
dengan yakin bahwa orang
yang disalib itu memang
Isa (as), tetapi ia tidak mati
melainkan hanya pingsan.
Kemudian sesudah Isa (as)
sadar dari pingsannya,
mengembara ke Khasmir.
Ia meninggal dunia dalam
usia 120 tahun dan
dikuburkan di Srinagar
(Kashmir).
Menurut pendapat saya,
bahwa bagi seorang
Muslim yang baik, pasti
lebih percaya kepada
keterangan Quran suci,
daripada keterangan Mirza
Ghulam Ahmad.
Kalau saya ingin mengambil
jalan tengah, misalnya:
Quran mengatakan:
memang ada orang yang
disalib serupa Isa (as) dan
mati, tetapi bukan Isa (as).
Mirza Ghulam Ahmad
menyatakan: Memang yang
disalib itu Isa (as), tetapi
tidak mati hanya pingsan.
Ambil tengah: Isa (as)
memang disalib (Mirza) dan
memang mati (Quran).
Sekarang yakinlah: Isa (as)
telah wafat diatas kayu
salib. Pada hari ketiga telah
bangkit diantara orang mati.
Menurut teori lain dari
kalangan Ahmadiyah ini,
baik juga kita soroti alasan
mereka yang dikutip dari
Risalah "At Tajdid fil Islam"
jilid III oleh Ali Yasir, sebagai
berikut:
1. Alasan pertama.
" Nabi Isa a.s. dipentang
hanya beberapa jam saja
(Markus 15:125, Yahya
19:14), padahal mati disalib
itu makan waktu yang lama
sekali. "
Sanggahan: Dalam alasan
mereka yang pertama ini,
jelaslah sekali tidak ada
sesuatu argumentasi yang
dapat meyakinkan.
Sangkalan mereka hanya
didasarkan dugaan saja.
Tentang lamanya kematian
seseorang dalam
kesengsaraan salib sifatnya
adalah relatif. Kematian Isa
(as) dikayu salib dibuktikan
atas kesaksian seorang
kepala lasykar. (Markus
15:44-45). Sebab itu alasan
penyangkalan Ahmadiyah
ini, sama sekali tidak
mempunyai nilai
kebenaran.
2. Alasan kedua.
" Ketika rusuk Nabi Isa a.s.
ditusuk oleh seorang
lasykar Rumawi dengan
tombak mengalirkan darah
dan air (Yahya 19:34), darah
dan air suatu bukti bahwa
Isa a.s. belum mati. "
Sanggahan: Untuk
menjawab alasan
penyangkalan mereka ini,
baiklah kita dengarkan saja
keterangan seorang ahli,
yaitu dokter-tokoh yang
termasyhur karena
menemukan penggunaan
cholorform sebagai obat
bius. Dokter itu adalah Sir
James Simpson dari
Edinburgh, telah menulis
suatu keterangan dimana ia
menunjukkan bahwa
dipandang dari sudut
ilmiah, Isa (as) mati oleh
karena apa yang dinamakan
oleh para ahli kedokteran:
'Desakan darah pada
jantung'. Bisa seorang
meninggal dunia dalam
keadaan seperti ini
lengannya direntangkan
selebar-lebarnya serta
keluarlah suatu teriakan dan
dinding jantungnya pecah
sehingga darah mengalir
kedalam kantung jantung
(kantung yang
membungkus jantung) dan
menghalangi jantung untuk
menguncup. Darah yang
tinggal didalam kantung itu
kemudian akan
memisahkan menjadi
serum (air darah) dan
endapan (butir-butir darah
merah) (Pdt. M.H. Finlay-
Kepercayaan Orang Kristen,
hal. 35).
Ini adalah keterangan dari
segi Ilmu Sains Kedoktoran,
yang sama sekali bebas dari
pengaruh Agama.
Rasul Yohanes, bukanlah
seorang ahli ilmu
pengetahuan kedoktoran. Ia
hanya menulis secara teliti
apa yang ia telah lihat pada
saat peristiwa penyaliban
Isa (as) itu, dan mungkin
sekali tanpa ia sadari bahwa
apa yang ia tulis itu akan
menjadi bahan penelitian
pada 20 abad kemudian
dan menjadi bukti
"kebenaran" pula. Yohanes
hanya mengatakan:
" mengalir keluar darah dan
air". Dia tidak mengatakan
darah yang mengalir itu
dari pembuluh-pembuluh
darah sebagaimana
layaknya orang yang masih
hidup, melainkan darah dan
air dari lambungnya
(kantung yang
membungkus jantung).
Sungguh, sangkalan
mereka ini malah
meyakinkan akan
kebenaran Alkitab.
3. Alasan ketiga.
" Nabi Isa a.s. tidak dikubur
seperti dua penjahat
melainkan dirawat oleh
salah seorang muridnya
yang setia, yang merawat
dengan baik dan
menguburkan beliau
didalam kuburan batu yang
luas dan kubur itu hanya
ditutup dengan batu
(Markus 15:46), tiga hari
kemudian tempat batu
penutup itu sudah
terbongkar (Markus 16:4).
Hal ini tidak akan terjadi jika
Nabi Isa bangkit secara
gaib. "
Sanggahan: Alasan
penyangkalan Ahmadiyah
yang ketiga ini tepat
dikatakan "sangkaan",
bukan alasan argumentasi
yang meyakinkan. Untuk
mencari kebenaran tidak
ada alasan untuk
mengemukakan "sangkaan
atau duga-dugaan" saja,
tetapi dibutuhkan
pembuktian, baik
pengakuan yang merawat
atau kesaksian melihat ia
dirawat dari apa yang
dikatakan hanya pingsan
itu.
4. Alasan keempat.
" Tatkala Maryam Magdalena
hari yang ketiga melihat
Nabi Isa a.s. disangkanya
seorang jurutaman (Yahya
20:15), hal ini menunjukkan
bahwa Nabi Isa a.s.
menyamar sebagai
jurutaman."
Sanggahan: Ayat ini
bukanlah alasan sangkalan
bahwa Isa (as) hanya
pingsan – tidak mati. Ayat
tersebut, adalah
menunjukkan Isa (as)
sudah bangkit hidup
kembali dari kematiannya.
Inilah penampakkan Isa (as)
pertama kali dari
Kebangkitannya yang
sudah dikatakan terlebih
dahulu sebelum masa
sesangsaraNya dikayu salib.
Jadi jelaslah bahwa ayat ini
tidak menjadi bukti sebagai
alasan penyangkalan
kematian Isa (as), melainkan
menjadi bukti dari
KebangkitanNya diantara
orang mati.
5. Alasan kelima.
"Murid-murid Nabi Isa a.s.
melihat beliau dengan
badan jasmani yang sama
dan luka-luka beliau masih
ada, sehingga Thomas
dapat mencocokan
tangannya kedalamnya.
(Lukas 24:19-40; Yahya
20:27)
Sanggahan: Samalah juga
halnya dengan alasan yang
keempat. Ayat inipun
bukanlah "alasan sangkalan"
bahwa Isa (as) itu hanya
pingsan tidak mati. Ayat ini
adalah menunjukkan
bahwa Isa (as) telah bangkit
hidup kembali dari
kematianNya. Jadi jelaslah
bahwa alasan kelima inipun
tidak kena mengena pada
sasaran yang dimaksudkan.
6. Alasan keenam.
" Beliau masih merasa haus
dan lapar dan
makan " (Lukas 24:39-43;
Yahya 21:5-13).
Sanggahan: Alasan keenam
inipun tidak mengena untuk
menyatakan bahwa "Isa
(as) hanya pingsan, tidak
mati ". Ayat yang
dikemukakan sebagai alasan
ini, adalah ayat yang
menunjukkan kebangkitan
Isa (as) dari kematianNya.
Alasan keenam ini jelas
tertolak.
7. Alasan ketujuh.
" Nabi Isa pergi ke Galilea
dengan dua orang murid-
Nya sambil berjalan
berdampingan. (markus
28:10). Hal ini menunjukkan
bahwa beliau mengungsi
untuk mencari
keselamatan".
Sanggahan: Nats yang
dikemukakan Ahmadiyah
inipun adalah nats
Kebangkitan Isa (as) dari
kematianNya. Sama sekali
tidak kena-mengena
dengan penyangkalan atas
kematianNya dikayu salib
itu.
8. Alasan kedelapan.
" Sebelum ditangkap
ditaman Getsemani beliau
berdoa sepanjang malam
supaya diselamatkan dari
mati terkutuk pada kayu
salib dan minta kepada
murid-muridNya supaya
berdoa baginya. (Markus
14:36; Matius 26:39). Doa itu
dikabulkan, sehingga
perkara itu lebih terang lagi
(Ibrani 5:7). Sebab orang
dalam kesengsaraan itu
dikabulkan. Lebih-lebih doa
hambaNya yang suci ".
Sanggahan: Isa (as) berdoa
agar kehendak Allah itu saja
yang jadi, bukan
kehendaknya sebagai
manusiawi. Dalam Ibrani
5:7 maut yang
dimaksudkan adalah
" kematian rohani". Dikayu
salib, Isa (as) membuktikan,
bahwa Di telah
mengalahkan "maut" ini.
Dia tetap berserah menurut
kehendak Allah, Bapa,
Kehendak Allah itu, trelah
dinubuatkan oleh para nabi-
nabi terdahulu, bahwa Al-
Masih itu akan merasa
sengsara. Bahkan
penyaliban itupun telah
dinubuatkan oleh nabi
Daud, kira-kira 1000 tahun
sebelumnya (Mazmur
22:17). Kematian dan
penguburannya,
dinubuatkan juga oleh nabi
Yesaya kl. 700 tahun
sebelum Masehi (Yesaya
53:9).
Dengan penyerahan yang
sempurna itulah Isa Al-
Masih (as) telah bersahut:
" Sudah digenapi". Apa yang
telah digariskan untuk
dijalaniNya sebagai Hamba
Allah yang terpilih, sudah
digenapi. Jadi alasan
kedelapan Ahmadiyah
inipun, bukanlah
menunjukkan bukti bahwa
Isa (as) tidak mati disalib
(pingsan), tidaklah kena
sasarannya, malah
menunjukkan sebaliknya,
bahwa ter-Salib Isa (as) dan
mati, telah merupakan
penggenapan nubuat para
Nabi terdahulu. Sudah
Genap. Tetwlestai.
9. Alasan kesembilan.
" Beliau sendiri telah
meramalkan bahwa Anak
Manusia (Nabi Isa) akan ada
didalam hati bumi tiga hari
tiga malam lamanya (Matius
32:38-40). Kalaubeliau telah
wafat diatas tiang Salib,
ramalam beliau pasti tak
akan terjadi. "
Sanggahan: Memang, jika
yang mati itu adalah Mirza
Ghulam Ahmad, pasti
ramalan demikian tidak
terjadi. Tetapi Isa (as) bukan
seperti Mirza Ghulam
Ahmad dan kematianNya
tidaklah takluk dibawah
hukum manusiawi, mati
tidak berbangkit kembali.
Isa (as) sebagai manusia
Ilahiyat, Dia mati bukan
untuk mati, tetapi untuk
hidup kembali.
10. Alasan kesepuluh.
" Dr. J.G. Bourne seorang
ahli didalam mengenakan
obat-obat lali (anaesthetics)
The Sunday Times 24
Januari 1965 (London)
menulis tentang penyaliban
Nabi Isa sebagai berikut:
"Biasanya pembicaraan
tentang kebangkitan itu
berpangkal pada bukti-bukti
dari sejarah (yang pada
umumnya sekarang telah
diakui kebenarannya), yang
berkenaan dfengan
peristiwa-peristiwa tentang
Isa (as) meragukan
wafatnya yang benar-benar
itu boleh jadi dianggap
bertentangan dengan
faham resmi, akan tetapi
ada alasannya maka orang
beranggapan bahwa Isa
(as) sesungguhnya pingsan
pada kayu salib itu, dikira
sudah wafat dan sadar
kembali dari pingsannya
setelah beberapa lama
dalam keadaan pingsan."
Sanggahan: menjawab
keterangan diatas – lepas
benar tidaknya ada tulisan
tersebut dipublish – maka
perlu ditegaskan bahwa
dalam keterangan Dr. J.G.
Bourne itu bukanlah
merupakan "visum et
repertum" (surat
keterangan kelukaan atau
kematian menurut ilmu
kedokteran), ia hanya
mengemukakan
" biasanya"… "meragukan"
… "dianggap". Semuanya
menunjukkan tidak ada
kepastian. Apalagi kesaksian
seorang yang serba tidak
pasti demikian dapat
dipercaya? Karena itu,
alasan inipun bukanlah
suatu argumentasi yang
bernilai meyakinkan.
Kesimpulannya untuk
membantah dari semua
sangkalan Ahmadiyah ini,
kita harus kembali kepada
fakta sejarah. Memeriksa
kesaksian-kesaksian yang
melihat sendiri. Dokumen
kesaksian ini terutama
untuk umum, yaitu
keempat injil yang terdapat
dalam Alkitab. Dari
kesaksian-kesaksian yang
telah dikemukakan oleh
penulis-penulis Injil yang
menyaksikan dan melihat
peristiwa penyaliban itu,
tidak ada seorangpun yang
mengatakan ketika Isa (as)
diturunkan dari tiang salib
itu dalam keadaan pingsan,
tetapi semua mengatakan
sayidina Isa (as) telah wafat,
lebih 2,000 tahun dahulu.
Kesaksian mereka jauh lebih
bernilai daripada kesaksian
yang diusahakan oleh
Ahmadiyah sesudah 20
abad kemudian dari
peristiwa itu terjadi.
3. SAYIDINA ISA (AS)
TELAH HIDUP KEMBALI
DAN SUDAH BANGKIT
DARI ANTARA ORANG
MATI
Pada hari ketiga sesudah
kematiannya dikayu salib itu
Isa (as) Al-Masih telah
bangkit – hidup kembali –
diantara orang mati secara
real, kebangkitan badani
yang sudah dipermuliakan
(Filipi 3:21), yang dapat
dailihat dan diraba seluruh
tubuhnya.
Isa (as) tidak akan dikatakan
" Hidup Kembali" (dengan
istilah Quran dikatakan
Ub 'asya hayya), sehiranya
dia tidak mengalami
" kematian" yang real
terlebih dahulu.
Jadi kebangkitan "Hidup
Kembali" ini disokong
kebenaran oleh Quran,
dengan kata "Ub'asyu
Hayya". (Quran s. Maryam
33).
Kesaksian-kesaksian mata
yang dapat dikemukakan
sebagai bukti yaitu:
1. Isa (as) menampak
diriNya kepada Maria
Magdalena. (Yohanes
20:11-18;Markus 16:9).
Pertama-tama kali dari
kebangkitanNya, Isa (as)
menampakkan diriNya
kepada Maria Magdalena,
yaitu seorang perempuan
yang pernah disembukan
Isa (as) dari kerasuka 7
setan. Magdalena yang
tadinya sudah lupa akan
janji Isa (as), telah bangkit
dan penuh harap, dan pergi
memberitakan
kesaksiannya ini kepada
murid-murid Isa (as).
2. Isa (as) menampak
DiriNya kepada permpuan
lain. (Matius 28:8-10; Lukas
24:10).
Pada hari pertama
kebangkitan itu, selain Isa
(as) menampakkan diriNya
kepada Maria Magdalena,
juga kepada permpuan lain.
Menurut Lukas yang ikiut
serta Magdalena, adalah
Yohana, Maria Yakobus
3. Isa (as) menampakkan
diriNya pada Kleopas dan
kawan-kawan di jalan
Emaus. (Lukas 24: 13-33;
Markus 16:12-13).
Untuk yang ketiga kalinya
Isa (as) menampakkan
diriNya kepada 2 orang
muridnya dijalanan menuju
Emaus, kira-kira sejauh 7
mil dari Yerusalem.
4. Isa (as) menampakkan
DiriNya kepada Simon
Petrus. (Lukas 24:34; 1 Kor.
15:5).
Kedua murid Isa (as) yang
telah bertemu denganNya
dijalan Emaus itu kembali ke
Yerusalem, dan langsung
menemui murid-murid Isa
(as) lainnya. Mereka sedang
berkumpul bersama-sama.
Kata mereka:
" Sesungguhnya Tuhan
telah bangkit dan telah
menampakkan diriNya
kepada Simon. " Lalu kedua
orang itupun menceritakan
juga pengalamannya di
jalanan menuju Emaus, dan
bagaimana mereka
mengenal Dia pada waktu
Ia memecah-mecahkan
roti.]
5. Isa (as) menampakkan
diri-Nya kepada semua
muridNya, kecuali Tomas,
karena tidak hadir. (Luk.
24:36-49; Yoh. 20:19-23).
Dalam suatu ruangan yang
terkunci, murid-murid Isa
(as), kecuali Tomas absen,
sedang bercakap-cakap
tentang kebangkitan Isa
(as). Tiba-tiba Isa (as) berdiri
ditengah-tengah mereka
dan berkata: "Damai
sejahtera bagi kamu."
6. Isa (as) menampakkan
diriNya yang keenam
kalinya dihadapan 11 murid-
muridNya. (kini termasuk
Tomas). (Yohanes 20:26-29;
Markus 16:14-18).
Untuk yang keenam kalinya
Isa (as) menampakkan
diriNya kepada 11 orang
murid-muridNya, kini
termasuk Tomas.
Sebelumnya waktu Tomas
mendapat kabar bahwa
murid-murid Isa (as)
lainnya sudah melihat Isa
(as), Tomas sendiri masih
belum percaya. Tomas
waktu itu berkata: "Sebelum
aku melihat bekas paku
pada tanganNya dan
sebelum aku mencucukkan
jariku kedalam bekas paku
itu dan mencucukkan
tanganku kedalam
lambungNya, sekali-kali aku
tidak akan
percaya. " (Yohanes 20:25).
Delapan hari kemudian
murid-murid Isa (as)
berada kembali dalam
rumah itu dan Tomas
bersama-sama dengan
mereka. Sementara pintu-
pintu terkunci, Isa (as)
datang dan Ia berdiri
ditengah-tengah mereka
dan berkata: "Damai
sejahtera bagi kamu!"
Kemudian Ia berkata kepada
Tomas: "Taruhlah jarimu
disini dan lihatlah tanganKu,
ulurlah tanganmu dan
cucukkan kedalam
lambungKu dan jangan
engkau tidak percaya lagi,
melainkan percayalah. "
Tomas menjawab: 'ya
Tuhanku dan Allahku." Kata
Isa (as) kepadanya: "Karena
engkau telah melihat Aku,
maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang
tidak melihat, namun
percaya. "
7. Isa (as) menampakkan
diri kepada murid-
muridNya dipantai danau
Tiberias. (Yohanes 21:1-14).
Dipantai ini telah berkumpul
Simon Petrus, Tomas yang
disebut Didimus, Natanael
dari Kana yang di Galilea,
putera Zebedeus dan dua
orang MuridNya yang lain.
Dan merekapun makan
bersama-sama Isa (as).
8. Isa (as) menampakkan
diriNya kepada umum
dapat disaksikan oleh lebih
dari 500 orang. (1 Korintus
15:6).
Penampakkan Isa (as) yang
kedelapan kalinya sesudah
KebangkitanNya dihadapan
umum dapat dilihat dan
disaksikan oleh lebih dari
500 orang, adalah
merupakan pukulan atas
mereka yang kurang
percaya atau masih ingin
menyangkal kekebaran
akan kebangkitan Isa (as)
sesudah mengalami masa
kematiannya selama 3 hari
3 malam dalam kubur.
Kalau kita berpijak kepada
ketentuan hokum, bahwa
kesaksian dua atau tiga
orang sudah cukup
meneguhkan sesuatunya
"benar", apapun pula
dihadapan saksi mata
sebanyak lebih dari 500
orang sekaligus.
9. Isa (as) menampakkan
diriNya kepada Yakobus. (1
Korintus 15:7)
Penampakan Isa (as) yang
kesembilan kalinya ini
secara pribadi kepada
Yakobus, tidak disebutkan
secara terperinci dalam
Alkitab, diman dan
peristiwa apa.
10. Isa (as) kembali
menampakkan diriNya
kepada 11 murid-muridnya
di Galilea dengan satu
Amanat Agung. (Mat.
28:16-20).
Penampakkan Isa (as) yang
ke-10 kalinya kepada 11
orang murid-muridNya
ditandai dengan suatu
Amanat Agung: "KepadaKu
telah kuberikan kuasa di
Sorga dan di bumi. Karena
itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa muridKu,
dan baptislah mereka dalam
nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus, dan ajarlah
mereka melakukan segala
sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu.
Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir
zaman. "
11. Isa (as) menampakkan
diriNya kali terakhir kepada
11 murid-muridNya didekat
Betania. (Lukas 24:50-52;
Kis. 1:4-11).
Penampakkan Isa (as) yang
ke-11 kali, sebagai
penampakan yang terakhir
sebelum kenaikanNya ke
Sorga kepada 11 orang
murid-muridNya, terjadi di
bukit Jaitun.
Untuk peristiwa ke-11 kali
ini, Lukas menulis
kesaksiannya sebagai
berikut:
"Hai Teofilus, dalam bukuku
yang pertama aku menulis
tentang segala sesuatu
yang dikerjakan dan
diajarkan Isa (as), sampai
pada hari Ia terangkat.
Sebelum itu Ia telah
memberi perintah-Nya oleh
Roh Kudus kepada rasul-
rasul yang dipilih-Nya.
Kepada mereka Ia
menunjukkan diri-Nya
setelah penderitaan-Nya
selesai, dan dengan banyak
tanda Ia membuktikan,
bahwa Ia hidup. Sebab
selama empat puluh hari Ia
berulang-ulang
menampakkan diri dan
berbicara kepada mereka
tentang Kerajaan Allah.
Pada suatu hari ketika Ia
makan bersama-sama
dengan mereka, Ia
melarang mereka
meninggalkan Yerusalem,
dan menyuruh mereka
tinggal di situ menantikan
janji Bapa, yang - demikian
kata-Nya - "telah kamu
dengar dari pada-Ku. Sebab
Yohanes membaptis
dengan air, tetapi tidak lama
lagi kamu akan dibaptis
dengan Roh Kudus.
Maka bertanyalah mereka
yang berkumpul di situ:
"Tuhan, maukah Engkau
pada masa ini memulihkan
kerajaan bagi Israel ?"
Jawab-Nya: "Engkau tidak
perlu mengetahui masa dan
waktu, yang ditetapkan
Bapa sendiri menurut
kuasa-Nya. Tetapi kamu
akan menerima kuasa,
kalau Roh Kudus turun ke
atas kamu, dan kamu akan
menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi. "
Sesudah Ia mengatakan
demikian, terangkatlah Ia
disaksikan oleh mereka, dan
awan menutup-Nya dari
pandangan
mereka. " (Kis.1:1-9)
Sangkalan terhadap Injil
Kebangkitan
Sebagaimana juga halnya
dengan penyangkalan
terhadap Injil Salib, maka
terhadap Injil Kebangkitan
inipun tidak sunyi, terutama
dari pihak Yahudi di abad
pertama ini, yang
diungkapkan dalam teori
pencurian hayat.
Dari pihak Islam, mengenai
Kebangkitan ini mereka
tidak menyangkal,
meskipun dengan cara
yang berbeda. Sedang dari
golongan Ahmadyah, tidak
meyangkal Isa (as) di Salib,
tetapi
meyangkal kematiannya di
kayu Salib. Isa (as)
dianggap oleh golongan ini
hanya mengalami pingsan
saja (tiak sampai mati),
kemudian sadar,
mengembara ke Kashmir
dan meninggal di
sana dalam usia 120 tahun.
(Uraian mereka ini, pada
halaman berikutnya akan
saya sanggah
keterangannya).
Memang, Kebangkitan Isa
(as) diantara orang mati,
adalah merupakan intisari
pusat kepercayaan iman
Kristen. Seandainya
kebangkitan itu tidak ada,
maka iman Kristen itu
hanyalah
merupakan iman yang
kosong, yang tidak
mempunyai pengharapan
yang meyakinkan.
Kesaksian murid-murid Isa
(as)pun hanyalah
merupakan kesaksian
khayalan belaka, dan iman
Kristen itu tidak akan
sanggup berdiri hingga
sekarang ini, karena sudah
tidak mempunyai harapan
apa-apa.
Tetapi, syukurlah! Bahwa
Isa (as), bukan mati hanya
untuk mati abadi, melainkan
untuk hidup kembali,
bangkit diantara orang mati.
Andaikata Isa (as) ini mati
untuk selama-lamanya,
untuk apa kita berbakti
kepada orang mati. Untuk
apa kita mengangkat orang
mati sebagai Juruselamat.
Untuk apa kita meminta
syafaat kepada orang mati.
Dan untuk apa kita
dibaptiskan atas nama
orang mati. Untuk apa kita
ber-Tuhan-kan orang mati.
Tetapi kita sekarang
beragama dengan
pengharapan. Kita
mempunyai
Juruselamatyang Hidup,
memiliki iman berdasarkan
Kasih. Kita sudah amenjadi
waris penerima janji-janji
Allah
bersama dengan Al-Masih,
menderita bersama juga
dipermuliakan bersama-
sama dengan Dia.
Teori Ahmadiyah tentang
Kematian Isa (as) Al-Masih
Golongan Islam Ahmadiyah
ini menyangkal akan
kematian Isa (as) di kayu
salib dan kebangkitann-Nya
diantara orang mati. Mereka
membuat teori baru,
bahwa Isa (as) telah
mengembara ke Khashmir,
dan meninggal disana
dalam usia 120 tahun dan
dikuburkan di Srinagar.
Teori mereka ini sama sekali
tidak mendapat dukungan
sedikitpun dari kalangan
Islam umumnya. Karena
memang teori mereka ini,
selain tidak dibenarkan oleh
fakta sejarah, tetapi juga
adalah tidak sesuai dengan
pemberitaan Al-Quran
sendiri, sebagi kirab suci
umat Islam.
Quran mengatakan: "mereka
tidak mempunyai keyakinan
siapa yang dibunuh itu,
kecuali mengikuti
persangkaan belaka,
mereka tidak yakin bahwa
yang mereka bunuh itu
adalah Isa
tetapi (yang sebenarnya),
Allah telah mengangkat Isa
kepada-Nya. Dan adalah
Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. (Q.s. An
Nisaa 158).
Dari keterangan Quran ini
hanyalah menunjukkan
kepada kita, bahwa pada
saat terjadinya peristiwa
" salib" itu, Isa (as) telah
dinyatakan "wafat", dengan
istilah "Allah telah
mengangkat
Isa kepada-Nya". Jadi
terangkatlah pula, bahwa
sama sekalai tidak ada
kemungkinan sedikitpun
juga Isa (as) itu berpergian
mengembara ke Kasymir
dan tinggal disana hampir
sekitar
70 tahun.
Inilah suatu pendustaan
Mizra Ghulam Ahmad yang
tidak kepalang tanggung.
Saudara-saudara anggota
Jemaat Ahmadiyah yang
benar-benar mengaku
Muslim, dan menjadikan
Quran itu Kitab Suci
saudara-saudara sudah
wajar menolak ajaran Mirza
Ghulam Ahmad yang
nyata-nyata mengingkari
Quran Kitab Suci-nya
sendiri, demi kepentingan
pribadinya untuk
menda 'wahkan dirinya
sebagai seorang Nabi
penerima Wahyu.
Lebih dari itu, bahwa
kesaksian mata dari 4
penulis Injil, cukup
meyakinkan kebenaran Isa
(as) Al-Masih telah mati
dikayu Salib, kemudian
bangkit hidup kembali dan
naik ke sorga (mikraj), dan
akan datang kembali pada
akhir zaman (hari kiamat)
untuk menjadi Hakim yang
adil, mengadili seluruh
umat manusia, termasuk
para nabi-nabi, saya dan
saudara-saudara.
Marilah kita merenungkan
kebenaran ini dengan hati
yang terbuka.
Emas berlian dapat diuji.
Kebenaran Penerima
Wahyupun dapat kita uji
dengan ada atau tidak ada
kuasa Allah berupa mukjizat
didalam tangan
pekerjaannya.
Berhati-hatilah. Kita hanya
untuk satu kali hidup,
sesudah itu mati, dan
dibangkitkan untuk
menerima pengadilan yang
adil. (bacalah: Ibrani 9:27)
4. KEPENTINGAN MUKJIZAT
DALAM PERANAN
SESUATU KEPERCAYAAN
AGAMA
Mengenai masalah mukjizat
ini Sdr. A. Hasan Tou dkk
berkomentar sebagai
berikut:
Salah satu handicap yang
kami jumpai setiap kali
mencoba membangun
dialog kerohanian dengan
saudara-saudara diliuar
lingkungan Ahmadiah –
termasuk Umat Kristen dan
sementara kelompok
Muslim adalah persepsi
masing-masing kita tentang
" mukjizat". Inilah yang tak
jarang membuat jalannya
dialog tersendat-sendat bak
kematian angin, atau
bahkan macet total!
Karena, dimana kami sudah
terbebas dari pengertian
mukjizat yang penuh
dengan cerita-cerita
fantastis diluar common-
sense, maka dilain pihak
konsepsi mukjizat sdr.
Ambrie "terlalu Melayu". Ia
masih mempercayai segala
kasih ajaib dari Alkitab
tentang Daud, Sulaiman,
Musa, Isa (as) dan lain-lain
bagaikan seorang bocah
yang ternganga-nganga di
hadapan tukang sulap yang
memamerkan
kebolehannya menipu mata
publik pasar malam. Tapi
Hamran Ambrie, memang
tidak sendirian. Masih ada
berjuta-juta Hamran
Ambrie di dunia ini, dengan
latar belakang etnis kultur
agama dan system social
yang beraneka ragam
namun selera mereka
tentang mukjizat tokoh
sami mawon.
Bagi kami tak mungkin lagi
menelan dongeng-dongeng
semacam itu, yang
berlawanan dengan Sunnah
Ilahi (Hukum Tuhan) yang
konstan, termasuk hukum
alam. Apalagi mukjizat
yang keluar dari jalur fakta
dan data sejarah. "
Demikianlah komentar sdr.
A. Hasan Tou dkk
mengenai masah mukjizat.
Kepada Saudara A. Hasan
yang kekasih:
Kalau saya berbicara
dengan seorang "atheis",
yaitu seorang yang tidak
beragama, bahkan seorang
yang memang tidak
percaya akan adanya Tuhan
Allah sudah tentu tidaklah
pelu saya membuka suara
mengeluarkan pendapat
yang bersifat agama
kepercayaan ini, karena
sebagaimana saudara
katakana, bahwa tidak
mungkin lagi menerima
cerita-cerita mengenai
masalah mukjizat-mukjizat
itu. Tetapi, karena saya
sekarang sedang berbicara
dengan Saudara dan
sekelompok manusia dalam
jemaat Ahmadiyah, yang
dari mulutnya masing-
masing mengaku
" beragama, percaya akan
kuasa Allah yang ghaib itu",
bahkan masih mengaku
dengan mulutnya, dan
mudah-mudahan sesuai
pula dengan hati nuraninya,
bahwa Quran itu adalah
Kitab Sucinya, yang dibawa
oleh Muhammad, nabi
sucinya pula, maka
masalah mukjizat ini
layaklah saya bicarakan
dengan saudara-saudara.
Karena Quran sendiri
membicarakan dan percaya
adanya kuasa Allah yang
disebutkan mukjizat itu,
yang diberikan para nabi
dan rasul-rasul-Nya
terdahulu, seperti Ibrahim,
Musa, Isa/Isa (as) Al-Masih
merupakan tanda materai
pengangkatan Allah yang
mereka itu benar-benar
nabi, pesuruh Allah,
penerima Wahyu, Mesias -
Al-Masih yang terulung itu!
Sebagaimana saudara akui,
bahwa kepercayaan hal
mukjizat ini, tidaklah saja
dipercaya oleh umat
Kristen, tetapi juga oleh
umat Islam, karena
memang diberitakan dalam
Al-Quran. Kecuali Islam
Ahmadiyah sebagai
saudara akui pula, tidak
meyakinio lagi kebenaran
mukjizat itu.
Tetapi tahukah saudara,
bahwa ke-tidak-percayaan-
nya Mizra Ghulam Ahmad
akan hal mukjizat ini, tidak
konsekuen, karena Mizra
juga masih percaya akan
adanya mukjizat wali
pengikut Muhammad, yang
dikatakannya sebagai
mukjizat nabi suci. (Baca
bukunya Barahini hal 79).
Jadi mukjizat-mukjizat yang
dipercayai oleh Mizra
Ghulam Ahmad adalah
terbatas, hanya kepada
siapa yang ia rasakan perlu
ditonjolkan saja.
Baiklah! Yang penting bagi
saya, bahwa Bapa
Ahmadiyah ini masih mau
percaya akan adanya
mukjizat meskipun dalam
makna terbatas menurut
seleranya sendiri.
Saudara A. Hasan Tou dkk
yang kekasih;
Sebagaimana sudah pernah
saya katakana, bahwa
mukjizat, adalah
merupakan materai
pengakuan Allah diatas
siapa yang benar-benar
diakui sebagai nabi,
penerima wahyu pesuruh,
yang menjadi pengantara
antara Allah dengan
manusia. Kepada nabi yang
diakui itu, Allah memberi
kuasa (mukjizat) didalam
tangan pekerjaan ke-Ilahi-
an-nya, agar setiap orang
dapat mengenal kebenaran
pribadinya sebagai seorang
yang benar-benar diberi
tugas pengantara wakil
Allah kepada manusia.
Sedangkan dengan adanya
tanda pengenal mukjizat
inipun, masih banyak orang
yang tidak percaya,
dikatakannya hanya sihir
dan lain-lain apapun pula
tanpa adanya tanda
pengenal mukjizat ini.
Disamping itu juga, tanda
pengenal mukjizat ini untuk
mencegah penyaru-
pemalsu mengaku "nabi,
penerima wahyu, pesuruh
Allah atau Mesias dan lain-
lain ".
Meskipun demikian ketatnya
namun masih ada juga
yang nekad mengangkat
dirinya menjadi nabi,
penerima wahyu, pesuruh
Allah, Mesias, meskipun
tanpa adanya Kuasa Allah
(mukjizat) sebagai tanda
pembuktian. Tentu saja
nabi yang serupa ini adalah
nabi palsu, Mesias palsu.
Kejadian seperti ini tidak
perlu kita herankan, karena
memang sudah
dinubuatkan bahwa pada
suatu ketika akan timbul
nabi-nabi palsu, Mesias
palsu dan lain-lain.
Apakah saudara A. Hasan
dkk. Sudah pernah
memikirkan kenapa Mizra
Ghulam Ahmad
meremehkan masalah
mukjizat ini? Bahkan
dengan nekad mengingkari
hal mukjizat yang
diwartakan oleh Al-Quran
itu sendiri.
Baiklah, supaya Saudara
ketahui bahwa Mirza
Ghulam Ahmad yang
mendakwahkan dirinya
sebagai "nabi, penerima
wahyu, bahkan sebagai
Mesias yang dijanjikan itu",
sama sekali tidak memiliki
kuasa Allah berupa
mukjizat, sebagaimana
lazimnya dimiliki oleh para
nabi-nabi terdahulu sebagai
pembuktian kebenaran
da'wah mereka sebagai
'nabi, rasul Allah, Mesias,
dan lain-lain"
Karena Mirza Ghulam
Ahmad tahu persis akan
kelemahan pribadinya
dalam masalah mukjizat ini,
maka dia berdaya upaya
meremehkan makna
mukjizat ini, bahkan
mengingkarinya sekali, agar
dia terhindar dari tuntutan
umat membuktikan
kebenarannya sebagai nabi
dan Mesias itu. Dan saudara
sendiri mengalami, betapa
sulitnya melaksanakan cita-
cita Mirza Ghulam Ahmad
ini, jika sudah terbentur
kepada masalah mukjizat
yang dituntut oleh umat
yang ingin membuktikan
kebenarannya. Karenannya
Saudara sendiri menjadi
ikut latah, tidak
mempercayai mukjizat
sebagai kuasa Allah ini lagi,
meskipun Quran sendiri
membenarkan adanya
mukjizat tersebut atas pada
nabi-nabi terdahulu.
Sebenarnya masalah Mirza
Ghulam Ahmad ini, sama
sekali tidak layak saya iktu
campur membahasnya,
sekiranya dia, dan golongan
Saudara tidak mengkait-
kannya kepada iman
Kristen, yaitu Alkitab.
Meskipun demikian saya
ingin tahu alasan Saudara
dkk bagaimana bisa terjadi
Saudara dkk percaya
bahwa Mirza Ghulam
Ahmad itu seorang "nabi
penerima wahyu, Mesias",
padahal tidak ada suatu
kesaksian apapun yang
menguatkan pengakuannya
itu. Mukjizt sudah jelas
tidak. Nubuat dari nabi-nabi
terdahulupun tidak pernah
ada. Mungkin ada tanda-
tanda lain yang apat
meyakinkan Saudara tanpa
mukjizat itu. Cobalah
Saudara terangkan pada
kesempatan berikut, dan
dimana perlu akan kita
bahas bersama.
Akhirnya sekali lagi saya
tegaskan, bahwa Almasih
yang dijanjikan dalam Injil,
yang juga disokong oleh
ntas Al-Quran secara tegas
disebutkan Isa (as) Al-
Masih, bukan Mirza.
5. SEDIKIT KETERANGAN
TENTANG INJIL – PALSU
BARNABAS
Saudara A. Hasan Tou,
dalam mengemukakan
argumentasi untuk
meyakinkan adanya
kebenaran nubuat kenabian
Muhammad dalam Alkitab,
dipaksakan mengutip "Injil
Palsu Barnabas", dengan
maksyd agar "nama"
Muhammad secara harfiah
itu dapat dibaca jelas.
Sebab di dalam Alkitab
yang asli dan diakui oleh
Gereja, nubuat kenabian
Muhammad, baik secara
"nama" maupun cara
pengisyaratan, sama sekali
tidak terdapat. Nats-nats
Alkitab yang Saudara A.
Hasan coba
mengemukakannya, untuk
ditafsirkan sebagai nubuat
kehadiran kenabian
Muhammad itu, sudah saya
sanggah satu per satu yang
akhirnya oleh A. Hasan
bungkem seribu bahasa
tanpa mengadakan
sangkalan berikut
selanjutnya.
Untuk menutupi kehabisan
akal ini, Sdr. A. Hasan
memaksa diri
mengemukakan "Injil Palsu
Barnabas" yang
dianggapnya argumentasi
yang meyakinkan. Ini
natsnya: "tidak ada yang
halal, yang harampun jadi."
Saudara A. Hasan dkk.
Mengenai Inii-palsu
Barnabas yang Saudara
kemukakan sebenarnya
tidak perlu saya bicarakan
disini, karena dalam sejarah
Gereja Kristen tidak ada apa
yang dikatakan "Injil
Barnabas" itu. Ia memang
dimunculkan oleh seorang
pengarana Itali (Islam atau
pro Islam) dalam abad ke
14. Kemudian oleh Rashid
Redha, reformist dan
pengarang Islam dari Mesir
ini, dalam tahun 1907 untuk
pertama kalinya diterbitkan
dengan judul "Injil
Barnabas" yang
dimasyurkan hingga
sekarang ini.
Dalam tulisan ini dikatakan
juga, bahwa Injil palsu telah
beradasejak 13o tahun
sesudah Al-Masih.
Pengsulapan waktu ini
jelaslah pula dimaksudkan
bahwa dengan adanya Injil-
palsu ini, suatu usaha pihak
Islam untuk minta diyakini
bahwa agama Islam itu
adalah kelanjutan dari
agama Yahudi dan Nasrani,
telah dinubuatkan lebih
dahulu dengan
mengemukakan bukti-bukti
menurut Injil-palsu itu.
Barnabas memang seorang
murid Isa (as). Tetapi nama
Barnabas yang dipakai
menjadi judul Injil-palsu itu,
adalah suatu pemalsuan
cukup pula. Jadi isinya
palsu, dan nama pada judul
itupun palsu.
Barnabas Murid Isa (as)
tidak pernah menulis Injil,
tidak ada dalam sejarah
gereja manapun. Pihak
Kristen tidak akan tertugah
dengan pemalsuan ini,
karena dalam Alkitab
dengan tegas dikatakan
bahwa tidaklah ada lagi
nama lain yang
dikaruniakan kepada
manusia di bawah kolong
langit ini, yang di dalamnya
kita beroleh selamat, selain
daripada Isa (as) Al-Masih
atau Isa Almasih. (Kis.
4:12-14).
Selanjutnya
memperlengkapi data-data
Injil-palsu Barnabas ini
dapat saya katakana lagi,
bahwa Jacques Jemier,
karangannya yang
berjudul: "L'evangile selon
Barbane" dalam Malanges
de Institute Dominicain
d 'Etudes Orientales (Cairo 6,
1959-1951 hal. 137-226).
Dalam karangan itu Jemier
membahas sejarah naskah
" Injil Barnabas" palsu yang
dikenal sekarang dan yang
aslinya ditulis dalam bahasa
Italia. Setelah pembahasab
Jemier cukup jelas bahwa
penulis "Injil palsu" tersebut
adalah seorang bekas Pater
yang kemudian menjadi
penganut agama Islam.
Dapat diingat bahwa
pengaruh Islam di Italia
Selatan cukup kuat pada
bagian terakhir abad-abad
pertengahan (kl. Abad ke
14). Demikianlah penjelasan
Dr. Olaf Schuman dalam
Peninjau 1975 No. 1
halaman 49.
6. BENARKAH ADA
NUBUAT KENABIAN
MUHAMMAD DALAM
ALKITAB ?
Catatan :
1. Dalam MH. 03 Saudara
kemukakan terjemahanm
Quran 7:157 antara lain
dikatakan ……"namanya
tersurat" …. (halaman 18).
Berdasarkan terjemahan
Saudara inilah saya
mengatakan bahwa:
namanya itu (Muhammad
bin Abdullah orang Qurais)
sama sekali tidak pernah
terdapat dalam Alkitab.
Kemudian Saudara A.
Hasan memperbaiki
terjemahan Quran tersebut
menjadi …. "tentangnya
tersurat" …(MH. 04 hal. 3),
sambil menuduh bahwa
penjelasan saya terdahulu
yang mengatakan
" namanya" tidak pernah
terdapat dalam Alkitab, oleh
A. Hasan Tou dikatakan :
" Kecuali naif, cara
menampik seperti itu boleh
dibilang, agak kekanak-
kanakan. Sebab dalam Bible
yang diakui oleh kalangan
gereja dewasa ini nama
Muhammad secara explicit
memang tidak lagi
ditemukan. "
Coba perhatikan, Saudara
yang berbuat salah, ataukah
saya yang keliru.
Selanjutnya saya jelaskan
lagi, bahwa baik
" namanya" (Muhammad)
maupun isyarat
" tentangnya" sama sekali
tidak terdapat dalam Alkitab.
Hal ini dapat kita uji terus
dalam korespondensi ini.
2. Nubuat Musa dalam Kitab
Ulangan 18:15, sebenarnya
sudah saya jelaskan dalam
brosur Korr. 7 yang lalu
dengan mengemukakan
pelbagai fakta yang
menunjukkan bahwa
nubuat itu tidak
menunjukan kepada
kehadiran Muhammad
sebagi seorang nabi yang di
nubuatkan. Penjelasan-
penjelasan, fakta-
argumentasi yang saya
kemukakan itu, sama sekali
tidak di singgung, tidak
dibahas, tidak dibantah oleh
Saudara A. Hasan. Tetapi
dalam MH. 04 oleh Saudara
A. Hasan, nats ini
ditonjolkan kembali.
Seharusnya Saudara
sanggah keterangan saya,
sambil menunjukkan
keterangan atau pendapat
yang Saudara anggap
benar. Dengan demikian
kita dapat menguji
kebenarannya. Tetapi
jangan pura-pura
keterangan Saudara itu tidak
pernah disanggah.
Karena itu baiklah saya
singkatkan apenjelasan saya
yang lalu itu, yang tidak
disanggah itu, yaitu :
a. Ayat Taurat itu hanya
menunjukkan untuk nubuat
seorang nabi, bukan dua.
Uraian ini tidak disanggah.
b. Ciri seorang nabi itu
adalah "dari tengah-tengah
kamu" yaitu di tengah-
tengah bani Israel. Uraian
inipun oleh A. Hasan tidak
disanggah.
c. Ciri seorang nabi itu
adalah "dari antara segala
saudaramu", yaitu diantara
12 saudara bani Israel, yakni
antara lain Lewi, Yehuda
dan lain-lain. Uraian inipun
oleh A. Hasan tidak
disanggah.
d. Ishak dan Ismaeil
memang bersaudara, tetapi
Ishak dan Ismail bukanlah
disebut bani Israel. Yang
disebut bani Israel itu adalah
Yakub dangan 12
keturunannya (Lewi yang
melahirkan Musa, dan
Yehuda yang menurunkan
Isa (as)). Uraian inipun tidak
disanggah oleh Sdr. A.
Hasan.
e. Ciri ketiga yang
besamaan dengan Musa,
seperti keduanya sama
bangsa Isarel, kedua sama
pernah diancam bunuh
dimasa kanak-kanaknya,
keduanya mengalami
penolakan oleh bangsa
Israel, keduanya sama
mendapat Kuasa Allah
berupa mujizat. Uraian
inipun oleh A. Hasan tidak
disanggah.
f. Ciri keempat bahwa "akan
dijadikan oleh Tuhan
Allahmu bagi kamu ",
bermakna bagi "Israel",
bukan untuk bangsa Arab.
Uraian ini pun tidak
disanggah.
Semoga menjadi berkat
buat kita semua.... GBU

0 komentar:

Posting Komentar