TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Kamis, 17 Juni 2010

Lebih Dari Pemenang - Laskar TUHAN (10)

Marah
Atau, kita menjadi sangat
marah. Saya sudah sering
melihat wajah menyeramkan
orang-orang Kristen yang
sedang marah. Seperti wajah
tentara Jepang! "Tuhan,
Engkau memperlakukan aku
seperti ini. Engkau
merendahkan aku di depan
orang banyak. Bagaimana
mungkin orang penting
seperti aku ditangani seperti
ini? Aku orang penting di
dunia ini. Tahukah Engkau
berapa banyak uang yang
kumiliki? Semua orang tunduk
dan hormat kepadaku. Allah
memang tidak tahu diri."
Demikianlah, Anda marah
karena merasa Allah telah
berlaku tidak adil padanya.
Dia boleh saja
memperlakukan orang lain
seperti anjing, tetapi tidak
terhadap aku. Tahukah Anda
apa akar dari sikap hati
semacam ini?
Si Aku - Akar dari
Permasalahan
Jika Anda perhatikan ketiga
macam reaksi yang disebut di
atas, semuanya menunjukkan
bahwa akar dari
permasalahan adalah si aku,
keegoisan dan kesombongan.
Jika kita memahami hal ini
maka kita akan mengerti
mengapa Tuhan menangani
perempuan ini secara
demikian. Tuhan melihat ke
dalam hati Anda dan dengan
jelas melihat apa yang ada di
dalam hati Anda. Apakah Anda
ini orang yang egois dan
gemar mengasihani diri
sendiri. Orang yang gemar
mengasihani diri sendiri
adalah orang yang
perhatiannya tertumpu hanya
pada dirinya sendiri. Atau
apakah Anda termasuk orang
yang gemar mengecam. Di
luarnya Anda mungkin terlihat
rendah hati, akan tetapi di
dalamnya Anda adalah orang
yang tinggi hati. Dan demi
kebaikan Anda sendiri, Dia
mungkin akan menyebut Anda
anjing. Sampai Anda
menyadari, "Tuhan, benar.
Aku ini memang anjing."
Si pemazmur berkata di dalam
Mazmur yang pasal 22, "Aku
ini bukan manusia, aku ini
hanyalah cacing. Aku ini
hanyalah anjing saja." Dan
itulah yang dikatakan
perempuan ini, "Ya, Tuhan.
Engkau benar. Aku ini anjing.
Namun ingatlah satu hal,
berbelas-kasihanlah kepada
anjing ini. Sebab bahkan
anjing pun mendapat remah-
remah yang jatuh dari meja
makan. Berikanlah aku
beberapa keping remah-
remah itu." Tidak ada
keangkuhan yang terlihat.
Dan apakah yang Yesus
lakukan? Dia berkata, "Hai
perempuan. Jadilah seperti
apa yang kau kehendaki.
Engkau akan mendapatkan
apa yang kau kehendaki. Aku
akan memberi padamu apa
yang kau minta." Namun
pertama-tama, dia harus
belajar menjadi anjing.
Rahasia kemenangan -
Rendahkanlah diri Anda
Apa yang terjadi di akademi
militer? Tahukah Anda
bagaimana para rekrut
ditangani? Sebelum
seseorang dapat menjadi
prajurit yang baik, dia
dijadikan seperti anjing dulu.
Dia disuruh untuk
merangkak-rangkak di tanah.
Berbaris sampai sekian lama
di lumpur, dan ditangani
seperti sampah. Dia diajar
untuk taat sepenuhnya pada
komando. Secara harfiah, dia
diperlakukan seperti anjing,
supaya dia bisa menjadi
prajurit yang terbaik di
dunia. Itulah harga yang
harus dibayar.
Inilah rahasia kemenangan.
Jika Anda berada di dalam
bala tentara Tuhan,
belajarlah untuk bisa berkata
seperti perempuan ini, "Ya,
Tuhan. Aku ini anjing. Dan
sebagai anjing, berilah aku
beberapa potong remah-
remah dari meja-Mu." Dan,
akhirnya ia bukannya
mendapatkan potongan
remah-remah, tetapi pesta
makan yang besar. Dan lebih
dari itu, dia memperoleh
rahasia kemenangan. Di
dalam kerajaan Allah,
perempuan ini akan berada di
tempat yang tinggi.
Rendahkanlah diri Anda di
bawah tangan perkasa Allah,
dan Dia akan mengangkat
Anda, itulah hal yang
dipelajari oleh perempuan ini.
Di sanalah letak rahasia
kemenangan.
Bahaya Kesombongan
Bertahun-tahun yang lalu,
saat saya masih muda, saya
mengenal banyak tentara dan
bahkan beberapa jenderal.
Sungguh lucu, saya bahkan
nyaris menjadi menantu salah
seorang jenderal yang
bernama Jendral Tang.
Waktu saya kuliah di London,
ada satu jendral dari China
yang beribadah di gereja.
Saya tidak tahu mengapa
jendral ini sangat tertarik
pada saya. Setiap malam dia
akan menelepon saya dan
mengajak saya mengobrol.
Saat itu saya tidak begitu
tahu mengapa dia ingin
mengobrol dengan saya.
Namun, suatu hari, saya
mulai dapat menebak. Karena
dia mulai bercerita kepada
saya bahwa dia memiliki
seorang anak gadis yang
manis. Dan setiap kali kami
berkumpul, dia selalu
menyempatkan diri untuk
membicarakan tentang anak
gadisnya itu. Anaknya pada
waktu itu berada di Amerika
Serikat.
Akan tetapi, jendral ini juga
adalah seorang jendral yang
telah kalah. Ia seorang
jendral angkatan perang
Nasionalis. Dia juga seorang
ahli matematika yang sangat
cerdas yang pernah kuliah di
kampus yang sama dengan
saya di London. Tentu saja
saya masuk jauh setelah dia.
Dia adalah orang yang
sangat besar kemampuannya.
Namun satu hal yang belum
dia pelajari adalah pelajaran
dari perempuan Siro-Fenisia
ini. Memang keangkuhan hal
yang sangat sulit untuk
diatasi. Dia orang yang
sangat sombong, walaupun
tidak terhadap saya. Saya
mulai melihat bahwa dia tidak
akan dapat menjadi prajurit
yang tangguh. Kemampuan
dan kecerdasan tidaklah
cukup.

Blessing Family Centre Surabaya

0 komentar:

Posting Komentar