Dengan berat hati dan
lelehan air mata
isterinya, si ayah
bergetar tangannya
menandatangani surat
persetujuan
pembedahan. Keluar dari
ruang bedah, selepas
obat bius yang
disuntikkan habis, si
anak menangis
kesakitan. Dia juga
keheranan melihat
kedua tangannya
berbalut kasa putih.
Ditatapnya muka ayah
dan ibunya. Kemudian ke
wajah pembantu rumah.
Dia mengerutkan dahi
melihat mereka semua
menangis. Dalam siksaan
menahan sakit, si anak
bersuara dalam linangan
air mata. "Ayah.. ibu...
Dita tidak akan
melakukannya lagi.... Dita
tak mau lagi ayah pukul.
Dita tak mau jahat lagi...
Dita sayang ayah..
sayang ibu.", katanya
berulang kali
membuatkan si ibu gagal
menahan rasa sedihnya.
"Dita juga sayang Mbok
Narti.." katanya
memandang wajah
pembantu rumah,
sekaligus membuat
wanita itu meraung
histeris. "Ayah.. kembalikan
tangan Dita. Untuk apa
diambil.. Dita janji tidak
akan mengulanginya lagi!
Bagaimana caranya Dita
mau makan nanti?...
Bagaimana Dita mau
bermain nanti?.... Dita
janji tdk akan mencoret2
mobil lagi, " katanya
berulang-ulang. Serasa
hancur hati si ibu
mendengar kata-kata
anaknya. Meraung2 dia
sekuat hati namun takdir
yang sudah terjadi tiada
manusia dapat
menahannya. Nasi sudah
jadi bubur. Pada
akhirnya si anak cantik
itu meneruskan
hidupnya tanpa kedua
tangan dan ia masih
belum mengerti mengapa
tangannya tetap harus
dipotong meski sudah
minta maaf...
Tahun demi tahun kedua
orang tua tsb menahan
kepedihan dan
kehancuran bathin
sampai suatu saat Sang
ayah tak kuat lagi
menahan kepedihannya
dan wafat diiringi tangis
penyesalannya yg tak
bertepi..., Namun...., si
Anak dengan segala
keterbatasan dan
kekurangannya tsb
tetap hidup tegar
bahkan sangat sayang
dan selalu merindukan
ayahnya.
#JANGAN SAMPAI KARNA
EMOSI MEMBAWA
PENYESALAN SEUMUR
HIDUP...#
#ORANG YANG SABAR
BESAR PENGERTIAN,
TETAPI SIAPA YANG
CEPAT MARAH
MEMBESARKAN
KEBODOHAN#
#JANGAN BIARKAN
MATAHARI TERBENAM
SEBELUM PADAM
AMARAHMU.#
Blessing Family Centre Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar