Mazmur 105:5-6 Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya,hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, orang-orang pilihan-Nya!
Siapa bilang mujizat tidak ada lagi? Siapa bilang mujizat hanya berlaku di jaman Alkitab? Ada begitu banyak orang tidak percaya akan adanya mujizat. Mereka memakai akal pikiran mereka sendiri seakan-akan Tuhan tidak mampu untuk melakukan segala perkara. Akal pikiran yang terbatas dibuat untuk mengukur kemampuan Tuhan yang tidak terbatas. Mereka percaya kepada Tuhan tapi tidak percaya pada mujizat. Hal ini sama saja dengan mengatakan bahwa Tuhan bukanlah Maha Kuasa. Hal ini sama saja dengan mengatakan bahwa kemampuan manusia adalah sama dengan Tuhan. Tetapi sebaliknya, ada orang percaya kepada mujizat dan pernah mengalami mujizat bahkan melakukan mujizat, tetapi tidak percaya kepada Tuhan. Mereka malah menganggap mujizat sebagai kewajiban Tuhan untuk diperlihatkan kepada mereka.
Seberapa pentingkah mujizat bagi kita? Mungkin bagi kita yang sedang menantikan mujizat, hal ini sangatlah penting dan teramat penting. Bagi orang yang tidak percaya kepada mujizat, hal itu tidaklah penting dan malah akan mentertawakannya. Tapi masalahnya adalah, pada akhir jaman Tuhan tidak pernah mempermasalahkan seberapa banyak mujizat yang kita alami, Tuhan tidak mempermasalahkan seberapa banyak mujizat yang kita perbuat (Matius 7:22). Malah sebaliknya, mujizat yang kita alami akan dipertanyakan untuk pertanggungjawaban kita. Apakah dengan mujizat yang kita alami telah membuat kita makin percaya kepadaNya ataukah akan membuat kita semakin tidak percaya kepadaNya dan malah tidak mau bertobat dan berpaling kepadaNya. Yesus pernah mengecam kota-kota yang banyak mengalami mujizat, tetapi banyak diantara penduduknya tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat (Matius 11:20-24).
Mujizat diperlihatkan Tuhan sebagai tanda kepada manusia akan keberadaanNya yang Maha Kuasa. Tuhan menghendaki agar orang yang mengalami mujizat dapat datang kepadaNya dan bertobat serta menyerahkan sepenuhnya hidupnya kepada Tuhan. Tapi ada begitu banyak orang tidak percaya kepada Tuhan, walaupun begitu banyak mujizat yang diperlihatkan kepadanya. Firaun tetap tidak percaya kepada Tuhan walaupun Musa telah menunjukkan begitu banyak Mujizat Tuhan kepadaNya. (Keluaran 2-12). Kesepuluh orang kusta yang telah mengalami mujizat kesembuhan oleh Yesus, hanya satu orang yang datang kembali kepadaNya dan memuliakan Tuhan (Lukas 17:11-19). Yang sembilan orang tidak lagi datang dan mungkin mereka sudah melupakan Yesus sebagai penyembuh mereka. Mereka hanya menganggap Yesus sebagai manusia yang mempunyai kemampuan lebih yang bisa melakukan mujizat. Kita sering berperilaku seperti Firaun yang hanya melihat mujizat tapi tidak percaya kepada Tuhan, atau seperti kesembilan orang kusta yang hanya menginginkan mujizat Tuhan tapi tidak mau mengingat dan datang kepada Tuhan untuk memuliakan Dia. Sampai sekarang mujizat masih ada dan masih terjadi baik diantara orang yang percaya kepada Tuhan maupun yang belum percaya kepada Tuhan. Pertanyaannya sekarang, apakah kita pernah mengingat kebaikan Tuhan kepada kita yang telah membuat suatu mujizat bagi kehidupan kita? Apakah kita mengingat Tuhan Yesus yang telah berkarya atas kehidupan kita dan kita mau datang kepadaNya serta menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepadaNya? Ingatlah, bahwa kehidupan kita penuh dengan mujizat. Setiap langkah dari kehidupan kita ditopang oleh Tuhan dan itu adalah mujizat karena Dia Maha Kuasa untuk memberikan kita nafas kehidupan. Oleh karena itu, datanglah kepadaNya dan serahkanlah kehidupan kita kepadaNya dengan sepenuh hati bukan hanya karena Dia telah memberikan mujizat, tapi karena kita telah percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat, Dialah yang Maha Kuasa yang berkuasa atas seluruh hidup kita di bumi dan di sorga. Mujizat itu nyata dan terjadi setiap saat di dalam kehidupan kita. Terpujilah nama Tuhan. Haleluyah. Amin
Blessing Family Centre Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar