TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA

Sabtu, 05 Juni 2010

MAAFKAN AKU AYAH... (I)

Sepasang suami isteri -
seperti pasangan lain di
kota-kota besar
meninggalkan anak-
anak diasuh pembantu
rumah sewaktu bekerja.
Anak tunggal pasangan
ini, perempuan cantik
berusia tiga setengah
tahun. Sendirian ia di
rumah dan kerap kali
dibiarkan pembantunya
karena sibuk bekerja di
dapur. Bermainlah dia
bersama ayun-ayunan
di atas buaian yang
dibeli ayahnya, ataupun
memetik bunga dan lain-
lain di halaman
rumahnya.
Suatu hari dia melihat
sebatang paku karat.
Dan ia pun mencoret
lantai tempat mobil
ayahnya diparkirkan,
tetapi karena lantainya
terbuat dari marmer
maka coretan tidak
kelihatan. Dicobanya lagi
pada mobil baru
ayahnya. Ya... karena
mobil itu bewarna gelap,
maka coretannya tampak
jelas. Apalagi anak-anak
ini pun membuat coretan
sesuai dengan
kreativitasnya.
Hari itu ayah dan ibunya
bermotor ke tempat
kerja karena ingin
menghindari macet.
Setelah sebelah kanan
mobil sudah penuh
coretan maka ia beralih
ke sebelah kiri mobil.
Dibuatnya gambar ibu
dan ayahnya,
gambarnya sendiri,
lukisan ayam, kucing
dan lain sebagainya
mengikut imaginasinya.
Kejadian itu berlangsung
tanpa disadari oleh si
pembantu rumah.
Saat pulang petang,
terkejutlah pasangan
suami istri itu melihat
mobil yang baru setahun
dibeli dengan bayaran
angsuran yang masih
lama lunasnya. Si bapak
yang belum lagi masuk
ke rumah ini pun terus
menjerit, "Kerjaan siapa
ini !!!" .... Pembantu
rumah yang tersentak
dengan jeritan itu
berlari keluar.. Dia juga
beristighfar. Mukanya
merah padam ketakutan
lebih2 melihat wajah
bengis tuannya. Sekali
lagi diajukan pertanyaan
keras kepadanya, dia
terus mengatakan ' Saya
tidak tahu..tuan." "Kamu
dirumah sepanjang hari,
apa saja yg kau
lakukan?" hardik si
isteri lagi.
Si anak yang mendengar
suara ayahnya, tiba-
tiba berlari keluar dari
kamarnya. Dengan
penuh manja dia berkata
"DIta yg membuat
gambar itu ayahhh..
cantik ... kan !" katanya
sambil memeluk ayahnya
sambil bermanja seperti
biasa.. Si ayah yang
sudah hilang kesabaran
mengambil sebatang
ranting kecil dari pohon
di depan rumahnya,
terus dipukulkannya
berkali2 ke telapak
tangan anaknya. Si anak
yang tak mengerti apa
apa menagis kesakitan,
pedih sekaligus
ketakutan. Puas
memukul telapak tangan,
si ayah memukul pula
belakang tangan
anaknya.
Sedangkan Si ibu cuma
mendiamkan saja,
seolah merestui dan
merasa puas dengan
hukuman yang
dikenakan. Pembantu
rumah terbengong, tdk
tahu hrs berbuat apa...
Si ayah cukup lama
memukul-mukul tangan
kanan dan kemudian
ganti tangan kiri
anaknya. Setelah si
ayah masuk ke rumah
diikuti si ibu, pembantu
rumah tersebut
menggendong anak kecil
itu, membawanya ke
kamar.
Dia terperanjat melihat
telapak tangan dan
belakang tangan si anak
kecil luka2 dan
berdarah. Pembantu
rumah memandikan anak
kecil itu. Sambil
menyiramnya dengan
air, dia ikut menangis.
Anak kecil itu juga
menjerit-jerit menahan
pedih saat luka2nya itu
terkena air.. Lalu si
pembantu rumah
menidurkan anak kecil
itu.. Si ayah sengaja
membiarkan anak itu
tidur bersama pembantu
rumah. Keesokkan
harinya, kedua belah
tangan si anak bengkak.
Pembantu rumah
mengadu ke majikannya.
"Oleskan obat saja!"
jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia
tidak memperhatikan
anak kecil itu yang
menghabiskan waktu di
kamar pembantu. Si ayah
konon mau memberi
pelajaran pada anaknya.
Tiga hari berlalu, si
ayah tidak pernah
menjenguk anaknya
sementara si ibu juga
begitu, meski setiap hari
bertanya kepada
pembantu rumah. "Dita
demam, Bu"...jawab
pembantunya ringkas.
"Kasih minum panadol
aja ," jawab si ibu.
Sebelum si ibu masuk
kamar tidur dia
menjenguk kamar
pembantunya. Saat
dilihat anaknya Dita
dalam pelukan pembantu
rumah, dia menutup lagi
pintu kamar
pembantunya. Masuk hari ke-empat,
pembantu rumah
memberitahukan tuannya
bahwa suhu badan Dita
terlalu panas. "Sore
nanti kita bawa ke
klinik.. Pukul 5.00 sudah
siap" kata majikannya
itu. Sampai saatnya si
anak yang sudah lemah
dibawa ke klinik. Dokter
mengarahkan agar ia
dibawa ke rumah sakit
karena keadaannya
sangat serius. Setelah
beberapa hari di rawat
inap dokter memanggil
bapak dan ibu anak itu.
"Tidak ada pilihan.."
kata dokter tersebut
yang mengusulkan agar
kedua tangan anak itu
dipotong karena
sakitnya sudah terlalu
parah dan infeksi
akut..."Ini sudah
bernanah, demi
menyelamatkan
nyawanya maka kedua
tangannya harus
dipotong dari siku ke
bawah" kata dokter itu.
Si bapak dan ibu
bagaikan terkena
halilintar mendengar
kata-kata itu. Terasa
dunia berhenti berputar,
tapi apa yg dapat
dikatakan lagi.
Si ibu meraung
merangkul si anak.

Blessing Family Centre Surabaya

0 komentar:

Posting Komentar